in

7 Fakta Kerajaan Majapahit yang Telah Dilupakan Sejarah

Peninggalan Kerajaan Majapahit [image source]

Majapahit adalah sebuah kerajaan terbesar di Indonesia. Kerajaan ini banyak memberikan pengaruh terhadap dunia kala itu. Bahkan satu dari dua kerajaan atau emperor terbesar di Asia bersama dengan kekaisaran di China. Lambat laun kerajaan yang telah berganti raja hingga puluhan kali ini hancur. Meninggalkan sisa-sisa sejarah berupa candi atau sebuah kompleks situs budaya di Trowulan.

Banyak sekali fakta dari Kerajaan Majapahit yang tak dijelaskan di buku sekolah. Itulah mengapa banyak bagian dari sejarah mulai dilupakan, atau lebih tepatnya hilang dengan sendirinya. Inilah beberapa hal yang harusnya tak dilupakan dari Kerajaan Majapahit yang termasyhur di masa lalu.

1. Berdirinya Kerajaan Terbesar di Asia Tenggara

Kerajaan Majapahit pertama kali berdiri pada 1293, atau akhir abad ke-13. Orang hebat yang mendirikan kerajaan ini bernama Raden Wijaya. Ia dikukuhkan menjadi seorang Raja dan mendapatkan sebuah gelar Sri Kertajasa Jayawardhana. Raden Wijaya memerintah Majapahit selama 16 tahun hingga akhirnya digantikan oleh Kalagamet atau lebih sering dikenal dengan Sri Jayanegara.

Surya Majapahit [image source]
Surya Majapahit [image source]
Sejak diperintah oleh Raden Wijaya, Majapahit menjadi sebuah kerajaan yang sangat besar. Bahkan termasuk terbesar di Asia bersama dengan kekaisaran China. Saat berdiri, kerajaan ini memiliki negara berupa Surya atau matahari, dan bendera berwarna Merah Putih. Bendera Indonesia berasal dari warna bendera Majapahit yang hebat di masa lalu. Semoga kelak Indonesia juga bisa hebat seperti Majapahit.

2. Wilayah Kekuasaan Majapahit yang Sangat Luas

Seperti yang telah disebutkan di atas, Majapahit adalah sebuah kerajaan yang sangat besar. Wilayah kekuasaannya tak hanya di Pulau Jawa. Namun tersebar di seluruh pelosok nusantara dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, wilayah seperti Kerajaan Malaka yang saat ini Malaysia, dan Kesultanan Champa yang saat ini wilayah Vietnam juga merupakan wilayah Majapahit.

Wilayah Kerajaan Majapahit [image source]
Wilayah Kerajaan Majapahit [image source]
Sederhananya, hampir semua wilayah di Asia Tenggara merupakan kekuasaan Majapahit. Kekaisaran China saja sampai hormat dengan Majapahit. Mereka menganggap kerajaan hebat di Indonesia sebagai kerabat yang suatu saat bisa diajak kerja sama. Sungguh ironis dengan keadaan sekarang kan? Indonesia justru tunduk dengan China padahal di masa lalu orang kita begitu hebat di mata mereka.

3. Masa Keemasan Kerajaan Majapahit Simbol Kemakmuran Rakyat

Kita bisa mengatakan jika Majapahit adalah wajah Indonesia di masa lalu. Banyak kesamaan antara Indonesia dan Majapahit meski dalam beberapa hal perbedaannya cukup jauh. Kerajaan ini memasuki masa kejayaan di era pemerintahan penguasa ketiga bernama Tribuana Tunggaldewi. Ia adalah anak perempuan antara Raden Wijaya dan Gayatri. Selama memerintah dari tahun 1328-1352, Majapahit mulai memperkuat pertahanan dan juga perdagangannya.

Ilustrasi Hayam Wuruk blusukan keliling negeri [image source]
Ilustrasi Hayam Wuruk blusukan keliling negeri [image source]
Di akhir jabatannya, Sang Ratu mengangkat seseorang menjadi Patih, ia bernama Gajah Mada. Setelah Tribuana Tunggaldewi turun tahta ia digantikan oleh Hayam Wuruk. Pada masa ke-4 ini, Majapahit menjadi kerajaan yang benar-benar makmur. Seluruh rakyat yang berada di bawah kekuasaan Majapahit hidup dengan dalami dan enak. Berbeda jauh dengan rakyat yang hidup di era sekarang. Yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin tersisih.

4. Hubungan Kerajaan Majapahit dengan Kekaisaran China dan Kesultanan Champa

Kerajaan Majapahit terus berkembang meski tidak terlalu pesat. Sejak taun 1447, Kerajaan Majapahit menggelari rajanya dengan Brawijaya. Raja pertama yang mendapat gelar ini bernama Kertawijaya. Saat dijabat Brawijaya ke-V, Majapahit lambat laun mulai goyah meski tetap disegani di berbagai wilayah di dunia.

Koin dari China [image source]
Koin dari China [image source]
Buktinya Kaisar China mengirim seorang Putri bernama Tan Eng Kian untuk dinikahi dan hadiah berupa koin uang. Hal ini dilakukan untuk mempererat persaudaraan. Hal yang sama ternyata juga dilakukan oleh Kesultanan Champa. Ia mengirim seorang putri bernama Anarawati. Sejak kedatangan sang putri dari Champa, Brawijaya ke-V jadi mudah dipengaruhi. Ia tak lagi bijak, bahkan menyuruh pergi Tan Eng Kian dari istana dan menikahi Anarawati.

Makam putri Champa di Trowulan [image source]
Makam putri Champa di Trowulan [image source]
Masuknya Anarawati menjadi cikal-bakal kehancuran kerajaan Majapahit. Gadis ini memang mengemban misi untuk membuat kerajaan Majapahit keluar dari jalur-jalurnya. Termasuk mengubah keyakinan dari Siwa-Buddha menjadi Islam. Agama yang dianut oleh Anarawati dan Kesultanan Champa.

5. Raja Majapahit Ibarat Macan yang Digagahi oleh Merak

Pernahkah anda melihat atraksi Reog Ponorogo? Sebuah pertunjukan dengan pemain menggunakan topeng berkepala macan dengan bulu merak di sekitarnya.Ternyata kesenian itu pertama kali dipertunjukkan di depan Brawijaya ke-V saat terjadi acara kerajaan. Seniman-seniman berkumpul dan berusaha menyindir raja dengan kesenian yang indah dan memukau.

Patung Brawijaya V [image source]
Patung Brawijaya V [image source]
Saking takjub dengan tarian yang diberi nama dadak merak ini raja ingin tahu maksud dari tarian. Akhirnya seniman yang berasal dari Ponorogo (dulu bernama Wengker) menjelaskan maksudnya. Kepala macan artinya raja sekarang, dan merak adalah istri yang disukainya sekarang. Macan tak bisa apa-apa setelah di kepalanya dihinggapi keindahan merak.

Reog Ponorogo [image source]
Reog Ponorogo [image source]
Seperti yang terjadi pada Brawijaya ke-V. Ia tak bisa melakukan apa-apa. Selalu menurut dengan kemauan istri barunya. Bahkan acuh dengan komentar dan nasihat dari pada sesepuh kerajaan. Mendengar hal ini raja marah memerintahkan pasukan untuk menyerang daerah Wengker asal seniman reog berasal.

6. Islamisasi yang Dimulai dari Inti Kerajaan

Tujuan Anarawati dikirim ke pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit adalah untuk mengislamkan kerajaan ini. Ia melakukan segala cara agar proses pengislaman di Jawa dapat berjalan dengan lancar. Dimulai dengan mengusiran Tan Eng Kian. Lalu ia memengaruhi raja untuk membuat sebuah padepokan pengajaran Islam yang kelak didirikan di Surabaya.

Patung Anarawati [image source]
Patung Anarawati [image source]
Untuk mencari guru, Anarawati memanggil saudaranya dari Champa untuk mengajar. Lambat laun Islam mulai menyebar dan memengaruhi banyak sekali aspek. Dari sini mulai muncul beberapa pemuka agama Islam besar yang kelak sering kita sebut dengan Wali Songo. Semuanya dibuka oleh kehebatan Anarawati memengaruhi keputusan sang Brawijaya ke-V.

7. Kehancuran Majapahit yang Menjadi Nyata

Sejak Brawijaya ke-V menjabat, Majapahit kian di ujung tanduk. Beberapa wilayah kekuasaan mulai menjadi kerajaan Islam. Mereka kian menekan ke pusat hingga kerap terjadi perang dan pemberontakan. Perdagangan juga kian tak terkontrol, banyak pedagang atau saudagar dari daerah Islam yang datang. Mereka semua juga menyebarkan Islam hingga akhirnya banyak kerajaan Islam muncul di Pulau Jawa.

Kesultanan Demak muncul saat Majapahit hancur [image source]
Kesultanan Demak muncul saat Majapahit hancur [image source]
Kerajaan Majapahit hanya bertahan 40 tahun setelah Brawijaya ke-V turun tahta. Hanya ada dua raja setelahnya yaitu Brawijaya ke-VI dan Patih Udara. Setelah itu silsilah Kerajaan Majapahit hancur dan berganti dengan Kerajaan Islam. Jika saat itu Anarawati tidak memengaruhi raja, mungkin Islam tidak akan menjadi negara yang dominan di Indonesia.

Itulah tujuh fakta dari Kerajaan Majapahit yang nyaris dilupakan oleh sejarah. Semoga setelah membaca tujuh poin di atas kita bisa mengingat kembali kehebatan Majapahit di masa lalu. Kehebatan calon Indonesia yang tidak bisa dimiliki Indonesia di dunia modern seperti sekarang. Sungguh miris!

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

BJ Habibie

Kisah Perjalanan BJ.Habibie Bersama Garuda Indonesia, Bikin Air Mata Mengucur

5 Hewan yang Dulu Pernah Bikin Kantong Jebol Tapi Kini Tak Lagi Berharga