Trending

Kasus Keracunan MBG di MAN 1 Cianjur, Korban Terus Bertambah

Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus yang muncul di balik proyek pemerintah untuk memberikan asupan gizi bagi generasi muda Indonesia, salah satunya adalah keracunan.

Yang terbaru adalah kasus keracunan MBG di MAN 1 Cianjur yang terjadi pada Senin (21/4/2025). Para siswa bertumbangan dan dilarikan ke rumah sakit setelah menyantap menu makan siang gratis tersebut.

Puluhan siswa dilarikan ke rumah sakit, akibat menu MBG?

Puluhan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Jawa Barat dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala-gejala keracunan. Dugaan sementara, hal ini terjadi karena mereka menyantap makan bergizi gratis (MBG).

Hingga saat ini, jumlah siswa yang mengalami masalah kesehatan terus bertambah. Sebelumnya dikabarkan bahwa para pelajar malang tersebut dirawat di dua rumah sakit, dimana 28 siswa dirawat di RSUD Sayang Cianjur dan 10 pelajar dirawat di RS Bhayangkara Cianjur.

Kemungkinan jumlah korban keracunan bisa bertambah

Bupati Cianjur, Wahyu Ferdian mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus keracunan siswa MAN 1 Cianjur ini. Kepada wartawan, Wahyu mengatakan bahwa jumlahnya belum bisa dipastikan karena kedatangan korban keracunan tidak secara serentak dan masih terus berdatangan.

Wahyu miris dengan terjadinya kelalaian ini. Ia berharap kasus ini bisa segera tertangani dengan baik. Wahyu merasa sedih dan kaget karena anak-anak yang seharusnya sekolah malah mendapat musibah keracunan. Dirinya juga menginstruksikan adanya koordinasi antara jajaran puskesmas dan pihak sekolah untuk melakukan pendataan.

Sampel sudah diambil untuk memastikan penyebab keracunan

Dikutip dari kompas.com, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, menerangkan bahwa jumlah korban yang kini mencapai 38 orang dan semua tercatat sebagai siswa dari MAN 1 Cianjur. Menurut Frida, gejala-gejala yang dialami oleh mereka yang dirawat, antara lain adalah muntah, mual, dan pusing.

Hingga saat ini, belum bisa dipastikan sumber penyebab yang pasti dari penyebab bertumbangannya para pelajar tersebut. Tetapi Frida memastikan bahwa sampel makanan telah diamankan dari dapur umum yang memasok makanan tersebut.

Ditangani oleh Polres Cianjur, 10 saksi diperiksa

Kasus keracunan siswa di Cianjur saat ini ditangani oleh Polres Cianjur. Kasat Reskrim AKP Tono Listianto menuturkan bahwa usai ada laporan, tim dari Satreskrim Polres Cianjur dan Polsek setempat diturunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.

AKP Tono menerangkan bahwa tim tersebut mengumpulkan bahan keterangan di lapangan, dan menyita beberapa sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Selain koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur dan Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk pemeriksaan sampel makanan, Polres Cianjur juga telah meminta klarifikasi terhadap 10 orang sebagai saksi, mulai dari penanggung jawab CV, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Cianjur, Ahli Gizi SPPG, staf tiga orang, tim pengemas, dan dua orang kurir atau pengantar makan.

Bukan kasus yang pertama kali, BGN tambah SOP baru

Kasus siswa keracunan yang diduga berasal dari menu MBG di MAN 1 Cianjur bukan yang pertama kali terjadi. Berdasarkan berita yang beredar, sebelum kejadian di Cianjur juga sudah ada kasus-kasus lain yang membuat banyak siswa dari berbagai daerah bertumbangan.

Mulai dari keracunan massal di SDN Proyonanggan 5 Batang (14/4/2025) dimana 60 siswa mengalami mual dan sakit perut usai mengkonsumsi menu MBG, kasus keracunan di SD Katolik Andaluri, Waingapu (19/2/2025) dengan jumlah korban 29 siswa, di SDN Alaswangi 2, Pandeglang (22/4/2025) dengan jumlah korban 28 siswa, hingga keracunan massal di SDN Dukuh 3, Sukoharjo (16/1/2025) dengan korban mencapai 40 siswa.

Untuk menghindari kasus ini terus berulang, Badan Gizi Nasional (BGN) menambah standar operasional prosedur (SOP) dalam pelaksanaan MBG. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menerangkan, SOP baru yang akan diterapkan adalah pembersihan sisa makanan yang akan dilakukan oleh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG). Dadan juga menambahkan bahwa akan ada pelatihan sebagai langkah penguatan SDM di lapangan.

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

2 days ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 days ago

Indonesia Tidak Ciut Dikeluarkan dari Bursa Tuan Rumah Olimpiade setelah Tolak Atlet Israel

Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…

4 days ago

Kasus Pelecehan Kepala SPPG Bekasi, Diduga Pelaku Anak Anggota TNI

Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak…

5 days ago

Delpedro Tetap Tersangka, Ibunda: Kutuntut Kalian di Akhirat

Hakim akhirnya bersikukuh menolak permohonan praperadilan dari Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen Rismansyah. Dengan…

6 days ago

Kisah Viral Kang Asep yang Dedikasikan Diri Jadi Caregiver

Di tengah kehidupan yang menjengahkan, ternyata kita harus percaya bahwa kebaikan itu akan selalu ada.…

7 days ago