Pahlawan memang identik dengan penampilannya yang terkadang nyentrik. Selain itu, mereka yang menjadi pahlawan juga memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Pemikiran revolusioner tersebut mereka gunakan untuk membangun negara yang mereka cintai menjadi lebih baik lagi.
Beberapa bulan lalu kita baru saja kehilangan salah satu tokoh revolusioner dari Kuba. Dia adalah Fidel Castro. Castro meninggal pada 26 November karena penyakitnya.
Usut punya usut, Fidel Castro memiliki hubungan yang lumayan mesra dengan tokoh revolusioner kita, Bung Karno. Mereka bahkan sempat saling mengunjungi dan bertukar souvenir. Bagaimana kedekatan mereka? MAri kita kulik bersama.
Saling Bertukar Benda Kesayangan
Kemudian Bung Karno membalas kebaikan Fidel Castro dengan berkunjung ke Kuba. Pada kunjungannya tersebut keakraban mereka semakin tampak dengan saling bercanda dan menukar barang kesukaan mereka. Bung Karno memberikan peci dan keris, sedangkan Castro memberikan topi pet sebagai kenang-kenangan. Pada pertemuan ini mereka juga saling bercanda layaknya sahabat lama yang bertemu kembali.
Fidel Castro Anggap Bung Karno Sebagai Guru
Pada kunjungan Bung Karno ke Kuba di tahun 1960, ia bersama Fidel Castro membahas mengenai paham yang sama-sama mereka anut, yaitu marhaenisme. Mereka mendiskusikan cara agar negara yang mereka pimpin bisa mandiri tanpa campur tangan negara lain. Fidel Castro bertanya pada Bung Karno, bagaimana cara membuat negara menjadi mandiri.
Fidel Castro Sampaikan Bela Sungkawa Atas Peristiwa G30SPKI
Sejak peristiwa tersebut, surat menyurat antara keduanya semakin intens. Bung Karno mengucapkan terima kasih pada kawan baiknya tersebut atas kepeduliannya. Ia juga menceritakan, bahwa saat itu dirinya juga terus berjuang untuk memulihkan keadaan Indonesia yang sempat kacau karena pembunuhan yang dilakukan oleh pihak kontra revolusi. Surat-surat Bung Karno dikirim langsung lewat duta besar Hanafi.
Hubungan baik antar manusia perlu kita bina. Melalui hubungan baik tersebut, kita bisa belajar saling mengerti dan memahami orang lain. Dengan begitu perdamaian akan terjaga, sehingga nggak ada lagi yang saling menyalahkan. Betul nggak?