in

Cerita Ganjar Pranowo yang Pernah Hidup Susah Sampai Berjualan Bensin Eceran

Ketegasan dan kecakapan seorang Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hal ini dibuktikannya lewat kepemimpinannya yang terpilih sebanyak dua periode. Namun siapa sangka jika dirinya dahulu sempat hidup susah sebelum menapaki sukses di dunia politik.

Pengalaman ini yang dibagikan oleh Ganjar ketika berbincang-bincang dengan Boy William yang ditayangkan dalam salah satu episode #DibalikPintu miliknya berjudul ISTANA GANJAR PRANOWO TERNYATA…?!. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan Boombastis berikut ini.

Sempat hidup susah di masa lalu

Tangkapan layar dari YouTube Boy William saat berbincang dengan Ganjar Pranowo [sumber gambar]
Kehidupan susah sempat dirasakan oleh Ganjar Pranowo di masa mudanya. Hal tersebut dialaminya hingga duduk di bangku kuliah Universitas Gadjah Mada (UGM). Ganjar juga bercerita soal kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan ketika dirinya berada pada masa-masa itu. “Ada cerita-cerita menyeramkan. Serba kekurangan, kurang makan, kurang fasilitas. Makanya kurus kan?,” ucap Ganjar.

Jual bensin eceran sejak duduk di bangku SMP

Ganjar Pranowo mengisahkan dirinya pernah berjualan bensin saat SMP [sumber gambar]
Kehidupan yang sulit juga membuat Ganjar harus bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak usia SMP, pria kelahiran Kabupaten Karanganyar 28 Oktober 1968 itu berjualan bensin eceran. Pergi kulakan hingga melayani pembeli, semua dikerjakannya dengan riang. Sang ayah yang merupakan seorang polisi, telah pensiun saat Ganjar masih duduk di bangku SMP

Perlahan menapaki sukses hingga mampu membantu kedua orang tua

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat konferensi pers di kantor Gubernur Jateng [sumber gambar]
Kehidupannya mulai membaik setelah ia dan kelima saudaranya mulai bekerja dan sukses di bidangnya masing-masing. Tak lupa Ganjar ikut membantu kedua orang tuanya melunasi utang-utang yang ada selama mereka hidup susah di masa lalu. Ia sendiri terjun ke dunia politik dan sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dalam Pemilu Legislatif di tahun 2004 mewakili Dapil Jawa Tengah VII, namun gagal.

Terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR RI

Terjun ke dunia politik dan jadi anggota DPR RI [sumber gambar]
Tak menyerah, Ganjar kemudian berhasil duduk di bangku DPR RI Komisi IV untuk periode 2004 – 2009 setelah kandidat di atasnya terpilih sebagai duta besar. Pada pemilu tahun 2009, ia kembali mencalonkan diri dan terpilih. Ganjar juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II untuk urusan dalam negeri hingga 2014. September 2012, lulusan sarjana hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng.

Terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah sebanyak 2 Periode

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen (kanan) [sumber gambar]
Ganjar yang pada saat itu berpasangan dengan Heru Sudajtmoko sebagai calon wakil gubernur, keluar sebagai pemenang dengan total perolehan suara mencapai 48,82 persen. Ia pun dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2013 – 2018 pada 23 Agustus 2013. Pada periode 2018-2023, Ganjar kembali terpilih sebagai Gubernur Jateng lewat perolehan suara 58,78 persen atau 10.362.694 suara, dengan menggandeng Taj Yasin Maimoen sebagai Wakil Gubernur.

BACA JUGA: Jadi Sorotan Soal Pancasila, Begini Rekam Jejak Puan Maharani hingga jadi Ketua DPR RI

Sulitnya masa lalu seorang Ganjar Pranowo hanya diketahui oleh segelintir orang yang pernah dekat dengan dirinya. Mungkin pada hari ini, banyak yang hanya melihat kesuksesannya berkarir di dunia politik tanpa pernah mengetahui perjuangannya dahulu. Luar biasa ya Sahabat Boombastis.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Kisah Saudara Kembar yang Akhirnya Bertemu Berkat TikTok Setelah Terpisah Selama 20 Tahun

Penyesalan Belanda Atas Penjajahan di Masa Lalu, Minta Maaf hingga Tawarkan Rp87,2 Juta