in

5 Kisah Anarkis Anak SD yang Tega Aniaya Temannya Sendiri, Ada yang Sampai Tewas

Para guru hanya menganggap sepele kejadian penganiayaan [image source]

Perilaku anak SD zaman sekarang memang sungguh memprihatinkan. Kelakuannya yang sudah seperti orang dewasa menyebabkan kita-kita yang melihatnya hanya bisa ngelus dada. Misalnya aja sudah ada yang berani pacaran dan posting foto-foto mesra dengan caption romantis. Selain itu gaya mereka yang sudah sok jagoan dan berani mengeroyok temannya sendiri.

Seperti kisah yang sedang viral akhir-akhir ini ada anak SD yang masuk ICU karena dikeroyok oleh teman-temannya. Hal itu membuat para netizen geleng-geleng kepala dan tak habis pikir dengan tindakan anakis mereka. Sebenarnya masih banyak lagi kelakuan sok jagoan yang dilakukan oleh para bocah-bocah ingusan.

1. Lumpuh akibat dikeroyok gara-gara gol bunuh diri

Kisah siswa yang masuk ICU gara-gara dikeroyok teman di Kediri ini menjadi salah satu kasus yang paling membuat orang-orang geram. Hanya karena masalah gol bunuh diri, beberapa siswa SDN Pakunden 1 melakukan hal yang tak sepantasnya. Dari memukuli badan hingga menendang kemaluan menjadikan T harus dirawat di Ruang ICU RS Bhayangkara.

Tega keroyok teman karena gol bunuh diri [image source]
Dokter yang memeriksa T mengatakan jika siswa tersebut menderita gangguan syaraf. Akibat yang harus diterima adalah kelumpuhan dan kesulitan berbicara. Tapi beruntung sekali nasib para pelaku pengeroyokan, mereka sudah dimaafkan oleh orangtua korban. Dan sampai saat ini bocah-bocah tersangka penganiayaan itu hanya mendapatkan bimbingan konseling dari Unit PPA.

2. Siswi SD tewas setelah dikeroyok siswa-siswa pria

Entah apa yang dipikirkan oleh siswa SD Keunalo, Aceh ini. Para lelaki mengeroyok siswi yang jelas-jelas bukan tandingannya. Tak tau apa motifnya, Nurul sempat tak mengaku jika ia sudah dianiaya oleh teman-temannya sendiri. Sampai pada akhirnya, ia mengeluh sakit di sekujur tubuhnya dan muncul memar di bagian tangannya.

Siswi di Aceh tewas dikeroyok teman pria sekelasnya [image source]
Ketika dirawat di rumah sakit, barulah siswi ini mengaku jika dia sudah dikeroyok oleh teman-teman pria sekelasnya. Nurul mengatakan kalau tangannya dipelintir dan dicekik menggunakan jilbabnya. Khawatir dengan keadaan anaknya, orangtua Nurul langsung merontgen seluruh badan putri kesayangannya. Ternyata ada luka di bagian paru-paru Nurul yang menyebabkan ia susah bangun. Karena luka tersebut, akhirnya siswi malang itu menghembuskan nafas terakhirnya.

3. Berawal dari ejekan yang berujung penganiayaan

Mengejek memang hal yang sudah tak asing lagi dilakukan oleh anak-anak SD. Biasanya mereka hanya melakukan hal tersebut karena bercanda saja. Tapi tidak dengan ketiga murid yang baru menginjak kelas dua SD ini. Mereka mengeroyok temannya yang berinisial RS karena ejekan yang bertujuan untuk bercanda saja. RS mengaku dipukuli bagian perutnya yang menyebabkan dirinya muntah-muntah lalu jatuh pingsan.

Dipukuli hingga muntah dan pingsan [image source]
Karena orangtua RS tak terima, ia melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Kapolsek Sukmajaya mengatakan jika kasus ini sebisa mungkin diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Itu semua karena mengingat usia mereka yang masih di bawah umur. Kelas dua aja berani ngeroyok, apalagi gedenya nanti..

4. Staf sekolah menganggap remeh aksi pengeroyokan

Penganiayaan juga terjadi di SD Desa Lebung Gajah, Sumatera Selatan. Tindakan anarkis anak-anak SD ini sangat mencuri perhatian para netizen. Ini karena perlakuan tersebut tidak ada penyelesaiannya. Para guru dan kepala sekolah menganggap remeh kejadian tersebut.

Para guru hanya menganggap sepele kejadian penganiayaan [image source]
Di video itu terdapat anak laki-laki yang dipukul, ditendang dan diduduki oleh teman-temannya. Murid yang jadi korban sudah menjerit dan menangis, tapi itu tak dihiraukan oleh anak-anak yang ada di kelas tersebut. Entah ke mana para guru dan pengawas sekolah yang seharusnya ada di kelas. Jika ini dibiarkan, pengeroyokan akan terus terjadi terus menerus.

5. Premanisme terjadi di SD Bukittinggi, Wakil DPR tagih rebolusi mental Jokowi

Lagi-lagi pengeroyokan anak perempuan yang dilakukan oleh laki-laki. Pada tahun 2017 lalu, peristiwa ini terjadi di salah satu SD Kota Bukittinggi. Kejadian yang tak terpuji itu menyebabkan sang Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah untuk angkat bicara. Ia tak menyangka jika ada premanisme dan vandalisme di tingkat sekolah dasar.

Pengeroyokan yang terjadi di salah satu SD Bukittinggi [image source]
Kota yang terkenal dengan sebutan religius itu sudah menghilang karena kelakuan kejam para siswa-siswa tersebut. Agama yang sudah ditanamkan di rumah maupun sekolah serasa tak ada artinya lagi. Maka dari itu, Fahri Hamzah ingin Pak Jokowi segera menerapkan revolusi mental yang selalu digembar gemborkan. Ayo Pak Jokowi, segera diterapkan. Jangan sampai kejadian anarkis ini terulang kembali..

Pengeroyokan yang dilakukan anak-anak SD tersebut memang sangat mengejutkan banyak pihak. Ini karena perlakuan mereka sudah di luar batas. Karena peristiwa ini banyak siswa yang tak bersalah menjadi korban. Ada yang lumpuh hingga paling parah adalah meninggal dunia. Hal ini bisa dihindari dengan cara menanamkan pengetahuan agama sedari kecil dan tontonan anak yang harus sesuai dengan usianya. Semoga kejadian-kejadian seperti ini tak terulang kembali.

Written by Firdha

Firdha Rahma, dilahirkan di Kota Malang tanggal 5 Agustus 1994. Ia tergabung di Boombastis.com sejak bulan Desember 2017. Perempuan bermata sipit ini suka sekali warna merah dan hewan yang bernama kucing. Dia mempunyai hobi menonton film segala genre, menulis dan baca-baca artikel tentang teknologi ponsel yang terbaru.
Punya hobi menulis sejak SMK, tapi belum begitu aktif di dunia blog. Nah, karena kuliah ada sedikit waktu senggang jadi kegiatan menulis bisa diterapkan kembali ke dalam blog. Blognya berisi tentang travelling, kuliner dan review film.

Leave a Reply

Kisah Haru Brigadir Furkan, Polisi yang Meninggal Saat Usia Pernikahan Baru 50 Hari

5 Destinasi Pulau Seribu yang Paling Bagus untuk Berbulan Madu