Mimpi Indonesia mempunyai kereta cepat sekelas shinkasen di Jepang, bakal terwujud tak lama lagi. Hal ini telah direncanakan oleh pemerintah Indonesia, yang sedianya akan menggandeng pihak swasta untuk bekerja sama dalam proyek prestisius tersebut. Rencananya, kereta semicepat tersebut akan menggunakan tenaga listrik, bukan tenaga diesel seperti kereta api umum di Indonesia.
Menurut Menko Maritim, Luhut Pandjaitan, wacana pembangunan kereta semicepat ini termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang baru. Dikabarkan juga, pihak Jepang akan digandeng pada rencana prestisius ini. Namun sayang, pemerintah Indonesia akhirnya menunjuk Tiongkok sebagai mitra strategis yang akan menggarap proyek tersebut. Disamping membutuhkan dana hingga triliunan rupiah, berikut fakta mencengangkan tentang kereta api cepat tersebut.
Rencananya dikerjakan pada pertengahan 2018
Pemerintah pusat Indonesia, melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sedianya akan merealisasikan pengerjaan proyek ini pada pertengahan 2018. Selain masih mencari masukan dan ide, berbagai diskusi mengenai proyek tersebut sangat intens dilakukan. Salah satu pokok bahasan yang dibicarakan adalah, pembuatan jalur baru atau menggunakan jalur di sisi eksisting (jalur yang tersedia).
Membengkak hingga tembus Rp 100 triliun
Pada rencana awal, proyek pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta Surabaya tersebut mempunyai alokasi anggaran dana sebesar Rp 60 Triliun. Namun, proyek yang rencananya akan menggunakan jalur rel sempit atau Narrow Gauge tersebut, ternyata membutuhkan dana sekitar Rp 100 Triliun. Membengkak dari rencana awal yang hanya Rp 60 Triliun.

Pemerintah Indonesia sendiri berusaha untuk menekan anggaran tersebut menjadi Rp 90 Triliun. Kalkulasinya, pemerintah akan melibatkan kontraktor dalam negeri sendiri. Kedua, menggunakan teknologi yang dikembangkan sendiri, dan ketiga, pemerintah akan mengoptimalkan semua teknologi yang dibutuhkan demi tercapainya pembangunan kereta cepat tersebut.
Bangun rel tambahan
Tidak hanya berkonsultasi dengan pihak Jepang, Pemerintah Indonesia juga akan meminta saran dari sisi teknologi kepada Korea Selatan sebagai pihak ketiga. Meski tidak terlibat dengan proyek tersebut secara langsung, Korea Selatan dinilai masih mempunyai kelebihan di bidang kereta cepat yang ada di negaranya.
Pemerintahan Jokowi bentuk otoritas pengelola utang proyek KA cepat
Tak dipungkiri, proyek prestisius seperti kereta cepat ini tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, presiden Jokowi memutuskan untuk membentuk sebuah otoritas khusus yang akan menangani keuangan bagi proyek tersebut. Hal ini dilakukan karena adanya potensi aliran dana dari Jepang dan negara lainnya yang bisa digunakan, tanpa melibatkan anggaran APBN negara.
Gunakan teknologi tinggi
Pada kesepakatan awal, pemerintah Indonesia telah menyepakati jalur revitalisasi jalur kereta api dengan pihak Jepang. Jalur yang melintas di bagian utara Jawa tersebut, akan dilewati oleh rute Jakarta-Surabaya yang akan memakai jalur eksisting atau trek yang sudah ada sebelumnya.
Meski masih dalam tahapan wacana, rencana prestisius dari pemerintah tersebut, patut diapresiasi. Selain memajukan bidang industri kereta api di Indonesia, proyek tersebut juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi tingkat kemacetan yang timbul dari kendaraan bermotor. Karena proyek tersebut menelan biaya yang tidak sedikit, mudah-mudahan tidak ada tindakan korupsi dan kolusi pada transportasi rakyat tersebut.