in

Anies Dikritik Soal Banjir, Begini Cara Ahok Tangani Air Bah Saat Jadi Gubernur DKI

Jakarta kembali dilanda banjir besar untuk yang kesekian kalinya pada awal tahun 2020 ini. Sosok Gubernur Anies Baswedan pun tak lepas dari sorotan saat peristiwa itu terjadi. Bukan rahasia lagi jika Jakarta memang tak lepas dari kepungan banjir yang juga terjadi di era Gubernur sebelumnya.

Saat Basuki Tjahaja Purnama (BTP) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014 silam, dirinya pun menghadapi masalah yang sama dengan penggantinya, Anies Baswedan, soal penanganan banjir yang menggenang ibu kota. Bukannya tak ada solusi, simak begini cara BTP mengatasi bencana rutin tersebut.

Menggusur pemukiman di bantaran sungai

Kebijakan normalisasi sungai ala BTP, bisa diartikan sebagai penggusuran pada pemukiman warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Bukan apa-apa, keberadaan bangunan yang ada dinilai mengakibatkan ruang tampung waduk atau sungai menjadi sempit, sehingga dirasa tidak maksimal untuk menampung air saat hujan datang.

Ilustrasi rumah di bantaran sungai [sumber gambar]
Sebagai solusi, mereka yang digusur kemudian dipindahkan ke rumah susun (rusun). Sementara itu, lahan yang ditinggalkan warga akan dibuat menjadi lebih lebar dan dibeton agar mampu menampung lebih banyak air. Terutama saat hujan deras melanda Jakarta dan sekitarnya.

Membangun tanggul raksasa di pesisir utara DKI Jakarta

Selain normalisasi, ada pula proyek tanggul raksasa (giant sea wall) di pesisir utara DKI yang juga diproyeksi untuk mengatasi banjir. Dari total keseluruhan tanggul sepanjang 32 kilometer, hanya sekitar 9,5 kilometer saja yang menjadi tanggung Pemprov DKI Jakarta, dan ditargetkan akan selesai pada 2017.

Proyek giant sea wall di pesisir Utara Jakarta [sumber gambar]
Meski ditujukan secara efektif untuk mencegah banjir, namun BTP mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dalam waktu dekat, melainkan 20 tahun ke depan. “Mungkin akan efektif atasi banjir untuk 20 tahun yang akan datang,” ucapnya yang dikutip dari CNNIndonesia.com.

Memberdayagunakan petugas khusus untuk memantau kondisi lapangan

Mengikutsertakan petugas khusus untuk mengatasi banjir, juga menjadi strategi BTP kala dirinya masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, dirinya yakin Jakarta siap untuk menghadapi hujan deras yang sewaktu-waktu melanda. Mereka yang ditunjuk, merupakan antisipasi agar banjir tidak terjadi.

Caranya sendiri dengan melakukan pengerukan hingga mengoperasikan pompa saat genangan air mulai muncul di jalan. “Saringan ketutup, volume air, kan, enggak bisa turun cepat dan tentu pasukan oranye (petugas penanganan prasarana dan sarana umum) mesti keliling, pasukan biru (petugas Dinas Sumber Daya Air) mesti keliling,” ujarnya yang dikutip dari Megapolitan.kompas.com.

BACA JUGA: Nyatut Gubernur hingga Salah Manusianya, Ini 4 Teori Penyebab Banjir Bandang di Tahun Baru

Teknik untuk mengatasi banjir ala BTP di atas, merupakan proses normalisasi sungai yang menitikberatkan pada penggunaan waduk dan sungai yang maksimal untuk menampung air. Hingga dirinya lengser dari jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan digantikan oleh Anies Baswedan, banjir di Jakarta kembali persoalan yang kerap mengundang polemik.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Pakai Boot 5 Jutaaan buat Tembus Banjir, Ini Sederet Kekayaan Yuni Shara

Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini