in

Akibat Bikin Status di Media Sosial, Mereka Ditangkap Polisi!

Ditangkap Gara-Gara Status Sosmed

Kamu tentu masih ingat betul bagaimana status path Florence yang menghina Jogja kemudian dikecam oleh banyak orang. Tidak hanya itu saja, ia juga sempat berurusan dengan pihak berwajib gara-gara statusnya tersebut.

Ini membuktikan cepatnya informasi beredar lewat sosial media, jadi kamu harus benar-benar hati-hati dengan apapun yang kamu tulis di media sosialmu. Meskipun tujuanmu bercanda, kamu harus berhati-hati dengan apa yang kamu katakan. Jangan sampai candaanmu di internet justru membuatmu berurusan dengan hukum seperti orang-orang berikut ini.

1. Zhai Xiaobing

Zhai Xiaobing adalah seorang blogger asal Beijing, China. Ia ditangkap karena tulisan di twitternya yang memparodikan film Final Destination. Ia menulis bahwa film selanjutnya dari franchise Final Destination adalah tentang aula Great Hall of the People yang jatuh menimpa delegasi partai komunis China. Ia juga menulis, ‘An earth-shaking debut will be seen at the global premiere on Nov.8!’ Tanggal yang ditulis Zhai tersebut bertepatan dengan kongres 1 minggu partai komunis China.

Zhai Xiaobing [Image Source]
Zhai Xiaobing [Image Source]
Beberapa hari setelahnya, tidak ada twit lagi yang muncul di akun Zhai. Ia ternyata telah ditangkap dan menjalani penyelidikan dengan tuduhan menyebarkan informasi terorisme. Pendukung Zhai Xiaobing menandatangani petisi dan meminta ia dibebaskan karena apa yang ia tulis memang hanya dimaksudkan sebagai bercandaan saja.

2. Paul Chambers

Pada awal Januari 2010, salju deras membuat penerbangan di sekitar Inggris Utara ditunda, termasuk bandara Robin Hood Airport di South Yorkshire. Rupanya Paul Chambers merasa hal ini sangat mengesalkan hingga ia memutuskan untuk membuat status via twitter berikut ini:

“Sial! Bandara Robin Hood ditutup. Kamu punya waktu seminggu lebih sedikit untuk memperbaiki semua, jika tidak aku akan meledakan bandara ini!”

Paul Chambers dan Tweetnya [Image Source]
Paul Chambers dan Tweetnya
Karena kecerobohannya ini, ia ditangkap sebagai seorang teroris dan dilarang memasuki bandara tersebut seumur hidupnya. Detektif mengambil laptop dan iPhone dan komputernya serta ia harus menjalani interogasi. Barulah setelah 2,5 tahun kemudian semua jelas bahwa twit tersebut ia maksudkan sebagai candaan saja dan tidak seharusnya kasus tersebut diperlakukan seperti tindakan terorisme.

3. Remaja Belanda yang Mengancam Penerbangan Amerika

Seorang remaja 14 tahun asal Belanda tiba-tiba membuat sebuah postingan di twitter yang isinya mengancam penerbangan American Airlines. Pihak penerbangan tersebut tidak tinggal diam, ia langsung merespon twitter tersebut dan mengatakan padanya bahwa laporan untuk FBI sudah dibuat mengenai ancaman tersebut.

Sarah Terang-Terangan Memberikan Ancaman Pada American Airlines [Image Source]
Sarah Terang-Terangan Memberikan Ancaman Pada American Airlines [Image Source]
Ia langsung merasa ketakutan dengan ancaman tersebut dan melancarkan twit yang berisi ucapan minta maaf dan berkata bahwa ia hanya bercanda. Setelah rangkaian permintaan maaf darinya, akunnya ditutup oleh Twitter. Tidak jelas apakah akun tersebut ditutup sebelum atau sesudah ia ditangkap. Tapi kepolisian Rotterdam mengumumkan lewat twitter bahwa ia telah ditangkap.

4. Jangan Bercanda Soal Tragedi

Pemuda berusia 19 tahun ditangkap karena berkomentar tentang tragedi kecelakaan yang terjadi di Glasgow. Komentar yang bermaksud sebagai bercandaan itu memang tidak lucu mengingat ia membicarakan sebuah tragedi kecelakaan yang menewaskan 6 orang.

Komentar Tidak Pantas Soal Tragedi yang Terjadi Di Glasgow [Image Source]
Komentar Tidak Pantas Soal Tragedi yang Terjadi Di Glasgow [Image Source]
Pria tersebut, Ross Loraine dari Sunderland menyerahkan diri di kepolisian Northumbria setelah banyak orang memprotes tweetnya. Masyarakat yang tengah berduka menganggap apa yang ditulis Ross sebagai candaan yang tidak pantas.

5. Turis Inggris yang Memposting ‘Destroy America’

Dua turis asal Inggris, Leigh van Bryan dan Emily Bunting ditahan selama 12 jam dan dicurigai sebagai seorang teroris setelah ia memposting tentang rencana liburannya di Amerika. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan memposting rencana liburan, kecuali bahasa yang ia pilih ternyata dianggap mengancam.

Dua Pemuda Inggris yang Dideportasi Gara-Gara Tweetnya
Dua Pemuda Inggris yang Dideportasi Gara-Gara Tweetnya

Dalam tweet-nya, Leigh menulis bagaimana ia akan ‘destroy America’ alias menghancurkan Amerika. Namun yang tidak diketahui, menurut Leigh ‘destroy’ di sini adalah sebuah kalimat slang dari berpesta. Tidak hanya itu saja, koper mereka juga digeledah setelah gara-gara salah satu tweetnya yang tertulis ia akan menggali makam Marilyn Monroe, yang sebenarnya kalimat tersebut adalah referensi dari film Family Guy. Keduanya kemudian dipulangkan ke Inggris dan harus mendaftar visa dari kedutaan Amerika di London sebelum terbang ke Amerika lagi.

6. Justin Carter

Justin Carter, remaja berusia 19 tahun dan temannya berdebat dengan seseorang lewat facebook tentang game league of legends. Gamer lainnya kemudian menyebut Justin gila dan Justin membalasnya dengan sarkasme.

“Aku memang gila. Seperitnya aku akan menembak sekolah TK dan melihat darah anak-anak tak berdosa mengalir dan memakan salah satu jantung mereka”

Justin Carter dan Potongan percakapannya via Facebook [Image Source]
Justin Carter dan Potongan percakapannya via Facebook [Image Source]
Seseorang kemudian melaporkan status Justin dan ia ditangkap atas tulisannya tersebut. Tulisan yang seharusnya menjadi sekedar candaan dan sarkasme untuk lawan bicaranya tersebut ternyata membuatnya harus mendekam di penjara. Ia kemudian bebas dengan jaminan, namun kasusnya masih tetap berjalan hingga sekarang dan ia menghadapi tuntutan 10 tahun penjara.

7. Bom Waktu di Konser Pink

Nonton konser penyanyi favorit memang terkadang jadi hal yang sangat diimpikan. Tapi jangan sampai rasa senangmu membuatmu lupa berhati-hati saat memposting sesuatu lewat media sosial David King, Jr. seorang pemuda asal Australia yang tengah bersemangat untuk menyaksikan konser Pink. Namun ia ditangkap setelah menulis tweet yang dianggap mengancam. Meskipun menurut David tweet tersebut merupakan referensi dari salah satu lagu Pink.

Tweet David yang Dianggap Sebagai Ancaman [Image Source]
Tweet David yang Dianggap Sebagai Ancaman [Image Source]
Dengan berbekal foto David di akun twitternya, petugas keamanan Rod Laver Arena menangkap David di pintu masuk arena konser dan mengawalnya keluar dari area konser. Polisi sebenarnya berniat untuk bersikap lebih ringan kepada remaja ini, tapi saat proses pencarian memutuskan bersikap lebih tegas. Pihak Rod Laver Arena bersikeras bahwa ia harus ditangkap dan masalah ini harus ditangani oleh kepolisian.

8. Josh Pillaut Terancam Penjara 10 Tahun Setelah Melemparkan Ancaman di Game Online

Pemuda berusia 19 tahun, Josh Pillaut mengalami hal yang serupa dengan Justin Carter. Ia terancam dipenjara 10 tahun setelah ia saling ejek dengan teman gamernya. Namun sayangnya, apa yang ia ucapkan dianggap sebagai ancaman serius hingga rumahnya kemudian didobrak oleh agen Federal.

Josh Pillaut yang Harus Mendekam 6 Tahun di Penjara [Image Source]
Josh Pillaut yang Harus Mendekam 6 Tahun di Penjara [Image Source]
Sama seperti yang menimpa Justin, ia saling mengejek dengan lawan main gamenya dalam game online. Pemain tersebut kemudian berkata pada Josh untuk membunuh dirinya sendiri. Josh menjawab bahwa ia akan membunuh dirinya sendiri kemudian menyerang sekolah. Hal inilah yang kemudian membuatnya ditangkap. Ia kemudian dihukum 6 tahun penjara termasuk perawatan di fasilitas mental.

Melihat beberapa kasus di atas, ada baiknya kamu mulai berhati-hati dengan apa yang kamu tulis di media sosial. Apapun yang kamu tulis akan terus terekam di internet dan bisa dibaca oleh siapapun di dunia ini. Tidak hanya itu saja, pihak berwajib juga bisa melacak identitas dari seseorang tersebut.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

Waspada MERS, Pemerintah Mengadakan Sosialisasi Untuk Calon Jamaah Umroh

Wow! Gadis Jombang Tangkap 11 Tuyul Dengan Toples Kaca