Meski masyarakat kerap memandang minor institusi Kepolisian karena ulah segelintir oknumnya, ternyata masih ada banyak dari mereka yang justru tak sungkan mengerjakan profesi yang tergolong milik ‘wong cilik’. Salah satunya adalah Bripda Eka Yuli Andini, anggota Sabhara Polresta Salatiga. Ia tak sungkan menjadi seorang penambal ban meski telah memiliki pangkat sebagai seorang aparat penegak hukum.
Meski awalnya sempat minder saat hendak mendaftar menjadi Polisi, Eka tetap optimis diterima karena cita-citanya yang ingin membantu ekonomi keluarga dan mengangkat derajat orangtua. Bahkan, setelah ia berhasil menjadi anggota Polwan, kebiasaanya dahulu sebagai penambal ban, tetap dilakoninya tanpa kenal rasa malu. Bagaimana lika-liku kehidupannya hingga sukses? Simak ulasan berikut.
Sosok sederhana yang berusaha menggapai mimpinya
“Awalnya, bapak ibu sempat mikir-mikir, takut kalau dikenai biaya. Kalau orang umum mandangnya kan harus bayar berapa ratus juta gitu kan?” kata Bripda Eka yang dilansir dari regional.kompas.com.
Berawal dari sosialisasi penerimaan polwan di sekolah

Namun, titik terang mulai menghampiri diri Eka tatkala adanya sosialisasi penerimaan polwan yang dilakukan oleh Polresta Salatiga di SMKN 2 Salatiga, tempatnya bersekolah. Menurut informasi yang ia terima, menjadi polisi tidak dipungut biaya apa-apa alias gratis. Eka pun akhirnya semangat untuk mendaftar. Sayang, ia kemudian menjadi bimbang karena di sisi lain, hendak mewujudkan cita-citanya berkarir di dunia broadcasting. Sesuai jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yang ia tempuh di sekolah.
“Saya kepenginnya kerja di broadcasting di televisi nasional karena saya suka animasi dan editing. Tapi, saat ada sosialisasi penerimaan polwan dikatakan gratis, dalam hati, saya pengen juga jadi polisi,” ujarnya yang dilansir dari regional.kompas.com.
Sempat minder dan akhirnya lolos sebagai polwan
“Akhirnya daftar juga meskipun sempat minder karena tinggi badan saya ngepres. Saat itu, saya daftar bareng satu sekolah ada 20 orang. Alhamdulillah, ada dua yang diterima, salah satunya saya,” ujar Eka yang dilansir dari regional.kompas.com.
Menjadi Polisi yang berprestasi
“Motivasi saya hanya satu, ingin membantu ekonomi keluarga dan mengangkat derajat orangtua,” kata Eka yang dilansir dari regional.kompas.com.
Tak malu dan tetap pede tekuni profesi sebagai penambal ban
“Saya bergantian dengan adik dan ibu saya menjaga ayah di rumah sakit. Kalau ada yang nambal ban atau isi angin, tetap saya layani,” ujar Eka yang dilansir dari regional.kompas.com.
Hebat ya Sahabat Boombastis! Meski telah sukses menjadi Polisi dan memiliki kedudukan, Bripda Eka tak sungkan nyambi menjadi seorang penambal ban. Sebuah contoh nyata yang melukiskan, bahwa pangkat dan jabatan tak lantas harus menjadikan seseorang kehilangan jati dirinya. Seperti kisah di atas, kalau sudah sukses jangan Sombong ya Sahabat Boombastis.