Trending

Kasus Kepsek Tampar Siswa Merokok, Hampir Dicopot tetapi Dapat Dukungan Netizen

Masih ingat dengan kasus penamparan seorang siswa yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten? Kejadiannya memang berakhir damai, namun ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dari momen ini.

Tak hanya tentang moralitas generasi muda, beragam cerita juga hadir di sana. Termasuk bagaimana perjuangan sang Kepala Sekolah dalam menghadapi tuduhan dan tuntutan publik, ketika didemo oleh ratusan muridnya, hingga bagaimana seharusnya peran orang tua dalam mendidik anak di masa sekarang.

Awal kejadian tamparan Kepala Sekolah kepada siswa

Bicara soal fakta, mari ketahui lebih dulu kronologinya. Peristiwa ini bermula saat Dini Fitri, sang Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga kedapatan menampar seorang murid. Bukan tanpa alasan, karena siswa tersebut ketahuan sedang merokok di dalam lingkungan sekolah di tengah-tengah kegiatan Jumat Bersih yang, ironisnya, adalah waktu bagi para siswa untuk meningkatkan kepedulian akan kebersihan.

Anak yang ditampar tersebut kedapatan tidak mengikuti kegiatan. Ia memilih untuk menepikan diri sambil menikmati sebatang rokok di area kantin sekolah. Eskalasi meningkat hingga tangan Dini mendarat di pipi sang siswa, berujung pada laporan polisi.

Bantah menampar, hanya pukulan ringan disertai peringatan keras

Menurut keterangan saksi yang dihimpun dari detiknews.com, bukan hanya tamparan saja yang diberikan Dini. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadindikbud) Provinsi Banten, Lukman menerangkan bahwa ada teguran dengan kata-kata yang tergolong kasar.

Dini Fitri sendiri mengklarifikasi bahwa dirinya saat itu emosi melihat ulah siswanya. Teguran keras itu bersifat spontan karena siswa tersebut berbohong dan mengelak ketika diminta untuk mengakui perbuatannya. Sementara untuk tamparan yang dimaksud, ia menegaskan tidak ada pemukulan keras, hanya kontak fisik pelan.

Orang tua putuskan untuk buat laporan di kepolisian

Nasi sudah menjadi bubur. Kontak fisik sudah terjadi dan orang tua siswa yang bersangkutan mendengar perbuatan Kepala Sekolah tersebut. Mereka akhirnya memutuskan untuk mempolisikan Dini Fitria.

Dengan terlanjur ramainya atensi publik, kepolisian bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan. Beberapa keterangan pun dihimpun dari para saksi yang mengetahui kejadian ini. Tujuannya untuk mendapatkan fakta yang berimbang antara siswa dan Kepala Sekolah.

Siswa lain mogok, Kepsek hampir dicopot, warganet menengahi

Yang menarik, aksi tamparan Kepala Sekolah tersebut tidak berhenti antara Dini dan siswa bersangkutan. Entah dari mana datangnya angin, sekitar 630 siswa SMAN 1 Cimarga juga ikut-ikutan demo dan mogok sekolah sebagai bentuk solidaritas terhadap temannya. Namun aksi tersebut tidak berlangsung lama, hanya berlangsung dua hari saja sebelum kembali bersekolah seperti biasa

Sementara itu, Kepala Sekolah menerima konsekuensi dari tindakannya. Ia disanksi oleh Pemerintah Provinsi Banten dengan tujuan untuk memudahkan pemeriksaan dan klarifikasi kejadian. Namun berkat gelombang dukungan dari warganet, Dini Fitri kini sudah bertugas lag sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga.

Orang tua lapor polisi, apakah salah?

Banyak warganet yang menyayangkan orang tua siswa yang merokok karena membuat laporan ke kepolisian. Lalu, apakah hal ini dibenarkan? Apakah ini merupakan bentuk dari tanggung jawab yang membuat generasi muda zaman sekarang terlihat lemah?

Dihimpun dari Instagram narasinewsroom, psikolog Efnie Indrianie berpendapat bahwa orang tua tidak sepenuhnya salah karena mereka bertindak dengan insting mereka sebagai pelindung dari sang anak. Sebuah mekanisme otomatis yang dimiliki oleh orang tua kepada anak.

Namun Efnie menggarisbawahi bahwa orang tua juga harus lebih bijaksana dalam berpikir. Artinya, bisa menghimpun informasi lebih banyak ketika anaknya mendapat masalah. Melihat dari sisi yang tidak atau belum mereka lihat.

Efnie meminta agar orang tua lebih aktif dalam menelusuri duduk permasalahan sebenarnya. Pasalnya, berpihak kepada anak tanpa tahu akar problematikanya bisa mematikan pembelajaran karakter anak dalam mempelajari kesalahannya.

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

5 days ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

7 days ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

1 week ago

Kebakaran Hong Kong Sebabkan Ratusan Korban Jiwa, 6 Terkonfirmasi WNI

Hong Kong membara! Jumat pagi (28/11/2025), enam gedung 31 lantai di kompleks permukiman Wang Fuk…

1 week ago

Bencana Alam Dahsyat Sumatera Utara dan Aceh Telan Puluhan Korban Jiwa, Cuaca Ekstrem?

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, cuaca hujan kali ini benar-benar menjadi momok bagi rakyat Indonesia. Tak…

2 weeks ago