Baik Indonesia maupun venezuela, kedua negara besar ini ternyata memiliki kisah kelam di masa lalu yang telah menjadi bagian sejarah masing-masing, yakni soal inflasi yang kemudian berujung pada kerusuhan akibat adanya aksi unjuk rasa. Kejadian tersebut bahkan tetap menghantui hingga saat ini.
Kerapuhan ekonomi yang menghasilkan krisis moneter, membuat stabilitas keuangan kedua negara menjadi kacau. Nilai mata uang yang jadi andalan selama ini, secara tiba-tiba merosot drastis. Jika Indonesia masih bisa pulih, Venezuela justru malah terjun bebas. Seperti apa kisah kedua negara tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Negara besar yang sama-sama terkena krisis ekonomi
Inflasi mata uang rupiah pada 1998 memicu masalah serius yang tak terbayangkan sebelumnya. Nilainya yang jatuh tersungkur, menjadi sebab kekacauan di Indonesia. Terlebih, kepemimpinan Presiden Soeharto juga tengah di ujung tanduk karena dituntut mundur oleh rakyatnya sendiri setelah 32 tahun berkuasa. Krisis moneter pun langsung menggerogoti perekonomian Indonesia tak lama kemudian.
Persoalan pelik yang kemudian berujung aksi unjuk rasa hingga kerusuhan
Baik Indonesia maupun Venezuela yang sama-sama mengalami krisis moneter, peristiwa tersebut kemudian merembet ke masalah serius yang tak kalah peliknya. Kerusuhan massal! Tepatnya pada 13 Mei hingga 15 Mei 1998 yang kemudian membuat Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai kepala negara. Penjarahan, perusakan, pembakaran, hingga bentrok dengan aparat keamanan, menjadi pemandangan saat itu.
Perjuangan Indonesia dan Venezuela mengatasi krisis di negaranya masing-masing
Indonesia diketahui berjuang keras usai dihantam krisis moneter pada 1998 silam. Setidaknya, ada empat upaya yang dilakukan guna memulihkan perekonomian negara, yakni mempercepat pembangunan infrastruktur, membenahi perizinan di sektor industri, mendorong industri seperti besi, baja, dan petrokimia, serta mendorong perbaikan di sektor pariwisata.
Indonesia mampu bertahan lebih baik dari Venezuela
Jika dibandingkan dengan krisis 1998, Indonesia pada tahun 2020 ini dianggap lebih kuat dari sisi ekonomi menurut Gubernur BI Perry Warjiyo. Salah satu contohnya adalah, kurs saat ini yang mencapai Rp16 ribu per dolar tidak bisa dibandingkan dengan 1998, karena pelemahan rupiah saat itu sangat tajam yakni dari Rp2.500 per dolar AS.
BACA JUGA: 4 Bahaya Cetak Uang Ribuan Triliun Rupiah Meski Digunakan untuk Selamatkan Ekonomi
Beberapa waktu lalu, sempat ada usulan dari Badan Anggaran (Banggar) DPR RI agar Indonesia mencetak uang sebanyak-banyaknya demi menyelamatkan perekonomian akibat wabah Covid-19. Berkaca dari runtuhnya ketahanan moneter Venezuela dan Zimbabwe akibat kebijakan tersebut, beruntung usulan yang ada ditolak oleh Bank Indonesia (BI). Ngeri juga ya Sahabat Boombastis.