Sudah bukan rahasia lagi apabila di Indonesia kerap terjadi sebuah letusan gunung api atau gempa bumi. Seperti beberapa waktu lalu terjadi erupsi Gunung Agung atau Anak Krakatau yang sempat menghebohkan. Sering terjadinya gejolak alam di tanah air bukanlah sebuah kejadian yang tanpa sebab. Letak Indonesia yang berada di tiga lempeng besar dunia menjadi salah satu alasan akan hal tersebut. Beradanya negara kita di jalur cincin api pasifik juga jadi penyebab lain kenapa kita sering diterpa gejolak alam berupa aktivitas gunung berapi.
Adanya erupsi dari Gunung Agung tadi adalah salah satu bukti bagaimana Indonesia sampai kiamat pun tidak akan lepas dari sebuah fenomena alam semacam itu. Kendati memiliki sifat yang mengubah bentuk negara kita, namun ada hal ini tetap harus kita syukuri kehadirannya. Mengutip apa yang dikatakan Rusdi Mathari dalam bukunya Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya, ungkapnya ciptaan tuhan tidak ada yang sia-sia kepada umatnya maka hadirnya letusan gunung api atau gempa harus kita percayai sebagai sebuah berkah dari sang pencipta.

Selain hadirkan sebuah gejolak alam yang ‘merusak’ namun beradanya Indonesia di jalur tersebut tetap menjadi kondisi yang patut kita syukuri. Hal ini lantaran banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari hal tersebut. Seperti contohnya adalah tanah-tanah pertanian Indonesia yang memiliki tingkat kesuburan tinggi, seperti apa yang dikatakan Koes Plus lewat lagunya “tongkat kayu dan batu menjadi tanaman”. Kondisi ini jelas menguntungkan untuk Indonesia yang menjadi sebuah negara agraria atau pertanian.