Para pengedar narkoba di Indonesia rupanya-rupanya memiliki sistem yang kuat agar bisnis mereka tetap bertahan. Meski harus diintai oleh hukum, hal tersebut tampaknya bukan sesuatu hal yang berat bagi mereka. Hal inilah yang ditemukan di sebuah lokasi di daerah Puntun, Kelurahan Pahandut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tempat yang telah diincar oleh polisi itu bahkan dijuluki sebagai “Kampung Narkoba”, karena beroperasi layaknya kartel kelas kakap di Kolombia atau Meksiko. Tentu saja, bisnis besar tersebut dikendalikan oleh sosok yang juga piawai mengelola usahanya. Berikut fakta-fakta soal Kampung Narkoba Palangkaraya yang mungkin akan membuatmu geleng-geleng.
Kampung narkoba yang beroperasi layaknya kartel kelas kakap dunia
Sebuah kampung di daerah Puntun, Kelurahan Pahandut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, memang bukanlah wilayah sembarangan. Sebagai basis bisnis narkoba, polisi bahkan menyematkan nama “Kampung Narkoba” karena tempat yang digunakan serupa dengan markas kartel Kolombia dan Meksiko.
Dilansir dari Vice (29/05/2020), kampung tersebut memiliki tiga lapis penjagaan yang masing-masing dilengkapi petugas dan pos keamanan. Para petugas yang ada di dalamnya juga menenteng handy-talkie untuk berkomunikasi. Bahkan, ada pula menara pengawas yang menjulang guna mengawasi situasi di sekeliling kampung.
Sosok “Robin Hood” di balik peredaran bisnis haram kampung narkoba
Perjalanan bisnis haram di kampung ini tak lepas dari sosok bernama Salihin alias Saleh bin Abdullah. Memulai dari bawah, siapa sangka jika sepak terjangnya di dunia narkotika semakin moncer. Bisnis haramnya pun perlahan mulai berkembang pesat. Sosok Saleh diduga kuat sebagai otak dari “kampung narkoba” yang tersohor di Palangkaraya.
Digrebek dan ditutup oleh pihak kepolisian
Saleh pun pernah digrebek dan ditangkap sebanyak dua kali oleh pihak kepolisian. Begitu pula dengan kampung yang dijadikan sebagai basisnya mengedarkan narkoba, akhirnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Di sana, petugas menemukan 16 paket sabu, 20 alat isap sabu, senapan, senjata tajam katana, dan uang tunai Rp16 juta.
Modus para bandar narkoba di Indonesia
Selain “Kampung Narkoba” di Palangkaraya, pihak kepolisian juga sempat membongkar jaringan besar lainnya yang juga menggunakan wilayah-wilayah tertentu, dan dirancang bak markas kartel-kartel narkoba di Kolombia dan Meksiko, yakni di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
BACA JUGA: Ngeri! Negara-Negara Ini Sudah Mulai Diambil Alih Oleh Kartel Narkoba
Cukup mengejutkan jika ternyata ada seorang bandar narkotika di Palangkaraya yang menggunakan kampung (markas) layaknya para kartel narkoba di Kolombia maupun Meksiko. Beruntung, pihak kepolisian berhasil mengendus dan memburu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.