Bagi masyarakat awan, kehidupan di dalam penjara begitu menakutkan sekaligus membosankan. Selain rawan terjadi konflik dengan sesama napi, rumah tahanan tersebut bisa saja menjadi akhir cerita bagi kehidupan. Tapi di sisi lain, ada pula penjara yang mewah bak hotel berbintang. Penghuninya pun betah dan seolah tinggal di lingkungan biasa. Ah, masa sih?
Tengok saja kasus LP Sukamiskin beberapa waktu silam. Begitu mudahnya seorang tahanan memperoleh fasilitas yang eksklusif. Tak hanya itu, mereka yang tersandung kasus korupsi, juga masih bisa tertawa bahagia di balik jeruji besi. Apalagi kalau bukan hukum yang bisa mereka beli dengan mudah. Carut marut enaknya tinggal di balik terali besi Indonesia, akan terus berlanjut di bawah ini.
Cengar-cengir ala Napi kasus korupsi
Meski mendekam di balik jeruji besi, para maling uang rakyat alis koruptor tersebut nyatanya masih bisa tersenyum sambil melambaikan tangan. Bukan apa-apa. Setelah kenyang menguras uang negara, mereka pun bakal merasakan nikmatnya penjara mewah di Indonesia.
Keamanan penjara longgar, salah siapa?
Kasus napi yang tetap leluasa mengontrol bisnis narkoba dari dalam penjara, tentu bukan hal yang baru di Indonesia. Salah satunya contohnya pernah dilakukan oleh seorang napi yang mendekam di LP Gintung Cirebon dan LP Lampung.
Jual beli hukum jadi jurus andalan
Tak ada asap bila tak menyalakan api. Benar saja, mana bisa tahanan bebas pelesiran ke luar penjara tanpa bantuan orang dalam. Praktik suap menyuap semacam ini, sangat lazim dilakukan oleh para napi yang tergolong berduit.
Suap menyuap untuk melepas hasrat di bilik asmara
Salah satu uniknya penjara di Indonesia adalah, tersedianya fasilitas indehoy yang dinamakan bilik asmara. Eit’s, tunggu dulu. Tak semua napi bisa bebas ena-ena sesukanya. Ada harga mahal yang harus dibayarkan agar merasakan fasilitas tersebut. Mungkin, gembong narkoba Freddy Budiman bisa menjadi contoh nyata.
Fenomena di atas menunjukan, betapa penjara Indonesia seolah kehilangan wibawa sangarnya di hadapan segepok rupiah. Alhasil, terali besi yang seharusnya membuat para tahanan tersebut bertaubat, malah seolah berubah menjadi taman bermain. Antara sistem penjara, hukum, dan moral SDM-nya, siapa yang salah menurutmu Sahabat Boombastis?