in

5 Fakta Tenggelamnya Kapal Sinar Bangun di Danau Toba yang Menelan Banyak Korban Jiwa

Kejadian karamnya kapal pengangkut barang dan wisatawan kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, peristiwa nahas ini dialami oleh KM (Kapal motor) Sinar Bangun dalam perjalanan mengantarkan penumpang dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun.

Dalam pelayaran mengarungi Danau Toba ini, kapal tiga tingkat ini mengalami oleng dan akhirnya karam di tengah lautan. Sampai berita ini ditulis, ratusan penumpang masih dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Lebih lengkapnya, berikut fakta yang berhasil Boombastis rangkum.

Kronologi tenggelamnya KM Sinar Bangun

Kapal motor kayu ini memang kerap digunakan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan roda dua menyebrangi DanauToba pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 16.00 WIB. Sayang, cuaca yang buruk, serta angin kencang membuat kapal kehilangan keseimbangan dan akhirnya tumbang sekitar satu mil dari Pelabuhan Tiga Ras pada pukul 17.15. dari kejadian tersebut, Hingga tadi malam,  sudah 21 korban yang ditemukan, 192 orang masih hilang berdasarkan laporan keluarga, seperti yang dilansir detik.com.

Keteledoran para kru kapal yang memperburuk suasana

Tim SAR yang mengevakuasi korban [Sumber gambar]
Salah satu korban selamat adalah Heri Nainggolan (23). Meski mengalami luka dan sempat dirawat, rasa kesal diungkap Heri karena salah seorang saudaranya masih belum ditemukan. Dalam insiden itu, ia mengaku kelakuan para kru kapal yang tidak membatasi penumpang juga memperburuk suasana. Diperkirakan, ada sekitar 200 orang (ada yang bahkan tak memiliki tiket), 70 unit sepeda motor yang terangkut di dalam kapal. Korban semakin banyak berjatuhan karena fasilitas pelampung tidak memadai yang disediakan dalam kapal, padahal cuaca ketika itu sedang buruk-buruknya.

KM Sinar Bangun diduga berlayar secara illegal

KM Sinar Bangun dan korban selamat [Sumber gambar]
Tragedi yang menimpa KM Sinar Bangun ini tampaknya menjadi sorotan, terlebih oleh pihak kepolisian. Dari informasi yang beredar, menjelang lebaran memang banyak sekali kapal illegal yang beroperasi. Sinar Bangun tercatat merupakan kendaraan legal dan ada dalam Dinas Perhubungan setempat. Meskipun begitu, pengoperasiannya tidaklah legal mengingat tidak ada manifes atau surat izin berlayar, seperti yang dikatakan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya.

Mitos yang beredar seputar ikan mas dan karamnya kapal

Mitos ikan mas yang dipercayai warga [Sumber gambar]
Mengenai tenggelamnya Sinar Bangun, sebagian pihak mengaitkan hal tersebut dengan kejadian mistis, seperti salah satu unggahan budayawan muda yang disebut guru spiritual Rismon Raja Mangatur Sirait dalam status facebooknya pada 20 Juni lalu. Tulisan tersebut kemudian viral dan dibagikan ribuan kali. Ia mengatakan bahwa badai yang datang menghantam Sinar Bangun karena ditangkapnya ikan mas paling besar di Danau Toba dalam 20 tahun terakhir ini. Pemancing tersebut tidak mengindahkan perkataan tetua untuk kembali melepas hewan air tersebut.

Korban yang selamat dari insiden Sinar Bangun

Salah satu korban selamat [Sumber gambar]
Dari ratusan jumlah penumpang yang diangkut, ada sekitar 18 penumpang yang selamat –termasuk sang nakhoda-. Para korban mendapat perawatan Puskesmas Simarmata, Samosir serta di Puskesmas Tiga Ras. Sementara untuk nakhoda berinisial SS, pihak kepolisian masih belum melakukan pemeriksaan karena ia masih mengalami trauma. SS hanya sudah diamankan di kediamannya dan menunggu tindak lanjut. Proses evakuasi dan pencarian korban oleh pihak Basarnas akan tetap dilakukan sampai satu minggu ke depan. Sebanyak 400jasa penolong akan diturunkan untuk pencarian para korban yang belum diketahui nasibnya.

Kejadian ini diharapkan menjadi pembelajaran untuk kapal-kapal lain. Bagaimanapun izin legal untuk berlayar adalah point paling penting karena bersangkutan dengan keselamatan banyak nyawa. Selain itu, pastikan bahwa kapal punya fasilitas yang memadai untuk menolong para korban seandainya hal yang tak diinginkan terjadi.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Kisah Asmara Presiden Soekarno dengan Pramugari Cantik yang Jarang Diungkap ke Publik

Ajarkan Selfie dan Endorse, Inilah 4 Fakta Sekolah Nyeleneh Selebgram di Tiongkok