Indonesia –sebagai negara maritim—sebagian wilayahnya adalah perairan, yang dulunya juga menjadi tempat lalu lalang kapal perdagangan dari berbagai negara. Sayang, kapal-kapal tersebut tidak semuanya selamat dan berlabuh di dermaga tujuan, ada yang harus tenggelam. Bangkai-bangkai kapal karam inilah yang menjadi ladang harta karun baru, yang tentunya sangat dicari oleh para pemburu.
Berdasarkan laporan dari UNESCO, perairan Indonesia mempunyai kurang lebih 20 ribu kapal yang nahasnya celaka karena berbagai penyebab. Mereka ada di 464 titik, yang jika harta karun tersebut diuangkan bisa mencapai US$12,7 miliar (setara Rp169 triliun). Siapa coba yang tidak tergiur dengan uang segitu? Makanya, sekarang kita akan mendengar cerita-cerita mereka yang berusaha mencari harta karun di dalam laut Indonesia.
Menurut Gogo, cara mengetahui adanya harta karun tau tidak adalah melalui catatan sejarah. mereka mempelajari setiap jalur yang kira-kira dilalui oleh kapal di masa lampau. Dari sana, mereka memperkirakan lagi di mana lokasi yang rawan terjadi kecelakaan, lalu setelah itu mengadakan survey –dengan meminta izin kepada pemerintah terlebih dahulu. Jika memang ada, maka selanjutnya adalah eksekusi barang (pengangakatan).
Untuk sekarang, sejak diberlakukannya moratorium (pencabutan izin) dari Bu Susi, para pencari harta karun ini juga tidak mendapat banyak keuntungan. Menurut Gogo sendiri, hal tersebut malah berimbas buruk untuk laut Indonesia yang sangat kaya, mengapa? Karena dengan adanya pembiaran, maka akan semakin banyak pihak illegal yang mencuri tanpa sepengetahuan pemerintah.
BACA JUGA: 5 Bangkai Kapal Laut yang Karam di Indonesia Ini Banyak Diburu oleh Pihak Luar
Sekarang, dengan adanya penenggelaman kapal-kapal pencuri ikan oleh Menteri Susi, yang pastinya jumlah harta karun di perairan Indonesia semakin banyak pula. Wah, jika memang bisa diambil semua, harta karun tersebut sangat cukup untuk membayar utang-utang negara ya.