in

Heboh Air Mineral AQUA dari Sumur Bor, Benarkah Langgar Aturan?

Lagi-lagi Kang Dedi Mulyadi (KDM) bikin rame media sosial. Kali ini lewat video ketika dirinya sedang melakukan sidak di salah satu cabang pabrik air minum kemasan AQUA.

Saat sedang bertanya jawab dengan penanggung jawab produksi, tercetus bahwa AQUA menggunakan air sumur bor. Padahal selama ini kita pahamnya bahwa air minum kemasan ini diambil dari mata air pegunungan. Wah, mana yang betul, ya?

Berawal dari sidak pabrik AQUA, bikin se-Indonesia tersedak

Unggahan konten video di kanal KDM lagi-lagi bikin ramai masyarakat. Seluruh mata kini memandang produsen air minum dalam kemasan (AMDK) terbesar di Indonesia kala ia melakukan kunjungan di salah satu lokasi pengolahan air mineralnya.

Sambil melihat-lihat lokasi, KDM bertanya, asal pabrik itu mengambil air untuk dikemas dalam kemasan dan dijual kepada masyarakat. Respon salah satu staf dari pabrik pun bikin kaget ketika mengaku bahwa airnya ternyata diambil dari bawah tanah.

Puluhan tahun terbuai janji diambil dari mata air pegunungan

Tentu saja hal ini membuat gaduh masyarakat. Selama ini, melalui berbagai media iklan, AQUA menawarkan bahwa produk mereka diambil dari mata air pegunungan. Dengan pernyataan yang dikutip dari video yang diunggah KDM, kini kita tahu bahwa sebenarnya air minum dalam kemasan itu mengambil air dari dalam tanah.

Namun tampaknya AQUA tidak sendirian. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, praktik pengambilan air tanah untuk dikemas menjadi air mineral pegunungan itu juga banyak dilakukan oleh produk-produk air minum dalam kemasan lainnya.

Ternyata banyak pengusaha AMDK yang pakai air tanah

Berbicara setelah kegaduhan terjadi, Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa sebagian besar produk AMDK yang beredar dan bisa dibeli di pasaran ternyata menggunakan air tanah. Bukan berasal dari seperti yang kita bayangkan, yaitu sumber air di pegunungan.

Oleh karena itu, Hanif mengingatkan masyarakat supaya tidak mudah percaya dengan ‘sesumbar’ produk-produk air mineral yang ngaku-ngaku diambil dari mata air pegunungan. Secara gamblang ia mengatakan bahwa hingga saat ini, belum ada satupun perusahaan air kemasan yang memakai air permukaan secara berkelanjutan.

Lalu apa kata AQUA?

Menanggapi keributan ini, Corporate Communication Director Danone Aqua, Arif Mujahidin, menjelaskan bahwa sumber air yang dipakai pabrik di Subang memang berasal dari akuifer, atau lapisan air tanah di kawasan pegunungan sehingga bisa dianggap sebagai BUKAN air permukaan biasa.

Arif mengatakan bahwa pengambilan air di pabrik tersebut memakai pipa untuk memastikan air sumber terjaga dari potensi cemaran selama dialirkan ke proses produksi. Selain itu, menurutnya, ada hal lain yang memengaruhi karakteristik hidrologi air sehingga membuat perbedaan lokasi pengambilan air pada wilayah pegunungan dan dataran rendah.

Beda KLH, beda pula pendapat BRIN

Lebih lanjut, Hanif mengatakan bahwa praktik pengambilan air tanah, seperti yang dilakukan AQUA untuk produksi AMDK-nya itu berbahaya bagi lingkungan bila dilakukan secara berlebihan. Tentu saja, sumber air alami yang dikandung dari dalam tanah bakal terkuras habis. Apalagi dengan demand masyarakat yang tak pernah surut.

Hanif juga mengingatkan bahwa air tanah adalah sumber kekayaan alam yang sulit untuk diperbarui. Ia menjelaskan bahwa laju rembesan air tanah itu hanya sekitar 100 cm per hari sehingga butuh waktu lama untuk kembali berkumpul dalam jumlah atau volume besar.

Beda KLH, beda pula pendapat BRIN. Peneliti hidrologi dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Rachmat Fajar Lubis menjelaskan bahwa penggunaan sumur bor yang berdekatan dengan mata air penting untuk menjaga kualitas dan kebersihan air karena potensi bakteri akan selalu ada pada setiap air.

Selain itu, Rachmat menggarisbawahi bahwa metode produksi AMDK dengan sumur bor ini mendorong penggunaan sumber air secara bersama-sama dengan masyarakat, tanpa adanya eksploitasi dari satu pihak.

Jadi, mana yang benar, nih?

Written by Bayu Yulianto

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kronologi Pemecatan Patrick Kluivert: Diam di Pinggir Lapangan, Pergi Bawa Duit Miliaran