in

Dari Pujian Hingga Cacian, 4 Ragam Penyambutan Tim ‘Gagal’ Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018 kini menjadi event sepak bola akbar yang gaungnya telah berakhir. Butuh empat tahun lagi untuk menyaksikannya kembali. Untuk edisi kali ini nama Perancis keluar menjadi juranya. Namun di balik itu semua, kisah-kisah yang berhubungan mengenai turnamen ini tetaplah mengalir. Seperti salah satu contohnya mengenai ragam penyambutan kepulangan para Timnas dari Rusia.

Perancis yang berhasil tampil menjadi juara, pulang dengan mendapatkan penyambutan luar biasa. Jalan-jalan di kota negara tersebut dipenuhi manusia untuk melakukan petas perayaan. Bahkan para punggawa Les Bleus juga disanjung-sanjung layaknya prajurit yang berhasil menang perang. Apabila pemenang mendapatkan hal semacam itu, lalu bagaimana yang gagal di Piala Dunia 2018. Untuk menjawab penasaranmu tersebut, yuk mari simak ulasannya berikut.

Gagal tampil di partai puncak, Bus Timnas Brasil di lempari batu saat pulang

Seperti yang sudah-sudah Brasil datang ke Piala Dunia 2018 ini dengan menyandang label favorit juara. Apalagi ditunjang performa bagus selama di kualifikasi yang bagus juga membuat wakil Amerika Selatan banyak diramalkan keluar menjadi juara. Namun di tengah ekspektasi tinggi tersebut tim ini malah gagal di babak perempat final. Hasil yang juga membuat Neymar dan kawan-kawan pulang ke tanah kelahirannya mendapatkan sambutan tidak mengenakan. Tim Samba dihadang dan mendapatkan sebuah lemparan batu batu dari salah satu oknum suporternya. Untung dalam kejadian tidak akan korban jiwa.

Meski mengalahkan juara bertahan, Korea Selatan tetap disambut tidak mengenakkan

https://www.youtube.com/watch?v=rmgEDiGLfEw

Setelah Piala Dunia tahun 2002, prestasi Korea Selatan bisa dikatakan mengalami penurunan. Bahkan prestasi terbaiknya hanyalah lolos ke 16 besar di ajang tersebut Afrika. Begitu juga untuk Piala Dunia Rusia kali, Wakil Asia ini juga pulang dengan tangan hampa. Kendati sempat menang lawan Jerman, namun hal tersebut tergolong biasa karena mereka sudah tersisih setelah pertandingan kedua. Keterpurukan ini, tidak hanya berimbas kepada prestasi Timnas identik kostum merah ini saja, melainkan juga kepada penyambutan yang diterimanya. Dilansir laman Bolasport, mereka mendapatkan sebuah lemparan telur dan bantal. Sebuah kondisi yang tidak mengenakkan.

Jepang yang hanya capai babak 16 besar disambut layaknya pemenang

Penyambutan Timnas Jepang [Sumber Gambar]
Tak seperti tetangganya, Jepang malah mendapatkan sambutan seperti pemenang Piala Dunia 2018 kala pulang ke tanah airnya. Hal ini dibuktikan lewat antusiasme pendukung Tim ini yang memadati bandara untuk memberikan penghormatan. Mereka memberikan apresiasi tinggi untuk Shinji Kagawa dan teman-teman. Padahal untuk Piala Dunia Rusia kali ini mereka sebenarnya gagal untuk lampaui prestasi mereka tahun 2002. Jepang untuk edisi kali hanya mampu lolos ke babak 16 besar saja. Setelah itu ditenggelamkan generasi emas Belgia dengan skor 3-2.

Penyambutan besar kepada Belgia, meski gagal masuk Final Piala Dunia 2018

Apa yang dialami Jepang juga dirasakan oleh Belgia. Pasukan Roberto Martinez yang gagal menembus partai puncak mendapatkan sambutan yang istimewa. Bahkan banyak pengamat mengatakan mereka disambut bak pemenang ajang ini. Bertempat di Grand Pelace, Brussels, Belgia ribuan fans tim berjuluk Setan Merah berkumpul untuk memberikan penghormatan. Bahkan pesta meriah juga tersaji antara pendukung dan semua pemain Belgia. Keriuhan tersebut menjadi gambaran bagaimana gembiranya rakyat negara tersebut terhadap kiprah Lukaku dan kawan-kawan. Ya, meski gagal masuk final lantaran kalah dengan Perancis.

Mau menang atau kalah, sejatinya sepak bola adalah tempat untuk bersuka cita atau bergembira. Apabila ada tindakan perusakan atau olok-olokkan berarti mereka belum mengetahui olahraga sesungguhnya. Apalagi Piala Dunia adalah event besar, jadi apabila kalah atau main terpuruk sekalian harus tetap dihargai. Pasalnya mereka berlaga disana bukan membawa nama pribadi tapi atas bangsa dan negara. Kritik boleh, namun bukan yang anarkis!

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Bripka Toni Purwanto, Polisi Hebat yang Tak Malu Nyambi Jadi Pedagang Cilok

Sedang Menjadi Tren Make-Up Kekinian, Begini Fakta Terkait Freckles atau Kulit Berbintik Coklat