in

Veldtpolitie, Polisi Andalan Kolonial Belanda untuk Meredam Kerusuhan di Masyarakat

Sejak zaman penjajahan Belanda di bumi Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda, siapa sangka jika pemerintah kolonial telah memiliki satuan khusus yang saat itu disebut sebagai Veldpolitie atau polisi lapangan. Satuan tersebut dikerahkan untuk meredam kerusuhan yang terjadi di masyarakat pada saat itu.

Dilansir dari Tirto.id (07/11/2016), polisi jenis ini hadir setelah 1918 yang saat itu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Belanda untuk mengatasi persoalan pelik di lapangan. Keberadaannya juga untuk membantu opas, polisi konvensional yang terkadang tak berdaya saat tengah terjadi amuk massa. Veldpolitie pun menjadi solusinya.

Satuan yang menjadi jalan tengah untuk meredam kerusuhan di masyarakat

Sudah bukan menjadi rahasia umum jika sebuah aksi kerusuhan kerap dilakukan oleh masyarakat pribumi untuk menentang pemerintah Hindia Belanda. Keberadaan opas yang dikenal sebagai polisi konvensional dirasa kurang oleh masyarakat untuk meredam hal tersebut, seperti yang ditulis Marieke Bloembergen dalam Polisi Zaman Hindia Belanda (2009).

Pasukan Veldpolitie di Malang, Jawa Timur, sekitar tahun 1930 [sumber gambar]
Pemerintah kolonial sendiri tak gegabah menggunakan kekuatan militer pada saat itu. Karena tak ingin berkesan militeristik, veldpolitie atau Polisi Lapangan pun dibentuk sebagai jalan tengahnya. Dilansir dari Tirto.id (07/11/2016) satuan ini berseragam kepolisian, namun memiliki wibawa setara militer. Cocok untuk meredam aksi brutal di masyarakat.

Ikut dikerahkan untuk menumpas pemberontakan

Dalam perkembangannya, tugas veldpolitie tak hanya sebatas untuk menangani kerusuhan saja, tapi juga dilibatkan untuk menghadapi pemberontakan. Karena telah dilengkapi dengan senapan, satuan ini maju di garis depan untuk menghadapi para perusuh. Saat pecah pemberontakan PKI pada 1926, Polisi Lapangan dilibatkan untuk mengatasi mereka.

Konvoi Veld-politie (polisi lapangan) di Purwokerto, 1923 [sumber gambar]
Sayang, pasukan pemberontak ternyata lebih besar dan sangat kuat dari perkiraan. Alhasil, Polisi Lapangan harus dibantu oleh satuan militer KNIL untuk meredam aksi tersebut. Setelah pemberontakan PKI selesai dipadamkan pada 1927, satuan ini terus dimekarkan lagi oleh Departemen Dalam Negeri yang membawahi kepolisian, seperti yang dikutip dari Tirto.id (07/11/2016).

Menjadi salah satu bagian dari sejarah perjalanan kepolisian di Indonesia

Keberadaan veldpolitie atau Polisi Lapangan telah menjadi salah satu bagian dari sejarah perjalanan tentang kepolisian di Indonesia. Saat Indonesia dijajah oleh Jepang, pemerintah Dai Nippon juga membentuk satuan yang mirip dengan Polisi Lapangan, yakni Tokubetsu Keisatsu Tai (Pasukan Polisi Istimewa) pada April 1944.

Ilustrasi kepolisan di zaman Belanda [sumber gambar]
Sama seperti veldpolitie, satuan Pasukan Tokubetsu Keisatsu Tai juga selevel dengan militer karena dilengkapi dengan senjata dan bahkan kendaraan lapis baja. Saat pecah perang 10 November 1945 di Surabaya, satuan ini ikut ambil bagian dengan ikut berjuang melawan penjajah dengan dipimpin oleh Mohammad Jasin, yang kelak mendirikan pasukan Brigade Mobil (Brimob).

BACA JUGA: Mengenang Moehammad Jasin, Sosok Bak Superman Di balik Sangarnya Korps Brimob di Indonesia

Untuk menangani kerusuhan yang dilakukan oleh masyarakat di zaman dahulu, pemerintah kolonial Belanda rupa-rupanya memiliki strategi tersendiri untuk meredamnya. Tak langsung menggunakan militer maupun polisi biasa, tapi diselesaikan lewat satuan kepolisian yang memiliki wibawa selevel militer. Itulah Veldpolitie alias Polisi Lapangan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Mengenal Sarah Viloid, Sosok Gamer Cantik yang Ternyata Kehidupan Masa Lalunya Tidak Mudah

Bagi Pekerja di Depan Laptop, Terapkan Cara Ini Agar Tak Terkena Penyakit Berbahaya