in

Memoles Rumah dengan Kotoran Sapi di Sasak Dipercaya Bikin Hunian Bersih dan Bebas Nyamuk

 

Sasak adalah salah satu suku yang masih memegang teguh adat dan tradisi mereka, mulai dari prosesi pernikahan, rumah, sampai tata cara membersihkan rumah dengan menggunakan kotoran sapi. Nah, di manapun kotoran sapi atau kerbau pastinya digunakan untuk pupuk atau dibiarkan begitu saja bukan?

Uniknya, di di Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat kotoran dijadikan pemoles lantai dan dinding rumah. Kok bisa sih? Nah, simak terus ulasan berikut sampai selesai.

Tradisi yang berlangsung sejak lama

Nenek moyang suku sasak dulu [Sumber gambar]
Jauh sejak penduduk belum menempati Lombok, sudah ada Suku Sasak yang mendiami tempat tersebut. Mereka adalah kelompok orang yang masih hidup kental dengan banyak budaya. Meskipun tak mau bersentuhan dengan modernitas, suku ini sangat ramah dengan para turis dan pelancong. Sehingga tak heran tradisi lumur rumah dengan kotoran sapi atau kerbau ini sudah mereka lakukan sejak lama sekali.

Rumah juga dibangun dari campuran kotoran sapi atau kerbau

Tampak luar rumah suku sasak [Sumber gambar]
Yap, jika kotoran sapi banyak digunakan sebagai pupuk, maka di sasak ia dijadikan material untuk membangun rumah. Yap, para penduduk mengungkapkan bahwa sejak zaman nenek moyang mereka, kotoran sapi dijadikan campuran semen untuk membangun hunian, mulai dari lantai, dinding serta tangga. Khusus untuk membangun lantai rumah, mereka menggunakan sekam padi dan kotoran sapi. Hal tersebut bisa dilihat dari lantai yang tampak berwarna hijau dan berserat. Mereka percaya, dengan memakai kotoran, rumah menjadi lebih kokoh dan tidak mudah retak.

Fungsi kotoran yang dilumuri kotoran

Bagian dalam rumah suku sasak [Sumber gambar]
Tak hanya sebagai bahan baku, setiap satu bulan sekali para perempuan di Suku Sasak akan mengepel lantai dan dinding tersebut dengan kotoran sapi pula. Kotoran akan dicampur dengan sedikit air dan diusap ke lantai dan dinding. Ternyata, tradisi ini bukan tanpa alasan karena ia akan membuat lantai jadi kesat, mengkilap dan terhindar dari lalat dan nyamuk. Selain itu, fungsi lainnya untuk membuat rumah menjadi dingin kala kemarau dan hangat di kala musim penghujan. Makanya, tak heran jika masuk ke rumah adat mereka, kamu akan disambut oleh dinginnya lantai yang begitu kesat (tidak lembab) ketika diinjak dan begitu mengkilap.

Tak tercium bau amis ataupun anyir

Rumah yang dilumuri kotoran sapi [Sumber gambar]
Nah, setelah menjelaskan panjang lebar, mungkin yang ada di pikiranmu adalah rumah yang bau amis atau anyir. Faktanya dalam mengepel lantai, para ibu punya trik tersendiri. Dalam proses pelumuran, kotoran sapi yang digunakan adalah yang masih segar. Setelah dicampur air dan dipel, kotoran akan dibiarkan 20 menit agar kering sempurna. Setelah kering, maka lantai akan dibersihkan ulang sampai kinclong. Nah, cara ini bertujuan menghilangkan bau tak sedap dari kotoran.

Menarik bukan? Segala tradisi yang ada di Suku Sasak dilakukan turun temurun dan terus dilestarikan oleh generasi setelahnya. Tak heran jika kampung kecil yang terletak di pinggir jalan ini ramai dikunjungi oleh para turis, baik lokal maupun mancanegara. Jika kamu punya waktu, kamu bisa mampir dan buktikan sendiri ya Sahabat Boombastis.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Viral Resepsi Pernikahan di Pom Bensin, Enggak Melanggar Aturan Tuh?

Lodaya Sakti, Lapangan Desa yang Membuat Markas Klub Indonesia Terlihat ‘Cupu’