in

Misteri 2 Kabupaten di Jawa Timur yang Angker Dikunjungi Presiden Indonesia

Semakin banyak ras, suku dan budaya yang ada di Indonesia, maka semakin banyak pula mitos yang akan berkembang di masyarakat jika ditilik dari cerita yang sudah dikisahkan turun temurun. Salah satu misteri yang masih belum menemukan ujungnya adalah dua kabupaten di daerah Jawa Timur, Kediri dan Bojonegoro yang katanya terlarang untuk dikunjungi oleh presiden RI.

Entah atas dasar apa masyarakat Kediri sendiri meyakini hal tersebut, jika para pemimpin berani menapakkan kakinya di dua kabupaten ini, hal tersebut bisa berdampak pada hilangnya jabatan sebagai penguasa. Antara percaya atau tidak memang, tapi kebenaran fakta mengenai hal tersebut akan kita ulas dalam bahasan ini.

Kutukan Raja Kalingga yang ada dalam Babad Kadhiri

Simpang lima Gumul, Kediri [Sumber foto]
Diceritakan dalam Babad Kadhiri bahwa kabupaten ini menjadi terlarang untuk para pemimpin karena sebuah kutukan dari raja Kalingga, Kartikea Singha. Kutukan ini cukup jelas bahwa setiap kepala negara yang tidak memiliki hati bersih/ suci maka ia akan lengser. Sebagian masyarakat bertutur bahwa kutukan ini dikaitkan dengan beberapa tempat di Kediri yang tak boleh dilewati oleh raja (sekarang presiden), yakni Simpang Lima Gumul, Jembatan lama dan Sungai Brantas. Nah, kutukan tersebutlah yang membuat para pemimpin was-was setiap ada kunjungan kenegaraan di Jawa Timur.

Bojonegoro, tanah terlarang bagi presiden Indonesia

Bengawan Solo, Bojonegoro [Sumber foto]
Sama seperti Kediri, Bojonegoro adalah kabupaten yang tidak pernah dikunjungi oleh presiden Indonesia. Dari ketujuh pemimpin yang pernah memerintah, hanya tercatat Bung Karno saja yang pernah singgah di negeri Angling Dharma ini. Menurut salah satu pemuka agama di Bojonegoro, negeri ini lekat dengan mitos bahwa pemimpin yang mendatangi Bojonegoro (melewati Bengawan Solo) akan turun tahta. Hal tersebut terbukti dengan kisah Arya Panangsang yang meninggal dalam peperangan melawan prajurit Sultan Pajang. Kesaktian Arya Panangsang seolah menghilang karena dirinya mati tercacah pedang dan tombak setelah menyebrangi Sungai Bengawan Solo.

Lengsernya beberapa presiden setelah kunjungan ke dua kabupaten ini

Presiden yang lengser pasca kunjungan ke Kediri [Sumber foto]
Mitos ini ternyata bukan sebatas mitos belaka. Diperkuat dengan beberapa kejadian yang pernah menimpa beberapa presiden RI, masyarakat semakin yakin jika Kediri dan Bojonegoro memang keramat untuk pemangku kekuasaan Indonesia. Sebagaimana dilansir dari Tempo.co, bahwa Gus Dur lengser dari jabatannya 3 hari setelah kunjungannya ke Pesantren Lirboyo Kediri. Hal yang sama juga dialami B.J. Habibie, ia turun dari tahta 3 bulan pasca kunjungan ke Kediri. Sebaliknya, Soeharto yang langgeng berkuasa selam 32 tahun tak pernah sekalipun singgah di dua kabupaten ini. Soeharto lebih memilih mengutus wakilnya untuk menuntaskan tugas negara di kabupaten tersebut. Entah ini kebetuan atau tidak, begitulah faktanya.

Kebenaran mitos ini kembali ke masing-masing pemimpin

SBY Kunjungan ke Kediri [Sumber foto]
Terlepas dari kutukan atau kebetulan yang pernah dialami oleh presiden terdahulu, salah satu budayawan penulis Atlas Walisongo, Kiai Ngabehi Agus Sunyoto mengatakan bahwa hal tersebut dikembalikan ke masing-masing pemimpin. Buktinya saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengunjungi Kediri dan Blitar ketika terjadi letusan gunung Kelud pada tahun 2007. SBY adalah presiden yang berani ‘menabrak’ larangan tersebut, menurutnya seorang pemimpin tak mungkin diam saja saat banyak rakyat membutuhkan uluran tangan. SBY ketika itu nekat mengunjungi Kediri, dan terbukti, bukannya lengser, SBY malah kembali terpilih menjadi presiden kedua kalinya pada 2009.

Dari rangkaian penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak selamanya mitos yang lekat di masyarakat menjadi kenyataan. Misteri Kediri dan Bojonegoro yang katanya tidak boleh dikunjungi ini kembali kepada masing-masing pemimpin. Mereka yang mendobrak larangan tersebut mungkin sedikit demi sedikit bisa mengikis kepercayaan yang sudah mendarah daging ini.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

5 Fakta Gesit, Motor Listrik Murah Berteknologi Tinggi Buatan Indonesia

4 Kerugian Jika Terlalu Sering Pakai ‘Power Bank’, Bisa Bikin HP Almarhum