in

Diremehkan tapi Lawan dengan Prestasi Membanggakan, 4 Anak Sopir Ini Berhasil Jadi Sarjana

Sopir merupakan pekerjaan yang kerap dipandang sebelah mata. Bahkan, tak jarang anak sopir kena imbas diremehkan karena orang tuanya dianggap tak mampu menyekolahkan mereka hingga ke jenjang sarjana. Namun, 4 anak sopir ini telah membuktikan bahwa mereka mampu lulus sarjana hingga mendapat peringkat terbaik.

Baca juga: Ini Lho Deretan Bisnis Online yang Bisa Membuatmu Punya Penghasilan Double

Meski lahir sebagai anak sopir, tak lantas membuat nyali mereka ciut untuk mengenyam pendidikan tinggi, bahkan mampu mendapatkan hasil terbaik di sekolahnya. Siapa saja ya para pejuang pendidikan ini? Yuk simak ceritanya!

Dihina karena kejar mimpi sekolah ke luar negeri

Dian Nursiati (22), gadis asal Bekasi baru saja viral karena mengunggah video kelulusannya dari salah satu universitas di Taiwan. Dalam akun Instagram @diannursiati, ia tampak menangis sambil menyindir tetangganya yang selama empat tahun terakhir merendahkan dia dan keluarganya. Sindiran tersebut mengatakan bahwa anak seorang sopir angkot memiliki mimpi terlalu tinggi dan hanya akan menjadi pembantu selama di luar negeri.

Dian Nursiati dalam unggahan instagram nampak berlinang air mata [sumber gambar]
Saat memutuskan kuliah di Taiwan, ia telah meyakinkan orang tuanya bahwa ia mampu bertanggung jawab atas semua keputusannya. Saat kuliah, ia juga harus nyambi kerja untuk membiayai kebutuhannya. Dian pun akhirnya lulus dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis. Kini, ia tengah menjalankan rencana yang hendak dilakukan setelah lulus kuliah dari Taiwan.

Lulus dari ITB dengan IPK 3,98

ITB merupakan kampus terbaik yang acapkali diburu para lulusan SMA. Meski hanya anak seorang sopir, Muhammad Reza Nurrahman (24) mampu lolos di perguruan tinggi beken seperti ITB. Reza yang memilih Jurusan Fisika ini juga menjadi lulusan terbaik ITB dengan IPK 3,98.

Muhammad Reza Nurrahman, Jurusan Fisika di ITB [sumber gambar]
Reza memang dikenal sebagai anak yang berprestasi sejak SMP, ia sering kali mengikuti dan memenangkan olimpiade nasional. Ia pun selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar ketimbang nongkrong dan jajan. Karena keterbatasan ekonomi pula, Reza selalu mencari beasiswa untuk pendidikannya.

Mengejar mimpi menjadi insinyur di UGM

Arief Effendi (56), merupakan seorang sopir angkutan umum yang berharap anak-anaknya bisa sukses lebih dari dirinya. Sementara istrinya, Endang Sukarsih (49), hanyalah seorang penjual nasi rames di warung emperan di sekitar Alun-Alun Kota Pacitan. Keduanya harus bekerja keras untuk menyekolahkan ketiga anaknya.

Arief Effendi bersama Endang Sukarsih dan anak bungsunya Wahyu Aji Cahyana [sumber gambar]
Perjuangan Arief memperjuangkan pendidikan anaknya pun membuahkan hasil. Putri pertamanya lulus dari IAIN Surakarta dan membuka les privat. Putri keduanya lulus dari UNS dan tengah bekerja di salah satu bank pemerintah. Sementara putra bungsunya, Wahyu Aji Cahyana, masuk UGM tanpa tes dan mendapat beasiswa bidikmisi. Aji mengaku, dirinya tak pernah malu menjadi anak tukang sopir dan bercita-cita menjadi seorang insinyur.

Anak kernet dibully, namun berani melawan dengan prestasi

Indri Suwarti, membagikan kisah inspiratifnya pada Wolipop tentang perjuangannya melawan bullying dari tentangga. Indri, yang tinggal di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu merupakan anak dari kernet truk dan juga pekerja serabutan. Karena keterbatasan ekonomi, dirinya kerap kali dicemooh saat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Indri Suwarti bersama kedua orang tuanya saat kelulusan [sumber gambar]
Indri berhasil diterima di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto melalui jalur SBMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Ia memang bercita-cita menjadi seorang guru. Dengan perjuangan yang tak mudah, ia akhirnya lulus dengan cumlaude dan menjadi lulusan terbaik.

BACA JUGA: Kisah Mereka yang Sukses Raih Gelar Sarjana Meski Profesinya Kerap Dipandang Sebelah Mata

Itulah 4 kisah muda mudi berprestasi yang berjuang demi pendidikannya meski di tengah keterbatasan ekonomi. Bukan hanya mereka, kalian pun pasti bisa mewujudkan mimpi meski dengan segala kesulitan yang ada.

Written by Dessy Humairoh

Jepang hingga Malaysia, Ini 4 Negara yang Angka Bunuh Dirinya Sempat Naik Ketika Pandemi

Ada di Zona Merah, Sampai Sekarang Suku Baduy Masih Nol Kasus Positif Covid-19. Kok Bisa?