Hong Kong membara! Jumat pagi (28/11/2025), enam gedung 31 lantai di kompleks permukiman Wang Fuk Court di distrik Tai Po dilalap api. Tragedi yang sangat memilukan karena di sana ada ratusan penghuni yang diperkirakan ikut menjadi korban jiwa akibat kebakaran tersebut.
Api diperkirakan merembet dari bawah sehingga kecil kemungkinan para warga yang tinggal di gedung-gedung tersebut bisa menyelamatkan diri. Ratusan petugas dan mobil pemadam dikerahkan untuk meminimalisir korban jiwa, mesti kenyataannya, tidak sedikit yang meninggal dunia.
Bagaimana kronologinya?
Kebakaran melalap 6 gedung tinggi dengan ratusan orang di dalamnya
Dalam video yang dibagikan di banyak akun dari berbagai media sosial, kebakaran yang melanda enam gedung di kawasan Tai Po tersebut sangat mencekam. Si jago merah merembet dan menghanguskan apa pun yang bisa dilalapnya. Malam menjadi benderang karena besarnya kobaran api.
Raungan mobil pemadam kebakaran pun tak henti berbunyi. Pemerintah Hong Kong mengerahkan, setidaknya 128 mobil pemadam kebakaran dan hampir 800 petugas untuk memadamkan api. Semua akses jalan menuju kompleks gedung ini ditutup demi keselamatan masyarakat dan kelancaran proses pemadaman.
Pemadam kebakaran kesulitan, suhu dalam gedung terlalu panas
Derek Armstrong Chang, Wakil Direktur Operasi Pemadam Kebakaran EM Hong Kong menjelaskan bahwa ini merupakan situasi yang sulit. Gedung yang dibangun sekitar tahun 1980-an tersebut terbakar hebat, puing-puing dengan jilatan api terus berjatuhan, membahayakan masyarakat dan petugas pemadam kebakaran di sekitarnya.
Chang juga menekankan bahwa besarnya kobaran api membuat suhu di dalam gedung amat tinggi. Hal ini juga menyulitkan para pemadam untuk bisa masuk dan melakukan operasi penyelamatan serta pemadaman.
Bambu untuk renovasi diperkirakan memperparah kebakaran
Sebuah catatan menarik, kebakaran gedung Wang Fuk Court ini terjadi saat bangunan tersebut sedang direnovasi. Yang unik, Hong Kong ternyata masih percaya dengan tradisi menggunakan rangka bambu untuk konstruksi, termasuk dalam membangun gedung pencakar langit.
Susunan bambu-bambu inilah yang diperkirakan makin memperparah keadaan. Mudah terbakar dan menyebarluaskan api dalam sekejap. Bekas bambu yang terbakar pun juga merepotkan karena hangus dan berjatuhan ke jalanan.
Selain bambu, alarm-alarm di apartemen yang kebanyakan dihuni oleh para lanjut usia ini juga tidak menyalakan saat kebakaran terjadi. Hal ini diketahui setelah petugas menguji beberapa sampel produk alarm kebakaran dimana sebagian di antaranya memang tidak berfungsi dengan baik.
11 WNI hilang kontak, 6 resmi dinyatakan meninggal dunia
Lebih dari itu, kebakaran ini juga menjadi duka bagi Indonesia. Sebanyak 11 WNI dinyatakan hilang kontak, seperti menambah duka bagi ratusan warga Hong Kong yang menjadi korban jiwa dan terluka.
Sabtu pagi (29/11/2025), KJRI Hong Kong memberi konfirmasi bahwa sudah 6 warga negara Indonesia yang meninggal dalam kejadian mengenaskan ini, sesuai dengan laporan dari Kepolisian Hong Kong. Hal ini disampaikan kepada wartawan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vahd Nabyl A Mulachela dan KJRI terus menjalin komunikasi dengan keluarga para korban kebakaran.
Polisi tangkap orang-orang yang diduga sebagai tersangka kebakaran
Polisi tidak tinggal diam. Menghadapi kebakaran ini, mereka menangkap delapan orang yang berkaitan dengan renovasi kompleks apartemen Wang Fuk Court. Mereka yang ditangkap berusia antara 40 sampai 63 tahun, termasuk di dalamnya subkontraktor perancah, direktur perusahaan konsultan teknik, sampai manajer proyek yang mengawasi renovasi.
Dalam pemeriksaan para tersangka, diduga api bermula dari jaring perancah di lantai bawah salah satu gedung, kemudian menjalar secara cepat melalui panel busa yang mudah terbakar. Mirisnya, material ini terpasang di jendela-jendela di hampir setiap lantai.


