Maraknya persaingan mencari pekerjaan, kadang membuat kita sering putus asa atau ingin mencari uang lebih yang jauh dari keluarga. Bahkan sekarang pun penyalur tenaga kerja di Indonesia tidak sebatas pada negara tetangga atau negara Timur Tengah yang mudah aksesnya. Semakin ke sini, kita banyak menemui lembaga penyalur tenaga kerja ke Korea dan Jepang. Dengan iming-iming gaji puluhan juta, siapa yang tidak tergiur untuk berangkat ke sana?
Namun, semua hal pasti ada sisi positif maupun negatifnya. Banyak cerita yang beredar di sosial media mengenai curhatan para TKI di luar sana, terutama di dua negara tersebut. Seperti apa curahan hati para TKI yang menghasilkan puluhan juta dalam sebulan tersebut? Yuk kita simak ceritanya berikut ini.
Akibat Corona, menjalani Ramadhan yang sendu
Awal diketahui, cerita sedih ini dibagikan lewat kanal Youtube dengan nama Zhiee Leely. Wanita yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, ini merupakan TKI yang bekerja di pabrik tahu. Dalam kanal Youtube-nya, ia mengaku jika gajinya perbulan bisa mencapai Rp30 jutaan. Meskipun begitu, Zhiee sering rindu kampung halamannya karena kontrak kerja di Korea rata-rata minimal 4 tahun.
Dua tahun pacaran online, ternyata ditipu
Cerita miris ini terjadi pada Yusuf, TKI yang bekerja di Korea Selatan. Saat itu ia tengah berpacaran secara virtual dengan TKW asal Indonesia di Taiwan. Selama dua tahun menjalin hubungan asmara, Yusuf tidak pernah sekalipun melihat wajah pacarnya tersebut. Tak pernah curiga, waktu mereka video call kekasihnya selalu mengenakan cadar. Kekasihnya sendiri pernah mengirimkan foto seorang perempuan cantik yang diakui sebagai dirinya.
Meninggal karena kecelakaan
Pada tahun 2018, ada seorang TKI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta diketahui meninggal di Korea Selatan sewaktu bekerja. Wiwit Sutrisnoputro meninggal ketika tercebur ke dalam kolam rendaman besi panas sebuah perusahaan manufaktur. Saat diwawancarai oleh Suara, Ibu Wiwit menyatakan jika putra sulungnya itu berpamitan untuk membenarkan mesin sendiri, padahal hal itu sudah dilarang oleh perusahaan.
BACA JUGA: Kisah Parti Liyani, Sosok TKI yang Berhasil Jungkalkan Bos Bandara Singapura di Pengadilan
Kisah mereka sungguh miris, sekalipun kita bisa menghasilkan uang yang banyak untuk keluarga di kampung halaman. Tapi jika kita tidak bisa pulang, menikmati momen bersama, bahkan sampai mendapat celaka di negara asing. Uang yang banyak itu pun terasa sia-sia adanya.