Trending

Bencana Alam Dahsyat Sumatera Utara dan Aceh Telan Puluhan Korban Jiwa, Cuaca Ekstrem?

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, cuaca hujan kali ini benar-benar menjadi momok bagi rakyat Indonesia. Tak hanya curah hujan yang tinggi, beragam bencana dahsyat juga datang silih berganti di berbagai tempat di Tanah Air.

Dari banjir yang menggenangi dan menenggelamkan sampai ke atap rumah, longsor di desa-desa, hingga puting beliung yang, bahkan, menghajar daerah di tengah kota. Bisa dibilang, tahun ini sangat komplit penderitaan warga ketika alam sudah mulai tersinggung dengan egoisme manusia.

Bencana alam dampak peningkatan Bibit Siklon Tropis

Seperti di sebagian besar kota-kota Indonesia, hujan lebat disertai bencana banjir hebat juga menyerang Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Secara ilmiah, BMKG menyatakan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi karena peningkatan Bibit Siklon Tropis.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, BMKG melaporkan bahwa dua sistem cuaca signifikan yang memicu terjadinya cuaca ekstrem di dua wilayah tersebut pada 25 November 2025 adalah Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka.

Dua sistem siklon ini berpengaruh pada peningkatan curah hujan dan angin kencang di Sumatera Utara dan Aceh karena terbentuknya awan konvektif yang meluas di atas kawasan tersebut. Di kota-kota besar, seperti Medan, genangan air terus merangkak naik, menebar teror bagi warganya.

PLN terpaksa putus aliran listrik, berdampak pada sistem komunikasi

Imbas bencana banjir dan longsor pada hari Rabu (26/11/2025), Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) juga melaporkan terjadinya gangguan layanan telekomunikasi di sebagian wilayah. Hal ini terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara, dimana beberapa infrastruktur telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk diduga ikut rusak karena bencana.

Dengan adanya kerusakan tersebut, Komdigi menyebut bahwa terjadi gangguan layanan telekomunikasi dan berdampak pada matinya 495 site. Beberapa di antaranya adalah gangguan akibat terputusnya aliran listrik dari PLN serta dan gangguan transmisi.

Korban jiwa berjatuhan di tiga provinsi

Dari Sibolga, Sumatera Utara, bencana mengakibatkan 19 orang meninggal sementara 24 orang sedang dalam proses pencarian. Bahkan Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik dikabarkan hilang kontak sejak dikabarkan terjebak longsor di Sitahuis, Tapanuli Tengah, pada hari Selasa (25/11/2025)

Di Sumatera Utara, jumlah korban jiwa lebih banyak lagi dimana Polda Sumut melaporkan bahwa ada 34 korban meninggal, sementara 52 lainnya sedang dalam proses pencarian. Selain itu, ada 77 warga yang mengalami luka ringan, 11 luka berat, sementara 1.168 jiwa terpaksa mengungsi.

Sementara itu Sumatera Barat dilanda banjir dan longsor yang menelan korban jiwa dan memutus perekonomian masyarakat. Di Lubuk Minturun, empat warga hilang terseret banjir. Di Agam, dua warga tewas semenetara satu lainnya belum ditemukan.

Di Aceh, BPBA merilis laporan bahwa 46.893 jiwa terdampak bencana alam dimana 455 KK harus meninggalkan rumahnya. Dua orang meninggal dilaporkan karena terseret arus banjir dan tersengat aliran listrik.

Banjir putuskan jalur transportasi ke berbagai kota di Sumatera bagian Utara

Akibat banjir besar yang melintasi sungai di Sumatera bagian Utara, banyak jembatan yang rusak dan terputus, tergerus derasnya arus atau karena hantaman-hantaman benda-benda besar yang ikut hanyut di dalamnya. Salah satu yang terparah adalah di Kecamatan Besitang, Langkat, Sumatera Utara, yang memutuskan akses jalan Sumut – Aceh. 

Cuaca ekstrem juga mengakibatkan longsor dan sempat memutus jalur transportasi yang menghubungkan Padang, Solok, hingga ke Bukittinggi. Sementara di Banda Aceh, Jembatan Jalan Nasional Banda Aceh – Medan di Gampong, Meureudu, Pidie Jaya hancur diterjang banjir.

Tanggapi bencana alam, netizen anggap manusia juga berperan di dalamnya

Dalam konferensi pers, Rabu (26/11/2026), Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menyebut bahwa letak geografis Indonesia kurang mendukung terbentuknya siklon tropis. Namun lima tahun terakhir, lanjutnya, makin banyak siklon tropis yang tak segan lagi mendekati Indonesia karena semakin menghangatnya suhu laut.

Suhu laut menghangat terjadi, terutama karena penyerapan panas berlebih dari atmosfer. Penyebabnya adalah pemanasan global yang disebabkan emisi gas rumah kaca.

Netizen sendiri tanpa segan lagi menunjukkan tangannya, menganggap bahwa kerusakan lingkungan yang masif di hutan-hutan Sumatera menjadi faktor terbesar penyebab bencana alam yang makin destruktif.

Mana ni pendukung deforestasi?” tulis akun @clara_draws18 yang berkomentar di IG @narasinewsroom.

Hujan, air itu ngga salah. Tapi air hujan ini udah ga bisa diserap sama tanah di bumi. Akibat ulah pengusaha dan penguasa yg ugal ugalan,” sesal akun @hanynovia.

Benarkah bencana alam ini salah kita? Kalau iya, mau menunggu sampai apa dan bagaimana baru kita berani berbenah? Ingat, korban akan semakin banyak bila semua pihak abai dengan masalah ini.

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

5 days ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

7 days ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

1 week ago

Kebakaran Hong Kong Sebabkan Ratusan Korban Jiwa, 6 Terkonfirmasi WNI

Hong Kong membara! Jumat pagi (28/11/2025), enam gedung 31 lantai di kompleks permukiman Wang Fuk…

1 week ago

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

2 weeks ago