Kalau mendengar nama Albert Einstein, yang terbayang di benak kita adalah sosok ilmuwan cerdas yang telah memberi banyak kontribusi pada ilmu pengetahuan dunia. Pria yang lahir Ulm, Kerajaan Württemberg, Kerajaan Jerman, 14 Maret 1879 ini memiliki kisah hidup yang selalu menarik untuk dikulik. Tak hanya soal kepiawaiannya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga kisah hidupnya dan cerita cintanya.
Sosok yang dipandang sebagai ilmuwan terbesar di abad ke-20 ini juga ternyata memiliki kisah cinta yang penuh teka-teki. Bahkan dalam urusan asmara, Einstein bisa dibilang cukup kesulitan memahaminya. Dalam pentas yang berjudul “Dear Albert” dalam World Science Festival tahun 2014 lalu terungkap kalau Einstein merupakan sosok yang naif jika sudah berurusan dengan cinta. Meski begitu, saat masih muda Einstein dianggap sebagai sosok pemuda tampan yang dikejar banyak perempuan.
Seperti apa kisah cinta sosok jenius yang satu ini? Berikut rangkumannya. Ada banyak hal menarik yang terungkap di sini.
Pernah Menjalin Hubungan dengan Sejumlah Wanita
Bisa dibilang Einstein adalah sosok yang populer di kalangan para wanita. Ia pernah menjalin hubungan dengan sejumlah wanita bahkan setelah ia sudah menikah. Betty Neumann, ia adalah wanita yang pernah menjalin hubungan dengan Einstein pada tahun 1923. Lalu saat pindah ke Amerika Serikat tahun 1933, Einstein pernah menjalin hubungan asmara dengan Margarete Lebach, seorang wanita berambut pirang berdarah Austria.
Memiliki Seorang Putri Bernama Lieserl
Mileva Maric, ia adalah wanita pertama yang berhasil masuk ke perguruan tinggi di Eropa untuk mempelajari matematika dan fisika. Mileva merupakan istri pertama Einstein. Einstein menikahinya pada bulan Januari 1903 meskipun kedua orang tuanya menentangnya dengan alasan perbedaan latar belakang.
Keberadaan dan nasib Lieserl ini cukup misterius. Michele Zackheium dalam bukunya “Einstein’s Daughter” memaparkan bahwa Lieserl lahir dengan kondisi mental yang buruk saat lahir. Ia pun tinggal dan diasuh kerabat Mileva. Dikisahkan pula bahwa Lieserl meninggal bulan September 1903 akibat infeksi karena penyakit demam scarlet.
Einstein Membuat Kontrak Aneh dengan Mileva
Einstein dianugerahi dua putra bernama Hans Albert dan Eduard dari pernikahannya dengan Mileva. Hanya saja ada masa ketika Einstein begitu sibuk dengan urusan akademiknya. Ia sering bepergian ke berbagai negara. Hal ini jelas memengaruhi keharmonisannya dengan sang istri.
Dalam kontraknya, Einstein ingin agar semua bajunya selalu dicuci dan disimpan dengan rapi. Ia juga ingin agar makanannya selalu dikirim ke kamarnya tiga kali sehari. Tempat tidur dan ruang belajarnya juga harus selalu rapi, khususnya mejanya yang tak boleh digunakan oleh orang lain selain dirinya. Tak hanya sampai di situ saja, Einstein juga menyuruh Mileva untuk berhenti bicara di saat ia menginginkannya. Mileva juga tidak boleh meremehkan Einstein di depan anak-anak mereka. Dari semua syarat yang diajukan Einstein, Mileva mencoba untuk menerimanya.
Bercerai dengan Mileva Tahun 1919
Keharmonisan rumah tangga Einstein dengan Mileva akhirnya hancur juga. Mereka pun bercerai pada tahun 1919. Sebelum perceraian itu terjadi, Einstein dan Mileva pernah tinggal terpisah selama lima tahun (Einstein di Berlin sementara Milva tinggal di Zurich).
Einstein Menikahi Sepupunya, Elsa Lowenthal
Setelah bercerai dengan Mileva, Einstein menikah dengan Elsa Lowenthal yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Tadinya, Einstein malah berencana akan menikahi Ilse (putri Elsa dari pernikahannya yang pertama). Hanya saja Ilse yang usianya 18 tahun dari Einstein tak tertarik pada Einstein. Ilse menganggap Einstein sebagai sosok seorang ayah.
Einstein Berselingkuh
Meski sudah resmi menikah dengan Elsa tahun 1919, Einstein sempat menjalin hubungan gelap. Berselang empat tahun pernikahannya dengan Elsa, Einstein berselingkuh dengan seorang wanita bernama Bette Neuman. Bette tak lain adalah sekretarisnya sendiri dan juga keponakan dari salah satu temannya.
Kebersamaan Einstein dan Elsa Terbilang Sangat Singkat
Elsa sungguh menjadi istri yang sangat setia. Dia sering menemani Einstein bepergian dan memastikan Einstein selalu nyaman. Tahun 1929, Elsa menjadi orang yang paling berpengaruh ketika membangun rumah musim panas di Caputh, Potsdam.
Einstein mungkin jawara dalam sains, namun siapa sangka pria ini bisa dibilang payah soal asmara. Buktinya ya deretan kisah pernikahannya itu. Semua tidak berjalan mulus lantaran kesalahan sang jenius. Hal ini jadi bukti jika orang paling sempurna pun pasti punya kelemahan di sisi lain.