Kalau ditanya punya hutang bagaimana rasanya? Itu sudah ibarat kita masak mie instan namun baru sadar kalau bumbunya tidak ada. Cuma rasa eneg dan hambar yang dirasa. Iya, eneg kalau ditagih-tagih melulu dan hambar karena merasakan uang masuk terus, lenyap seketika demi bayar hutang. Nah selain itu orang punya hutang ini juga ibarat pasangan baru yang sedang “anget-angetnya”. Lha gimana enggak anget, lha wong setiap hari ditanya kabar, “Pagi, gimana keadaanya sekarang, baik?”. Memang romantis sih, tapi embel-embelnya itu loh “Bisa bayar hutang?”. Duh pingin telfon Oppa Jong Un aja biar melulu lantakkan si penagih hutang dengan nuklir.
Beberapa waktu yang lalu rupanya maya sempat dibuat heboh dengan postingan salah seorang netizen mengenai masalah hutang. Saking kesalnya karena uang yang dipinjam temannya tidak kembali, alhasil ijazah sebagai barang “sitaan” milik orang yang berhutang dibakar hangus menjadi abu.

Ya, bagaimana lagi, saat ditagih hutang selalu saja ngeles, kalau tidak ya hilang entah ke mana. Saya mulai curiga kalau orang-orang yang berhutang itu sebenarnya adalah ninja-ninja dari konoha, yang bisa menghilang sekejap mata. Atau kalau bukan ya mereka tak sengaja lewat di segitiga Bermuda dan hilang entah ke mana. Tapi ya entahlah.
Dari kasus ini kita belajar sebagai orang yang berhutang mesti sadar diri ketika punya tanggungan. Jangan lari atau malah lebih galak saat ditagih. Begitu pula sebaliknya, buat yang punya hutang silahkan lebih sabar dan legowo biar kuat menghadapi cobaan itu.