Ariel Noah pernah bernyanyi, “Dan terjadi lagi..”
Sepantasnya, seorang guru itu mendidik dan mengayomi murid-muridnya. Namun beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia terus tercoreng oleh para tenaga pengajar yang justru menjadi momok bagi didikan mereka. Satu yang terbaru adalah seorang oknum guru mengaji di Kota Padang, Sumatera Barat dengan inisal MEM.
Pria 59 tahun ini, diduga telah melakukan pencabulan kepada murid-murid ngajinya. Tiga wali dari murid sudah melaporkan kebejatan sang guru ngaji ke Polresta Padang. Namun, pihak berwajib memperkirakan jumlah korban bisa mencapai belasan orang. Begini ulasan selengkapnya tentang kasus ini.
Tiga korban yang melapor masih anak-anak
Warga curiga, setelah divisum ketakutan menjadi nyata
Kronologi kejadian ini hingga diketahui masyarakat, berawal dari kecurigaan warga. Pencabulan diperkirakan berawal sejak Oktober 2021. Akhirnya, ada salah satu warga yang melakukan visum terhadap korban. Dari hasil visum, terbongkar borok MEM yang mencabuli murid-muridnya.

Keluarga yang tidak terima bersama warga mendatangi MEM. Sempat ribut, pria ini lalu diserahkan ke pihak RT, kemudian diserahkan ke Polresta Padang untuk diamankan dari amukan masyarakat.
Keluarga langsung melaporkan perlakuan jahat MEM pada anaknya
Membujuk korban dengan meminjamkan HP
Saat melakukan pencabulan, MEM melancarkan modusnya dengan memancing korban menggunakan HP miliknya. Si korban digiring masuk ke dalam kamar musala. Di kamar itulah para korban mendapatkan pelecehan seksual. MEM sendiri sudah mengakui modus dan perbuatan bejatnya tersebut kepada para orang tua korban.
Guru mengaji di Jawa Timur juga diduga melakukan perbuatan cabul
BACA JUGA: Pria Cabuli Anak Kandung di Depan Ibu Tiri hingga Hamil, Satu Keluarga Diusir dari Kampung
Kejadian yang terus berulang, tampaknya membutuhkan sebuah solusi cepat dan dahsyat. Tujuannya tak lain untuk melindungi anak-anak dari para predator seksual. Tak hanya menuntut orang tua untuk lebih waspada, pemerintah seharusnya punya formula tepat agar tak ada lagi nurani anak-anak yang terluka akibat kebejatan orang dewasa.