Pernah mendengar nama Swaziland? Kalau belum, Swaziland ini merupakan salah satu negara kecil di Afrika Selatan yang dulunya merupakan jajahan Inggris. Negara ini merdeka pada tahun 1968 dan diperintah oleh presiden. Di negara ini sendiri, pemimpin disebut sebagai raja, dan pemerintahan berjalan dengan monarki absolut, artinya kekuasaan mutlak.
Saat ini Swaziland diperintah oleh raja Mswati III, sosok yang menggantikan raja sebelumnya, Sobhuza II. Mswati sendiri sempat hadir dalam pelantikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. Nah, ngomong-ngomong tentang raja Swaziland, ada banyak sekali hal yang akan kita bahas, di antaranya adalah jumlah istri dan kekayaan yang berlimpah ruah.
Punya belasan istri
Istri pemerintah yang banyak sebenarnya bukan hal yang aneh di negara ini. Raja Mswati ini sendiri punya 15 orang istri yang melayani ia selama berkuasa sebagai pemimpin. Hal ini bukan sesuatu yang ‘wah’ mengingat raja sebelumnya jauh lebih banyak.
Kekayaan yang melimpah ruah
Dalam catatan Forbes 2014, Mswati III adalah raja terkaya ke-4 di Afrika, dan raja paling tajir ke-17 dunia. Ia punya kekayaan yang tak kurang dari 50 juta dolar Amerika. Belum lagi ditambah dengan aset dan perusahaan yang mencapai 140 juta dolar AS pula.

Wajar saja kalau istrinya berfoya-foya dan hidup sangat glamour, bisa habiskan puluhan juta dolar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setahun sekali, Raja Mswati III mengirim istri-istrinya ke Amerika Serikat untuk berbelanja sepuasnya, bahkan sampai menyewa pesawat, seperti dilansir dari tirto.id.
Punya bandara dan pesawat jet pribadi
Punya banyak uang, jelas saja ia bisa memenuhi apa saja yang menjadi keinginannya. Diketahui, sang raja ini punya landasan (bandara) dan pesawat jet pribadi. Ia juga tak segan untuk membeli belasan mobil mewah guna menjadi koleksi dan keperluan banyak Istri dan anaknya.
Kehidupan rakyat yang menderita dan serba kekurangan
Di balik raja yang banyak istri dan hidup bergelimang harta, rakyat yang ada di negara ini menderita luar biasa. Angka pengangguran tinggi dan harapan hidup rendah, sekitar 63% rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan tidak layak.
BACA JUGA: Kerajaan Eswatini, Pemerintahan di Afrika Selatan yang Turut Hadir dalam Pelantikan Jokowi
Agak dilematis ya melihat fenomena di Swaziland ini. Ketimpangan antara rakyat dan pemimpinnya begitu terlihat. Harapan terbesar bagi masyarakat bisa segera berubah kehidupannya. Sang Raja tentu juga memikirkan semua ini dan mungkin saja sedang melakukan upaya terbaik untuk itu.