in

Nasib Alpukat Soe, Terenak di Nusantara tapi Tak Bisa Dicicipi Masyarakat Indonesia

Berbicara tentang keranekaragaman hayati, Indonesia mah jangan ditanya lagi. Selain negeri ini sudah terkenal sebagai serpihan surga karena vegetasi alam yang luar biasa, hasil-hasil pertiwinya pun tak ada lawan. Salah satu buktinya adalah eksistensi sang alpukat Soe. Kamu mungkin belum tahu kalau alpukat ini adalah yang paling enak di Indonesia.

Selain karena fisik buahnya, alasan kenapa alpukat ini enak tak lain karena ia ditanam di daerah yang pas yakni di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Di sana iklimnya sesuai sehingga buah ini tumbuh sempurna. Ditambah para petaninya sama sekali tidak memakai pestisida. Alpukat Soe jadi yang terenak memang, tapi faktanya ia sempat tak bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia yang lain.

Ada banyak faktor kenapa demikian. Namun pada akhirnya sang buah bisa dinikmati siapa saja. Adalah RegoPantes, sebuah apps yang membuat petani Alpukat Soe menemukan jalan terang.

Nasib alpukat Soe yang malang

Seperti yang disebutkan di atas, Soe adalah alpukat paling enak di Indonesia. Namun sayangnya ia cukup susah untuk bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Salah satu faktornya adalah distribusi yang riweh, serta panjangnya rangkaian proses dari para petani ke konsumen. Belum lagi tengkulak yang membeli dengan harga murah di mana tentu ini jadi problem tersendiri bagi petani.

Nasib miris alpukat Soe

Fakta menyedihkan lain dari alpukat terenak di bumi pertiwi ini adalah karena tidak semuanya bisa terdistribusi, maka buah berwarna hijau ini pun berakhir menjadi makanan ternak. Miris ya kalau membayangkan ini, apalagi ia disebut yang paling enak se-Indonesia. Walaupun hal tersebut sebenarnya cukup masuk akal di mata petani. Daripada membusuk tidak jadi apa-apa, lebih baik diberikan ke hewan ternak saja.

Hadirnya RegoPantes sang penyelamat

Menanggapi fenomena mirisnya Alpukat dari Soe, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal kemudian menggandeng RegoPantes. Jadi, aplikasi online ini berguna untuk menjembatani barang dari petani langsung ke tangan konsumen. Biasanya penjualan konvensional melibatkan tengkulak di mana mereka selalu menawar dengan harga rendah.

Kehadiran aplikasi RegoPantes

Menggunakan RegoPantes, akhirnya alpukat terenak ini bisa tersebar ke seluruh Indonesia. Tahu kah kamu, hasil petani dari NTT ini bahkan sampai bisa dinikmati oleh konsumen di Jabodetabek. Luar biasa ya! Tak hanya memudahkan distribusi, RegoPantes pun berhasil membuat para petani alpukat ini bisa meraih untung sampai tiga kali lipat.

Mujurnya nasib Alpukat Tanjung

Selain Alpukat Soe, RegoPantes yang didukung oleh Ditjen PDT juga berhasil mengangkat citra alpukat Tanjung. Buah ini sendiri berasal dari daerah tertinggal di Pasaman Barat, Sumatera Utara. Selain dipasarkan melalui RegoPantes, alpukat ini juga bak mendapatkan nasib mujur karena bisa muncul di gelaran Asian Games 2018 kemarin. Bagaimana ceritanya?

Alpukat Tanjung yang beruntung

Jadi, Ditjen PDT menggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk kemudian menyajikan alpukat ini sebagai Serving Lunch bagi sekitar tiga ribuan pers dari 45 negara. Selain sebagai promosi, harapannya agar para jurnalis itu membawa cerita-cerita bagus soal alpukat Tanjung ke negaranya masing-masing. Seperti yang diungkapkan Dirjen PDT, Samsul Widodo. Tak hanya lewat Asian Games 2018, alpukat ini juga ternyata pernah dipromosikan melalui gelaran Expo & Conference Indonesia Multi Event 2018.

Dari petani sendiri mengatakan mereka bangga ketika alpukat Tanjung ini bisa mendukung acara-acara tersebut. Salah satu alasannya karena nama sang buah sudah mulai dikenai dunia. Alpukat ini memang sangat siap untuk disebarkan karena ketika pas musim, panennya bisa sampai 10 ton per hari. Edan ya!

Cerita keberhasilan lain RegoPantes

Bukti lain jika RegoPantes sukses mengangkat ekonomi petani daerah tertinggal adalah cerita soal beras Bondowoso. Jadi berkat sang aplikasi tentunya melalui kerja samanya dengan Ditjen PDT, beras organik ini bisa dijual sampai 230 kilogram. Angka yang bisa dibilang prestasi bagi petani di sana. Beras sejumlah ini juga terjual dalam satu kali pengiriman saja.

RegoPantes juga turut membantu petani beras di Bondowoso [Sumber Gambar]
Fakta lain dari cerita ini adalah melalui RegoPantes petani di sana bisa mendapatkan harga 113-146% lebih tinggi dari biasanya. Apps ini memang seolah memotong jalur distribusi sehingga menjadi lebih pendek yang artinya meringankan biaya juga.

Kehadiran Ditjen PDT yang bekerja sama dengan RegoPantes terbukti berhasil mengangkat nasib para petani yang tadinya kesusahan kini sudah menemukan jalan terang. Harapannya hal ini bisa semakin disebarluaskan sehingga makin banyak lagi petani daerah tertinggal yang bisa terbantu. Oh iya jika kamu ingin tahu apa saja berita dan program yang sedang dilakukan Ditjen PDT bisa nih mampir ke website dan Instagram mereka.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Dari Terobos Paksa Hingga Jadi Alat Kampanye, 4 Hal Ini Ternyata Tak Boleh Dilakukan Saat CFD

Jangan Sebarkan Identitas Pelaku Penganiaya Audrey! Bisa Bikin Masuk Penjara