in

3 Langkah Yang Benar Beribadah di Bulan Rajab

Mungkin kita sering mendapatkan sms atau broadcast message terkait beberapa amalan yang perlu dilakukan di bulan Rajab,  mengingat bulan ini merupakan salah satu bulan haram atau bulan suci bagi umat Islam. Selain itu juga ada hadits yang menganjurkan berdo’a di awal bulan Rajab.

Namun, ada berbagai ikhtilaf atau perbedaan antar ulama tentang beberapa amalan di bulan Rajab tersebut. Kita sebagai umat muslim harus benar-benar mampu memilah mana amalan yang benar-benar dicontohkan Rasulullah dan mana yang bukan. Karena jika amalan tersebut tidak sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah, maka hanya akan menjadi amalan sia-sia yang tak berpahala karena tertolak.

Seperti dalam sebuah hadits, “Dari Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan tanpa contoh dari kami maka tertolak.” (HR. Muslim). Dari hadits tersebut jelas sekali bahwa Rasulullah melarang sekali amalan-amalan yang tak ada dasar dalilnya dari Rasulullah, bisa jadi hadits yang menganjurkan amalan tersebut dhaif hukumnya, atau dengan kata lain lemah, sebab perawinya yang tidak dikenal atau mungkin haditsnya tidak langsung dari Rasulullah.

Maka kita harus berhati-hati sekali dengan amalan-amalan yang kita lakukan, apakah tertolak atau tidak, maka kita harus menjalankan amalan atau ibadah kita kepada Allah sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Rasulullah.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan di bulan Rajab yang merupakan salah satu bulan haram atau suci ini?

1. Ibadah Sesuai Kadarnya

Maksudnya di sini adalah tetap menjalankan ibadah wajib sesuai dengan kewajiban kita kepada Allah, seperti sholat lima waktu tepat waktu atau berjama’ah, dan menyempurnakannya dengan ibadah sunnah seperti memperbanyak puasa sunnah untuk senin dan kamis, atau puasa daud, atau puasa tengah bulan yang biasa disebut ayamul bidh, tilawah al-qur’an, dan sedekah.

Ibadah sesuai kadarnya
Ibadah sesuai kadarnya (c) wordpress.com

Dalam surat At-Taubah ayat 36, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram (Dzulkaidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab). Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang takwa.”

Maksud mendzalimi dalam surat tersebut oleh beberapa ulama diartikan bahwa kita tidak boleh menambah amalan-amalan yang tidak dianjurkan karena hanya akan membuat semua itu tertolak atau sia-sia tidak ada gunanya, sehingga bisa mendzalimi diri kita sendiri.

2. Menjauhi Semua Larangan Allah

Tak ada bedanya dengan setiap hari kita di bulan apapun bahwa apa-apa yang dilarang oleh Allah harus senantiasa kita hindari sejauh mungkin. Seperti berbagai perbuatan maksiat, dosa, dan zina.

Tetap takwa pada Allah SWT [Image Source]
Tetap takwa pada Allah SWT [Image Source]
Selain itu salah satunya adalah perbuatan sia-sia seperti melakukan ibadah tertolak tersebut. Tidak ada pula pengkhususan meninggalkan sesuatu di bulan ini selain semua apa-apa yang dilarang oleh Allah.

3. Memenuhi Hak Orang Lain

Setiap hari pun, Allah memerintahkan kepada kita untuk saling tolong-menolong antar sesama umat manusia, sehingga baik di bulan Rajab atau di bulan-bulan yang lain pun kita harus tetap berusaha memenuhi hak-hak orang lain. Salah satunya adalah hak ukhuwah atau hak saudara yang harus kita tunaikan kepada sesama umat muslim, seperti mengunjunginya saat sakit, mendo’akan kebaikan untuknya, memberinya nasehat, dan sebagainya.

Memenuhi hak kepada orang lain
Memenuhi hak kepada orang lain (c) imgur.com

Nah, dari ketiga amalan di atas, bisa kita simpulkan bahwa memang kita harus tetap melakukan segala amalan dan ibadah kita di bulan Rajab meskipun bulan tersebut masuk bulan haram atau suci.

Tidak ada yang perlu ditambah atau dikurang. Seperti dalam sebuah hadits, “Rasulullah SAW bersabda, puasalah di bulan haram (Rajab, Dzulhijjah, Dzulkaidah, dan Muharram) dan tinggalkanlah.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.

Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa Rasulullah menganjurkan puasa di bulan haram keempat-empatnya, dengan memperbanyak puasa sunnah seperti puasa senin kamis, daud, atau ayamul bidh (pertengahan bulan), bukan hanya di salah satu bulan haram saja. Wallahu’alam bisshowab. (sof)

Written by Sofia Fitriani

Leave a Reply

Evolusi wisata Pantai Qingdao

6 Kota Biasa Yang Menjelma Jadi Tempat Mengagumkan di Dunia

Pria yang Menunggu Pacarnya 20 Tahun