Akhir-akhir ini olahraga Mix Martial Art atau bela diri campuran sedang banyak diperbincangkan. Apalagi setelah adanya pertandingan antara Mc Gregor vs Khabib yang membuat banyak orang semakin tertarik. Jadi bukan hal yang aneh jika saat ini makin banyak yang ingin mencoba olahraga tersebut entah itu hanya pingin tahu saja hingga menekuninya.
Bicara soal MMA, di China ternyata ada klub yang melatih anak-anak kecil olahraga itu bahkan siap untuk membawanya ke ring. Tak tanggung-tanggung ada ratusan anak yatim piatu yang sengaja diadopsi untuk jadi seperti itu. Lalu benarkah hal itu? Simak ulasan berikut.
Para anak-anak yang mesti bertarung di ring
Untuk menjadi salah satu petarung dalam gelaran MMA tentunya bukan hal yang muda. Pasalnya tentu butuh fisik dan mental kuat serta latihan bertahun-tahun. Akan tetapi ada pemandangan yang berbeda ketika melihat salah satu tempat latihan di China.
Mantan polisi yang melatih para anak-anak ini
Siapa sangka kalau ternyata ada banyak anak yang dilatih di tempat itu dan kurang lebih ada 400 petarung di sana. Tak hanya itu, bahkan sang pelatihnya sendiri adalah seorang profesional yang juga seorang yang punya pernah bekerja di pemerintahan.
Adanya banyak kecaman dari berbagai pihak
Salah satu video dokumentasi mengenai para petarung cilik MMA ini akhirnya viral di dunia maya. Ya tentunya hal ini mengakibatkan berbagai respon yang berbeda dari para netizen. Namun yang paling banyak adalah kecaman yang datang bertubi-tubi atas apa yang dilakukan oleh klub MMA En bo ini.
Dilema para anak yang melakukan tarung MMA
Bagi para anak yang dilatih keras jadi petarung MMA ini, ternyata memiliki pendapat yang berbeda. Pasalnya mereka merasa memang harus melakukannya agar dapat bertahan hidup. Bukan karena paksaan, namun memang karena membutuhkan uang. Seperti yang diketahui kalau setiap pertandingan mereka akan mendapatkan gaji yang lumayan besar.
Tentu apa yang ada di China ini jadi sebuah problem yang mesti dipikirkan jalan keluarnya. Kalau memang dibentuk untuk jadi pemain profesional tentu bakal banyak dukungan. Namun masalahnya di usia yang sebelia itu para anak-anak ini sudah merasakan berada di ring dan rawan akan eksploitasi. Dan tentu hal ini jadi pelajaran buat Indonesia jika ada keadaan serupa.