in

Mental ‘Kaya Instan’ dan Pengaruhnya dalam Menumbuhkan Investasi Bodong di Indonesia

Investasi bodong

Sekitar dua tahun yang lalu, beberapa teman menawari saya untuk bergabung dengan kelompok investasi yang namanya sudah saya lupakan. Dengan investasi itu, uang yang saya dapatkan akan dilipat gandakan dengan cepat. Mereka menjanjikan kalau dalam sebulan saja sudah ada bunga 5-10% dari uang yang saya tanam. Jika saya menanamkan modal sebesar Rp 1 juta. Maka bunga yang saya dapat dalam sebulan Rp 100 ribu. Kalau uang itu bertahan setahun, balik modal dong?

Awalnya saya sih iya-iya saja. Rekening yang saya kumpulkan dari gaji mengajar bimbel nyaris saya ambil meski akhirnya gagal. Setelah dipikir-pikir, dari uang sebesar 10% itu datang? Bank yang besar saja tidak berani memberi bunga sebesar itu. Lalu uang itu dari mana, saya ulangi pertanyaan itu berkali-kali hingga saya putuskan tidak ikut. Investasi dengan konsep money game atau pohon yang saya nyatakan fake atau palsu.

Beberapa tahun berselang saya sudah melupakan investasi yang aneh itu. Hingga suatu ketika ada istri dari teman yang mengaku ditipu hingga jutaan rupiah dengan konsep sama, money game dan pohon uang. Dari sini saya jadi berpikir. Bagaimana bisa orang-orang ini mudah ditipu? Sudah jelas-jelas berita penipuan tentang investasi bodong ini banyak beredar, kok ya ketipu lagi.

Dari permasalahan-permasalahan yang ada ini saya jadi berpikir kalau masalah utamanya bukan pada si pemilik investasi bodong itu. Tapi yang mudah dibohongi itulah pemicunya. Mental kaya instan yang tumbuh itu akhirnya menyebabkan beberapa masalah di bawah ini.

1. Gampang tergiur janji-janji palsu

Pernah dengar lagu Matta Band yang berjudul Jambu? Begini petikan liriknya: “Jambu janji-janjimu janji busuk busuk busuk busuknya. Janji-janjimu janji palsu.” Dari petikan lagu ini saya ingin mengarahkan Anda ke masalah mental kaya instan. Orang dengan mental seperti itu akan mudah diarahkan ke hal-hal yang sebenarnya tidak masuk akal. Mereka mudah tergiur dengan iming-iming cepat kaya sehingga melakukan apa saja yang diminta.

Dream 4 Freedom [image source]
Dream 4 Freedom
Dalam kasus investasi D4F atau Dream 4 Freedom yang akhir-akhir ini bikin heboh media juga demikian. Member atau anggota yang mau masuk ke dalam lingkaran ini adalah mereka yang gampang tergiur ‘jambu’. Mereka rela menjual tanah hingga utang ke mana saja dengan harapan uang akan tumbuh dengan cepat dan harga yang melimpah bisa didapatkan dengan mudah.

2. Nggak suka baca dan malas riset

“Bro, aku kemarin melakukan investasi dan dapat untuk hingga 30% selama 3 bulan, yuk gabung!” Jika sudah ada teman yang menawari investasi ini, sebagian besar orang akan langsung mengiyakan. Apalagi yang menawari adalah teman sendiri. Tidak mungkin dong teman akan menusuk kita dari belakang. Tapi nyatanya dalam investasi bodong dan money game ini, teman justru yang paling banyak membawa banyak member yang akhirnya menyesatkan.

Riset sebelum investasi [image source]
Riset sebelum investasi [image source]
Jika sudah “kata teman”, maka hilang sudah kewajiban untuk melakukan riset yang sangat penting ini. Padahal berita-berita tentang penipuan banyak termuat di sana. Dengan melakukan riset kita akan tahu kalau sebenarnya investasi bodong itu punya ciri-ciri yang menyolok. Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) investasi yang bodong selalu memberi bunga yang menggiurkan, misal 5% per bulan. Ciri selanjutnya adalah tekanan untuk merekrut banyak orang, tidak ada kejelasan pengolahan uang, hingga adanya sistem money game dan skema ponzi.

3. Jiwa serakah yang tumbuh dengan deras

Kasus-kasus money game seperti Dream 4 Freedom yang pentolannya sudah ditangkap oleh polisi bisa berkembang karena pengikutnya banyak yang serakah. Oke, mari kita cari padanan kata dari serakah yang lebih halus. Ada?

Pohon uang [image source]
Pohon uang [image source]
Faktanya, orang yang banyak ditipu dalam kasus money game ini justru orang yang sudah kaya raya. Mereka memiliki aset yang cukup banyak untuk dikelola sendiri. Namun karena iming-iming cepatnya mendapatkan untung inilah mereka rela menjual aset-aset itu untuk diinvestasikan. Hasilnya: zonk! Tidak ada untung yang didapatkan dan modalnya dibawa kabur.

Para pemain di dalam lingkar investasi bodong ini sengaja memanfaatkan salah satu seven deadly sins yang dimiliki oleh manusia itu. Dengan sekuat tenaga, mereka melakukan persuasi yang kuat hingga mereka terjerat masuk ke dalam lingkar setan ini.

Pada akhir dari tulisan ini saya ingin menulis dua hal. Pertama, saat melakukan investasi, lihat dahulu apakah itu benar atau Cuma tipuan. Masih banyak pilihan investasi yang bisa melipatgandakan uang baik di sektor riil dan non-riil. Kedua, mari kita sama-sama belajar untuk lebih bersyukur. Berusaha untuk mendapatkan rezeki bukan hal yang salah. Tapi jangan orientasikan hidup untuk uang. Karena jika uang sudah menguasai kita, otak akan susah diajak berpikir. Sekian dan tabik!

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

Kisah di Balik Kasir ‘Paling Cepat’ di Dunia Ini Akan Membuatmu Menangis

Negara-Negara Ini Begitu Kaya akan Minyak, tapi Penduduknya Hidup Dalam Nestapa Luar Biasa