Indonesia menempati posisi kedua dunia sebagai negara yang paling beragam bahasanya. Posisi pertama ditempati oleh Papua Nugini dengan 867 bahasa, selanjutnya Indonesia dengan 742 bahasa, salah satunya adalah Bahasa Jawa. Berbicara tentang Bahasa Jawa, pulau dengan jumlah penduduk padat ini memiliki sekitar 20 jenis Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Nah, beberapa hari yang lalu, seorang youtuber asal Jawa Timur baru saja membuat sebuah prestasi gemilang melalui film yang berbahasa Jawa. Sayangnya, sebelum film ini muncul di layar perak, respon negative yang diberikan oleh netizen cukup membuat prihatin. Oke, tanpa bermaksud untuk membandingkan dengan Bahasa suku apapun, mari kita simak 5 bukti kehebatan Bahasa Jawa yang seharusnya membuat kita bangga.
Dipelajari di beberapa negara dan sekolah di luar negeri
Digunakan di bandara Internasional Dubai
https://www.youtube.com/watch?v=WS5I6vJqGcA
Jika di negeri sendiri Bahasa Jawa kurang peminat bahkan dinyinyirin, di Dubai malah digunakan sebagai pengumuman Informasi penerbangan di bandaranya. Menurut Walter Riggans, Divisional Vice President Emirates, penggunaan Bahasa Jawa ini untuk memudahan penumpang yang tidak memahami Bahasa Inggris dan Arab. Walaupun mengundang gelak tawa karena dituturkan oleh orang asing, setidaknya kita perlu memikirkan satu hal ’di negeri kita sendiri apakah ada bandara yang menggunakan Bahasa Jawa?’
Bahasa yang detail dan sangat kaya kosa kata
Tingkatan Bahasa untuk menunjukkan kesopanan
Bahasa yang sangat mudah dipelajari
Pernah mendengar bule yang sangat fasih berbicara dengan Bahasa Jawa? Jika iya, hal tersebut tentu menjadi poin istimewa tersendiri jika Bahasa Jawa itu sangat mudah dipelajari. Meskipun kosa-kata sangat detail, tapi tak ada aturan terikat waktu, subjek, hingga keadaan seperti yang kita temukan dalam Bahasa Inggris. Bahkan mereka yang aslinya dari negara lainpun mengakui kemudahan dalam mempelajari Bahasa Jawa. Bagaimana denganmu yang berasal dari negeri ini?
Ironi memang jika kita yang lebih mengenal kayanya bahasa, namun memberi respon negative terhadap hal tersebut. Seharusnya perkembangan globalisasi tidak lantas membuat kita cinta dengan bahasa asing dan mengikis bahasa sendiri. Mari sekarang sama-sama menjaga dan menyemangati, tidak mau kan kalau budaya, bahasa, dan semua hal yang sudah menjadi milik kita diambil oleh orang lain.