Bakso, salah satu makanan populer yang memiliki banyak penggemar di tanah air. Tapi apa jadinya jika makanan ini dijual di Korea Selatan? Ternyata, makanan ini pun diterima dengan sangat baik di negara Gingseng itu. Bukan hanya diterima, makanan asli Tiongkok ini pun mulai digandrungi. Di Korsel ada beberapa outlet penjual bakso, namun kalau ditanya warung mana yang paling oke, maka jawabannya adalah Bakso Bejo.
Kabar baiknya, yang membuat dan memiliki usaha ini adalah asli orang Indonesia. Saking populernya Bakso Bejo, hingga ada orang-orang yang berseloroh jika belum ke Korea Selatan jika belum memakan bakso ini. Maka tak heran jika para wisatawan yang datang ke Korea Selatan kerap memburu jajanan khas Indonesia ini. Seperti apa kira-kira Bakso Bejo dan cerita di balik tenarnya makanan ini, berikut pembahasannya.
Satu-Satunya Bakso Buatan Asli Orang Indonesia
Tersebar di Lima Kota dan Memiliki Puluhan Cabang di Korea Selatan

Meski modal awalnya hanya 200 ribu won atau sekitar Rp 2,3 juta, tapi kini Bakso Bejo terbilang sukses. Terhitung Bakso Bejo telah menyebar di lima kota dengan puluhan cabang di negara ini. Setiap hari dibutuhkan satu ekor sapi untuk menyuplai usaha bakso, dan terhitung sekitar 1 ton bakso yang dikirim ke daerah-daerah. Keuntungan yang diraup pun mencapai angka fantastis hingga ratusan juta rupiah.
Sosok Mantan TKI di balik Kesuksesan Bakso Bejo
Kebanyakan orang mengatakan hanya orang berpendidikan tinggi yang bisa sukses di luar negeri. Jika tidak, maka mereka hanya akan berakhir sebagai tenaga kerja yang disuruh ke sana kemari oleh majikannya. Tapi hal itu tak berlaku lagi bagi Haji Subandi, mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu berhasil menembus batas dan menjadi sosok di balik populernya Bakso Bejo.
Bakso Bejo Akan Dibuka di Pusat Kota Seoul
Kesuksesan Bakso Bejo Membuka Peluang yang Sama Bagi Makanan Indonesia Lainnya
Kesuksesan Bakso Bejo di Korea Selatan tentu membawa nama harum Indonesia di kancah internasional. Melihat hal ini tumbuh optimisme dan harapan, siapa tahu di masa depan masyarakat Indonesia tak lagi dikenal di luar negeri karena menjadi TKI, melainkan pengusaha-pengusaha sukses seperti Pak Subandi