in

7 Fakta Hebat Sunan Ampel, Sang Penyebar Islam Paling Disegani di Tanah Jawa

Sama seperti kumpulan elit yang masing-masing anggotanya memiliki keistimewaan sendiri, Wali Songo pun juga kurang lebih seperti itu. Beliau-beliau tak ini tak hanya piawai dalam berdakwah, tapi juga memiliki karisma dan karomah sehingga begitu disegani serta dihormati. Dan salah satu dari Wali Songo yang bisa dibilang begitu dikagumi adalah Sunan Ampel.

Ya,peran beliau dalam penyebaran Islam di Jawa bisa dibilang krusial. Tanpanya, mungkin kisah-kisah penting tentang Islam di Tanah Jawa takkan pernah terjadi. Makanya tak heran kalau karena perannya yang luar biasa itu, Sunan Ampel mendapatkan tempat terbaik. Meskipun kematiannya sudah berabad lalu, tapi sampai sekarang makamnya masih dikunjungi banyak orang. Masih tentang sang Sunan, berikut fakta-fakta yang mungkin belum kamu tahu.

1. Sunan Ampel Ternyata Bukan Orang Indonesia Asli

Sunan Ampel terlahir dengan nama asli Ali Rahmatullah. Tanggal lahirnya sendiri adalah pada tahun 1401 M di negeri Champa, dari pasangan Maulana Malik Ibrahim (dikenal juga sebagai Syeh Ibrahim Asmarakandi) dan Dewi Candrawulan, seorang anak putri Raja Champa. Dari keterangan ini, kita bisa simpulkan kalau Sunan Ampel ternyata cucu Raja Champa dan itu artinya beliau bukan orang asli Indonesia.

Ilustrasi Maulana Malik Ibrahim [Image Source]
Meskipun demikian, namun kita tahu sendiri kalau jasanya bagi Indonesia teramat besar. Terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan dakwah atau penyebaran Islam. Tidak bermaksud mendewa-dewakan, namun tanpa beliau mungkin Islam bisa jadi tidak sebesar hari ini.

2. Sunan Ampel adalah Pangeran Kerajaan Champa

Ali Rahmatullah yang terlahir sebagai cucu Raja Champa sudah menunjukkan bahwa beliau keluarga bangsawan atau kerajaan. Istilah yang lebih populer, Sunan Ampel berdarah biru atau ningrat, atau seorang pangeran. Selain itu, beliau adalah keponakan Raja Brawijaya Majapahit. Meskipun demikian, statusnya sebagai seorang pangeran kerajaan tidak membuatnya terlena dan takabur. Malah menjadi pendorong baginya dalam menuntut ilmu agama.

Peninggalan kerajaan Champa [Image Source]
Lantaran posisinya yang tinggi, maka sosok Raden Rahmat pun memiliki pengaruh yang cukup kuat di kalangan bangsawan Majapahit. Konon wilayah desa Ampel Denta di mana masjidnya berada merupakan tanah hadiah dari raja Majapahit, karena jasanya mendidik akhlak keluarga kerajaan saat itu. Sunan Ampel sendiri juga memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ali Murtadho yang menemani melawat ke pulau Jawa bersama sang ayah, Maulana Malik Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Gresik.

3. Masjid Bersejarah, Tertua Ketiga di Indonesia

Masjid ini merupakan masjid tertua ke tiga di Indonesia. Berdiri tahun 1421, di dalam wilayah kerajaan Majapahit. Bentuknya mengikuti arsitektur Jawa kuno, dengan nuansa Arab yang kental. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 di Demak, namun dimakamkan di sebelah barat masjid ini.

Masjid Sunan Ampel hari ini [Image Source]
Hingga tahun 1905, Masjid Ampel adalah masjid terbesar kedua di Surabaya. Dulunya masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan wali Allah untuk membahas penyebaran Islam di tanah Jawa. Hari ini, selain sebagai tempat beribadah dan dakwah, juga menjadi tujuan wisata dan ziarah yang tak pernah sepi dari pengunjung. Struktur bangunan dengan tiang-tiang penyangga berukuran besar dan tinggi dari kayu, juga langit-langit yang kokoh memperlihatkan kemampuannya melintasi zaman.

Masjid Sunan Ampel sudah tiga kali mengalami perluasan yaitu tahun 1926, 1954, dan 1972. Kini, luas salah satu masjid tua di Indonesia itu mencapai 1.320 meter persegi dengan panjang 120 meter dan lebar 11 meter.

4. Makam di Komplek Masjid Sunan Ampel

Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat (stainless steel) setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.

Makan Sunan Ampel [Image Source]
Di komplek pemakaman masjid juga terdapat makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong dan Mbah Soleh, pembantu Sunan Ampel yang bertugas membersihkan masjid. Keberadaan kedua makam tersebut tak terlepas dari cerita tutur masyarakat setempat yang sangat menarik. Mbah Bolong terkenal karena bisa melihat Ka’bah di Mekkah dari masjid Ampel dan Mbah Soleh konon memiliki 9 makam. Wallahu’alam.

5. Sumur Bersejarah Dan Berkah Di Komplek Masjid

Di komplek masjid juga terdapat sumur bersejarah yang kini sudah ditutup dengan besi. Banyak yang meyakini air dari sumur ini memiliki kelebihan seperti air zamzam yang ada di Mekkah.

Sumur Sunan Ampel [Image Source]
Banyak masyarakat yang minum dan mengambil untuk kemudian dibawa pulang. Memasuki area pemakaman, terdapat gentong-gentong berisi air yang berasal dari sumur untuk diminum oleh para pengunjung.

6. Filosofi Moh Limo

Tak hanya pengaruh dan kisah-kisah luar biasa, Sunan Ampel tentu juga meninggalkan pelajaran dan ilmu-ilmu berharga. Salah satunya adalah ajaran yang dikenal dengan nama Moh Limo atau bahasa Indonesianya adalah tidak mau melakukan 5 hal buruk.

Sunan Ampel [Image Source]
Misalnya adalah Moh Main atau tidak mau berjudi, Moh Ngombe atau tidak mau minum arak / bermabuk-mabukan, Moh Maling atau tidak mau mencuri, Moh Madat atau tidak mau mengisap candu, ganja dan sejenisnya dan Moh Madon atau tidak mau berzinah. Ajaran ini mungkin simple, tapi begitu mendalam isinya.

7. Kampung Arab di Kawasan Ampel

Di kawasan ini ada yang menarik yaitu keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati warga keturunan Arab Yaman dan Cina selama ratusan tahun untuk berdagang. Suasananya  nyaris seperti keadaan pasar di Mekkah, Arab Saudi. Entah bagaimana asalnya, namun mungkin ini semacam penghormatan kepada Sunan Ampel yang memiliki darah dan adat Timur Tengah.

Suasana di Kampung Arab Ampel [Image Source]
Selama bulan Ramadhan, jumlah pengunjung kawasan Ampel meningkat dibanding hari biasa. Pengunjung pun juga akan semakin membeludak pada saat ’maleman’ Lailatul Qodar,  bahkan dapat mencapai 20 ribu orang.

Itulah 7 fakta hebat tentang Sunan Ampel. Perjuangan Sunan Ampel membuktikan bahwa seseorang yang berdakwah membela agama Allah swt akan mendapatkan balasan kemuliaan selama hidupnya, bahkan ratusan tahun kemudian setelah orang tersebut wafat. Semoga hal ini bisa menambah kualitas keimanan kita.

Written by Bima Utama

Leave a Reply

Hal-Hal Paling Ngangenin Dari Rental PS yang Pernah Dialamin Sama Anak Generasi 90-an

8 Hal Positif dari Perempuan Satu Juta Dolar yang Bisa Dicontek Anak-Anak Muda