in

Benarkah Kaos Abu-Abu yang Dipakai Mark “CEO Facebook” adalah Simbol Kesederhanaan?

fi
fi

Sudah lebih dari 1,4 miliar orang di dunia yang menggunakan Facebook. Jejaring sosial yang satu ini memang jadi salah satu andalan penduduk dunia untuk saling berkomunikasi, bersosialisasi, hingga berbisnis. Bahkan di Indonesia sendiri, hampir tak ada yang tak mengenal jejaring sosial yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg ini.

Mark yang baru dikaruniai seorang putri cantik bernama Max ini tak diragukan lagi kekayaannya. Sebagai CEO Facebook, pria yang drop out dari Universitas Harvard ini sudah berhasil mengantongi keuntungan bersih (net worth) sebesar 33,4 miliar dolar dan ia jadi miliarder nomor 16 terkaya di dunia versi Forbes tahun 2015 lalu. Dengan nilai kekayaan sebesar itu, rasanya hidup berfoya-foya tak ada salahnya, ya. Tapi meski begitu, Mark tetap dikenal dengan pria yang sederhana. Salah satu cirinya bisa dilihat dari cara berpakaiannya sehari-hari yang seringkali mengenakan kaos berwarna abu-abu. Namun, benarkah kaos itu jadi simbol kesederhanaan? Yuk, coba kita ikuti kepingan kisah dan kehidupannya di sini.

1. Mark, Jenius Sejak Anak-Anak

Edward dan Karen Zuckerberg pasangan dokter gigi dan psikiater ini memiliki empat anak: Randi, Donna, Arielle, dan Mark di Dobbs Ferry, New York. Mark sejak kecil sudah terlihat menonjol. Di usianya yang baru 12 tahun, ia telah membuat program pengirim pesan bernama Zucknet dengan menggunakan Atarai BASIC. Tak hanya itu ia juga menciptakan sendiri games untuk teman-temannya.

Mark, Jenius Sejak Anak-Anak [image source]
Mark, Jenius Sejak Anak-Anak [image source]
Saat duduk di bangku SMA di Phillips Exeter Academy in New Hampshire, Mark membuat platform music streaming yang menarik perhatian AOL dan Microsoft. Hanya saja di usianya yang masih remaja saat itu dia menolak tawaran akuisisi maupun pekerjaan. Tak hanya menyukai dunia komputer, Mark juga menyukai karya seni klasik seperti The Odyssey dan jadi kapten di tim anggar sekolahnya.

Tahun 2002, Mark kuliah di Universitas Harvard. Ia pun dikenal sebagai seorang developer handal. Tak lama ia dan teman-temannya membuat “The Facebook” cikal bakal Facebook. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk drop out agar bisa lebih fokus penuh waktu mengurusi jejaring sosial barunya tersebut.

2. Mark dan Koleksi Kaos Abu-Abunya

Kalau kita coba cari di internet foto Mark Zuckerberg, kita akan mudah sekali menemukan foto Mark yang mengenakan kaos abu-abu. Apakah ia tak pernah ganti baju? Kenapa kaos yang dipakai masih yang itu-itu saja? Mark mengaku kalau ia punya sekitar 20 kaos abu-abu yang hampir kembar satu sama lain. Kalau istrinya punya banyak baju dan barang di lemarinya, Mark punya satu lemari yang isinya koleksi kaos abu-abu.

Mark dan Koleksi Kaos Abu-Abunya [image source]
Mark dan Koleksi Kaos Abu-Abunya [image source]
Salah satu alasan yang ia ungkapkan kenapa lebih sering memakai kaos abu-abu adalah karena ia tak mau menghabiskan energinya untuk hal-hal yang kurang penting. Dengan memakai baju yang hampir sama setiap harinya, dia tak perlu menghabiskan waktu untuk memilih atau memilah baju yang akan dikenakannya setiap hari. Hidup sederhana dan nggak neko-neko, itulah kesan yang kita tangkap dari penampilan harian Mark dengan kaos abu-abunya.

3. Tak Mengendarai Mobil Super Mewah dan Masih Sempat Makan di McD Saat Honeymoon

Dengan kekayaannya, Mark bisa saja membeli mobil Tesla atau Ferrari. Tapi ia memilih untuk mengendarai mobil Volkswagen GTI warna hitam dengan transmisi manual. Mark mungkin tak terlalu terobsesi punya barang-barang mewah bermerk. Ia lebih memilih membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang sifatnya lebih personal.

Tak Mengendarai Mobil Super Mewah dan Masih Sempat Makan di McD Saat Honeymoon [image source]
Tak Mengendarai Mobil Super Mewah dan Masih Sempat Makan di McD Saat Honeymoon [image source]
Mark dan istrinya Priscilla Chan sempat berbulan madu ke Italia dengan menggunakan jet pribadi dan menginap di hotel bintang lima. Memang mewah, ya. Tapi paparazzi juga sempat melihat keduanya makan di McDonald.

4. Membeli Lahan di Hawaii dan Rumah Jutaan Dolar

Bulan Oktober 2014, Mark mengeluarkan kocek 100 juta dolar untuk membeli 750 hektar lahan Kauai, Hawaii. Lahan itu ia beli untuk membangun tempat liburan pribadi. Di Palo Alto, Mark menghabiskan lebih dari 45 juta dolar untuk membeli rumah seluas 5.000 kaki persegi dengan lahan dan bangunan sekitarnya. Tak hanya itu saja. Dia juga membeli sebuah rumah mewah seharga 10 juta dolar di San Fransiso lalu menghabiskan 1 juta dolar lagi untuk merenovasi dan melakukan perbaikan di sana sini.

Membeli Lahan di Hawaii dan Rumah Jutaan Dolar [image source]
Membeli Lahan di Hawaii dan Rumah Jutaan Dolar [image source]
Mark rupanya tak sembarangan menggunakan atau membelanjakan uangnya. Meski ia tak membeli mobil super mewah, tapi ia sudah punya lahan dan rumah seharga jutaan dolar yang pastinya akan lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Selain membeli lahan dan rumah jutaan dolar, ia juga terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial.

5. Berdonasi dan Sumbangkan Saham

Tahun 2013, Mark mendonasikan 992 juta dolar untuk Silicon Valley Community Foundation. Kemudian pada tahun 2014, ia menyumbangkan 75 juta dolar untuk San Fransisco General Hospital. Ketika akhirnya putri pertamanya lahir, Mark menyumbangkan 99 persen saham Facebook (sekitar 45 juta dolar) untuk kemanusiaan.

Berdonasi dan Sumbangkan Saham [image source]
Berdonasi dan Sumbangkan Saham [image source]
Sebagai seorang miliarder, Mark merupakan salah satu sosok yang bisa jadi panutan. Ia gunakan uangnya untuk hal-hal yang jadi prioritas utama dalam hidupnya. Tak lupa ia juga ikut berdonasi dan menyumbangkan sebagian hartanya untuk kemanusiaan dan hal-hal yang bersifat sosial.

6. Kaos Abu-Abu Jadi Simbol Kesederhanaan?

Kaos Abu-Abu Jadi Simbol Kesederhanaan [image source]
Kaos Abu-Abu Jadi Simbol Kesederhanaan [image source]
Dalam suatu kesempatan di town hall meeting yang diadakan Facebook, Mark memberi penjelasan singkat kenapa ia hanya punya koleksi baju yang itu-itu saja. Simpel saja sebenarnya. Sebabnya adalah karena ia tak punya waktu dan energi cukup untuk memilih baju baru setiap harinya. Daripada buang-buang waktu untuk hal yang sebenarnya tak jadi prioritas utama, Mark lebih memilih untuk memanfaatkan sebagian besar waktunya melayani masyarakat.

Semakin sederhana dan rendah hati seseorang dalam berpenampilan umumnya menunjukkan kerendahan hatinya. Orang yang sukses bukanlah yang sok pamer atau sok terlihat kaya dengan berbagai benda bermerek. Orang yang sukses justru yang bisa tetap low profile dan tak membuat jarak dengan orang-orang di sekitarnya, bagaimana menurutmu?

Written by Endah Boom

Leave a Reply

5 Fakta Unik Suriname, Negara Amerika Tengah yang Jadi Saudara Jauh Suku Jawa

fi

Inilah 5 Penjelasan Ilmiah Bagaimana ‘Mengaktifkan’ Hormon Cinta dalam Tubuh Manusia