in

Indonesia Akan Jadi Negara Superior Jika 4 Hal Miliknya Ini Kembali Lagi

Atlantis digambarkan sebagai sebuah bangsa yang sangat superior. Mereka memiliki apa pun yang diimpikan oleh sebuah bangsa. Kekayaan alam yang melimpah dan peradaban yang sangat maju. Percaya atau tidak, banyak yang menganggap kalau Indonesia adalah jelmaan atau representasi nyata dari bangsa yang sudah lama menghilang tersebut.

Walaupun kita masih belum bisa memiliki peradaban secanggih mereka, tapi kita punya yang satunya. Benar sekali, kekayaan alam yang melimpah. Meskipun demikian ternyata apa yang terjadi sungguh jauh panggang dari api. Negara ini masih belum benar-benar makmur seperti yang seharusnya.

Pertanyaannya, apakah kita bisa benar-benar menjadi negara superior seperti yang diimpikan? Sangat bisa! Asal setidaknya hal-hal berikut kembali dimiliki bangsa ini lagi.

1. Ilmuwan yang Mendedikasikan Ilmunya untuk Tanah Air

Pernah mendengar nama-nama seperti Bambang Widiatmoko, Warsito Taruno atau mungkin Khoirul Anwar? Ya, bisa dipastikan kita buta dengan deretan nama-nama ini padahal mereka begitu sangat terkenal di luar negeri. Mereka adalah para penemu, profesor dan juga ilmuwan yang melakukan hal-hal hebat. Misalnya Bambang Widiatmoko yang berhasil menemukan laser OFCG dan punya 30 hak paten, Warsito Taruno penemu ECVT 4D, dan Khoirul Anwar yang berhasil membuat gerbang konektivitas nirkabel lebih cepat lewat temuan 4G-nya.

BJ Habibie juga salah satu orang cerdas yang pernah disepelekan bangsa ini [Image Source]
BJ Habibie juga salah satu orang cerdas yang pernah disepelekan bangsa ini [Image Source]
Selain hebat dan bikin bangga, satu lagi kesamaan mereka. Yup, tidak satu pun dari mereka yang tinggal di sini dan memberikan sumbangsihnya kepada nusantara. Tapi,  jangan terburu-buru berprasangka buruk, karena mereka melakukan hal tersebut juga lantaran orang-orang kita sendiri.

Orang-orang Indonesia tidak bisa menghargai para ilmuwan ini. Hal tersebut bisa dilihat dari betapa sulitnya dana-dana riset dikeluarkan, kalau pun keluar sudah pasti dananya akan disubsidi alias dipotong sedikit demi sedikit hingga yang tersisa sangat sedikit. Kenapa begitu pelit? Padahal hasil penemuan ini akan sangat berguna dan boleh jadi bisa menghasilkan beberapa kali lipat biaya risetnya.

Alasan kedua kenapa para ilmuwan keren ini lebih memilih berkarir di luar sana adalah tidak ada apresiasi dari pemerintah sendiri. Masih ingat kasus Ricky Elson dan Dahlan Iskan soal mobil listrik beberapa waktu silam? Ini adalah bukti otentik betapa pemerintah kita buta matanya.

Jika saja pemerintah mau benar-benar menghargai para ilmuwan ini dengan memberikan apa yang mereka butuh kan terutama dana riset dan juga apresiasi, bukan tidak mungkin bangsa kita akan bisa melampaui Atlantis suatu hari kelak. Sayangnya, hari itu tidak akan pernah datang jika sikap orang-orang negeri sendiri begitu apatis seperti sekarang.

2. Freeport di Tangan, Indonesia Kuasai Dunia

Akan sangat menyakitkan ketika membicarakan tentang Freeport. Tidak hanya lantaran kenyataan pahit yang ada sekarang, tapi juga sejarah awal mereka yang penuh dengan konspirasi tokoh-tokoh besar. Sebuah tulisan mencengangkan tentang perusahaan ini pernah dituliskan oleh seorang jurnalis asal Amerika bernama Lisa Pease.

Freeport [Image Source]
Freeport [Image Source]
Lisa mengatakan dalam ulasannya, jika Freeport ini sangat erat hubungannya dengan tokoh-tokoh besar. Termasuk di dalamnya adalah Presiden Sukarno, JF. Kennedy dan CIA. Singkatnya, Sukarno tidak setuju atas pengelolaan tambang di gunung Ersberg ini oleh orang-orang kapitalis, dan pernyataan ini didukung oleh Kennedy. Hal tersebut ternyata menciptakan petaka bagi keduanya.

Seperti yang kamu tahu, presiden Amerika ke 35 itu akhirnya ditembak mati dalam sebuah parade. Sedangkan Sukarno sendiri dilengserkan dengan cara yang ‘tidak baik’ dan kemudian diganti dengan Suharto yang akhirnya melakukan pembebasan terhadap asing untuk mengelola tambang emas terbaik dunia ini.

Jika saja sejak dulu emas ini dikelola sendiri oleh bangsa Indonesia, maka tidak terbayangkan bagaimana makmurnya rakyat. Bahkan ada yang menganalogikan jika setiap keping emas tidak jatuh ke pelukan asing, maka tiap jiwa bisa mendapatkan setidaknya 3 kilo emas.

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah, apakah bangsa kita mampu mengolah sendiri semua emas-emas ini? Pada poin pertama sempat dijelaskan jika ada cukup banyak ilmuwan Indonesia yang cerdas di luar sana. Jika mereka bisa bikin penemuan canggih, kenapa tidak dengan alat-alat penambang emas?

Kontrak Freeport telah habis beberapa waktu lalu, dan kini mereka masih berupaya untuk bisa renegosiasi kontrak yang baru. Entah apa yang tersisa buat Indonesia, khususnya rakyat Papua jika perusahaan Amerika ini sekali lagi mengeruk keping-keping sisa emas yang ada.

3. Natuna Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Setali tiga uang dengan Freeport, blok Natuna yang merupakan penghasil gas alam dan minyak andalan kita juga tak lepas dari invervensi  asing dalam pengelolaannya. Sebut saja Petronas, ExxonMobil, Cevron, Shell, StatOil, ENI, Total Indonesie hingga China National Petroleum Corporation ikut menikmati kekayaan Indonesia ini.

Blok Natuna [Image Source]
Blok Natuna [Image Source]
Mungkin kamu masih ingat dengan kisruh Natuna beberapa waktu lalu. Tahu kah kenapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasannya adalah di blok lepas pantai Riau ini ternyata menyimpan cadangan gas alam paling banyak di Asia Pasifik, bahkan di dunia.

Selama ini Indonesia hanya kecipratan beberapa persen saja dari hasil pengelolaan blok Natuna. Menurut para ahli ini masih jauh lebih baik daripada kita harus kehilangan area ini dan menyebabkan sumbangan devisa dari sektor tersebut mampet.

Sama kasusnya seperti Freeport, kenapa hal ini bisa terjadi adalah tidak adanya SDM yang memadai untuk mengelola semua kekayaan yang melimpah tersebut. Hingga tidak ada jalan lain selain memberikan jalan bagi negara lain yang ingin mengelola asal Indonesia sebagai pemilik diberi bagian. Memang hal ini lah yang terjadi selama ini.

Menurut Ketua Energi Watch, Ferndinand Hutahaen, sebenarnya Indonesia sudah mampu mengelola sendiri blok ini lewat tangan Pertamina. Hanya saja Pertamina tentu tidak bisa langsung take over begitu saja. Setidaknya tunggu sampai kontrak dengan para perusahaan ini selesai.

Para ahli juga pernah menghitung seberapa banyak yang akan didapatkan Indonesia jika mampu mengelola blok ini sendiri.  Ada sekitar tidak kurang dari 222 triliun kubik kaki cadangan gas yang ada di tempat ini, yang katanya tidak akan habis meskipun dieksplorasi sampai 30 tahun mendatang. Sedangkan potensi yang bisa recoverable adalah 46 triliun kubik. Jika jumlah ini dikalkulasi kemudian diubah menjadi uang totalnya mencapai Rp 6000 triliun, dengan asumsi Rp 10 ribu per dollar-nya.

Jumlah ini akan sekaligus menutupi total APBN kita yang hanya Rp 1.700 triliun. Bayangkan jika blok ini kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Sudah pasti akan terjadi perubahan besar-besaran. Tapi, kembali lagi hal tersebut adalah sesuatu yang mungkin cuma berakhir hitung-hitungan matematis jika tidak ada realisasi dari pemerintah.

4. Nasionalisme dan Ingat Akan Sejarah

Tidak hanya hal-hal yang terlihat seperti tambang dan juga dedikasi keilmuan, hal-hal seperti nasionalisme ini juga tidak kalah pentingnya untuk kita dapatkan lagi. Jujur saja, di era seperti sekarang ini kita sudah tidak lagi mengeramatkan kata-kata patriotik tersebut.

Potret pembantaian penduduk nanjing oleh Jepang [Image Source]
Potret pembantaian penduduk Nanjing oleh Jepang [Image Source]
China, sebagian orang mungkin alergi mendengar nama ini namun percayalah jika kita harus meniru semangat nasionalisme mereka. Pernah mendengar tragedi pembantaian Nanking (sekarang Nanjing)? Ini adalah salah satu potret kelam kejahatan perang yang dilakukan oleh Jepang kepada China. Tahu apa yang dilakukan orang-orang Chinese? Mereka membangun museum dan monumen untuk mengenang hal tersebut. Bahkan kebencian terhadap Jepang masih sangat terlihat di mata mereka hingga sekarang. Apalagi belakangan marak kasus klaim sebuah pulau yang tengah diperebutkan oleh keduanya.

Tragedi Nanking adalah peristiwa yang sangat mengerikan. Dari berbagai sumber dikatakan kalau kejadian ini setidaknya menewaskan sekitar 300 ribu penduduk. Semuanya dibantai oleh Jepang dan bahkan ada pula yang diperkosa terlebih dahulu kemudian diarak ke sebuah tempat dan kemudian dibunuhi satu persatu.

Tidak bermaksud menguak kebencian yang sama terhadap Jepang, tapi semangat kebangsaannya yang kita jadikan contoh. Tidak ada satu pun orang China bahkan anak-anaknya, yang tidak mengetahui peristiwa berdarah ini. Bahkan mereka juga memperingati tragedi ini setiap tahunnya.

Bahkan China juga punya berderet-deret drama televisi atau pun film yang bertema kekejaman Jepang. Semua itu bertujuan agar mereka tidak lupa sejarah. Kita pun sebenarnya tak jauh lebih beruntung ketika di jajah Jepang. Namun kenyataannya, kita masih begitu menyukai produk-produk mereka.

Ya, mungkin kita masih belum benar-benar menggenggam 4 poin ini. Tapi, percayalah ketika saat tersebut datang, negara kita akan benar-benar menggenggam dunia. Pertanyaannya, kapan hal ini bisa segera terealisasi? Tergantung upaya kita sendiri. Masihkah tidur nyenyak dengan semua ini, atau bangkit untuk bersama mewujudkan Indonesia yang kita impikan. Seperti Atlantis yang membanggakan itu.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Mengenal Geisha dan Fakta di Baliknya

Sudah Indonesia Bangetkah Anda? Tes Dengan 7 Hal ini!