Kasus memilukan terjadi di sebuah sekolah dasar swasta di Medan, Sumatera Utara, ketika seorang siswa dihukum belajar di lantai karena orang tuanya menunggak pembayaran SPP. Peristiwa ini viral di media sosial setelah diunggah oleh salah satu akun berita lokal. Banyak pihak mengecam tindakan tersebut, yang dinilai tidak manusiawi dan tidak mendidik.
Menurut laporan, anak tersebut dipaksa belajar tanpa meja dan kursi selama beberapa hari. Sementara itu, pihak sekolah beralasan bahwa langkah ini diambil untuk menegur orang tua siswa agar segera melunasi tunggakan. Kasus ini memicu diskusi luas mengenai etika pendidikan dan hak anak di lingkungan sekolah.
Kronologi Kejadian
Kamelia mengungkapkan bahwa ia sempat berjanji akan menjual ponsel untuk membayar tunggakan SPP. Namun, saat datang ke sekolah, ia melihat anaknya duduk di lantai semen sementara teman-temannya duduk di kursi. Selain hukuman tersebut, rapor M juga ditahan pihak sekolah. Akibat kejadian ini, M mengalami trauma hingga tidak mau sekolah lagi.
Respon Publik
“Kenapa anaknya yang dihukum, padahal kesalahan ada pada orang tua?” tulis salah satu pengguna. Ada juga yang menyarankan pendekatan lain, seperti mencari solusi beasiswa untuk membantu keluarga yang kesulitan.
Beberapa komentar menyoroti bahwa tindakan ini justru menunjukkan ketidakpekaan sekolah terhadap kondisi siswa, dengan salah satu komentar menyebut, “Ini bukan tentang uang, tetapi soal empati dan martabat anak.” Namun, tidak sedikit juga yang mengkritik orang tua siswa karena tidak membayar SPP meskipun telah diberikan kelonggaran. “Uang sekolah cuma 60 ribu. Kalau memang tidak mampu, pindahkan anak ke sekolah negeri,” ujar salah satu pengguna.
Tanggapan Sekolah dan Otoritas
Diskusi Tentang Etika Pendidikan
BACA JUGA: Cuma Gara-Gara Jadwal Jaga, Kronologi Pemukulan Dokter Koas Berbuntut Panjang
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan tanggung jawab sekolah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Hukuman terhadap anak tidak dapat dijadikan solusi untuk masalah administratif. Diharapkan kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam dunia pendidikan.