Lagi ramai di media sosial, seorang alumni LPDP yang memilih untuk kembali dan mengabdi kepada negeri. Dia adalah Aishah Prastowo, lulusan Oxford dengan gelar S3 Engineering Science.
Ia berbagi pengalamannya tersebut di lini masa Thread. Meski unggahannya sejak November 2024 lalu, namanya tiba-tiba kembali didengungkan oleh warganet. Apa cerita di balik kemauannya untuk lebih memilih berbakti kepada Tanah Air?
Calon peneliti yang menjadi guru SMA
Dalam utas tersebut, Aishah menerangkan bahwa dirinya adalah alumni LPDP angkatan dinosaurus (PK-6), S3 Engineering Science di Oxford. Ia mengakui bahwa saat wawancara beasiswa ingin menjadi peneliti namun sekarang terjebak dalam dinamika guru SMA.
Sekolah tempatnya mengajar tampaknya memang membutuhkan jasa sebesar Aishah. Ia berbagi pengetahuan dengan siswa-siswa di sebuah SMA alternatif berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art), yaitu Praxis High School yang berlokasi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Lahir dari keluarga yang mencintai IPA
Aishah dikenal sebagai seseorang yang mencintai ilmu fisika. Latar belakang kehidupan Aishah memang tak perlu diragukan karena memiliki ayah yang seorang dosen Fisika dan ibu yang lulusan Kimia dari Universitas Gadjah Mada.
Dengan bimbingan dan didikan orang tua, Aishah tumbuh dengan mencintai Fisika. Hal itu mengantarnya untuk masuk ke Teknik Fisika UGM di tahun 2007 silam dan memiliki keinginan untuk bisa menuntut ilmu lebih tinggi di luar negeri.
Berangkat ke Perancis untuk ambil S2
Sebelum mengambil S3 di Oxford, Aishah berkesempatan belajar di Interdisciplinary Approach to Life Science di Université Paris Descartes pada 2011. Beasiswa pendidikan S2 itu ia dapatkan dari pemerintah Prancis.
Di tempat itu ia belajar sangat banyak hal, terutama dari teman-temannya. Ia memiliki kesempatan untuk mempelajari dengan pendekatan multidisiplin, antara Fisika dengan berbagai ilmu lainnya.
Senang belajar membuat dirinya mantab meraih S3
Keinginan untuk meraih gelar S3 di Oxford mulai tumbuh saat ia melakukan magang untuk proyek penelitian di sebuah laboratorium. Dari situ ia berpikir bahwa magang yang hanya tiga bulan membuatnya ketagihan bikin penelitian sehingga mencari jalan untuk lanjut ke S3.
Di tahun 2013, Aishah mencoba untuk mengikuti Beasiswa LPDP dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris dan berhasil masuk ke Oxford pada 2014. Dikutip dari situs lpdp.kemenkeu.go.id, Aishah mengatakan bahwa belajar di sana itu nggak nyantai, namun hal itu mendorong semua mahasiswanya untuk memberikan yang terbaik.
Menjadi guru dan kepala sekolah di Praxis
Singkat cerita, setelah mendapatkan banyak ilmu di luar negeri, terutama di bidang mikrofluida multifase, Aishah memutuskan untuk pulang dan kini menjadi seorang tenaga pendidik. Namun dengan kemampuan yang ia miliki, ia diberi kepercayaan yang sangat besar untuk mengembangkan Praxis High School.
Ia kini menjadi guru, sekaligus kepala sekolah di sana. Mengantar anak-anak didiknya untuk terus maju lewat belajar dan mengikuti berbagai perlombaan. Tampaknya, Aishah mengaplikasikan pengalamannya selama belajar di luar negeri kepada Praxis, yaitu membuat para murid bisa menghasilkan yang terbaik.
Berbicara kepada lpdp.kemenkeu.go.id, Aishah berpesan agar para pendidik berani mengejar pendidikan yang lebih tinggi, bahkan sampai S3 dengan memanfaatkan beasiswa, seperti LPDP. Alasannya karena zaman terus bergerak sehingga peningkatan mutu SDM dari dini itu sangat perlu bagi bangsa Indonesia.