Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya panik diterjang bencana, mereka pun juga putus asa mendapatkan bantuan akibat putusnya sarana umum, seperti jalan, jembatan, listrik, hingga komunikasi melalui telepon atau internet.
Kerusakan alam yang disebabkan oleh adanya anomali atmosfer dari Siklon Senyar di Selat Malaka ini akhirnya direspon para pejabat pusat. Namun tanggapan mereka atas kejadian besar ini justru dianggap kurang berkenan bagi warganet.
Ada apa?
Sebut bencana hanya terlihat seram di medsos, Kepala BNPB anulir pernyataannya
Dalam konferensi pers Jumat (28/11/2025), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto menepis informasi bahwa parahnya dampak banjir Sumatera hanya terlihat mencekam di media sosial saja. Ia menganggap, saat BNPB sampai di lokasi sudah tidak hujan dimana kejadian paling serius di Tapanuli Tengah, sementara wilayah lain relatif membaik.
Tentu saja hal ini langsung dikecam netizen, menganggap Kepala BNPB tutup mata dan antipati karena langsung menyimpulkan kejadian tanpa melihat fakta bahwa banjir, yang sebagian juga disertai aliran gelondongan kayu, juga meluluhlantakkan sebagian besar Sumatera Utara. Menanggapi hal ini, akhirnya Suharyanto memohon maaf dan menganulir pernyataannya usai meninjau dampak bencana di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Zulkifli Hasan hadir sambil memanggul beras
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan juga terlihat hadir mendatangi para korban banjir di Lubuk Minturun, Kota Padang Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Selain menyempatkan diri bersih-bersih rumah terdampak banjir, ia juga tampak memanggul sekarung beras yang akan diserahkan kepada para korban bencana alam.
Momen kebersamaan ini tampak diabadikan melalui postingan media sosial Instagram miliknya. Hanya saja, komentar netizen tampak terasa pedas di mata. Dari anggapan bahwa ZulHas hanya pencitraan, cuci tangan, hingga dicari Indiana Jones (sebagai catatan, kala masih menjabat sebagai Menteri Kehutanan, pemeran Indiana Jones, Harrison Ford pernah berseteru dengan ZulHas mengenai perusakan hutan dan perizinannya di Tesso Nilo).
DPR foto dengan dress code dan spanduk saat kirim bantuan
Tak ketinggalan, para anggota DPR juga mengirimkan bantuan untuk korban banjir Sumatera. Mereka memberi bukti kepada publik dengan berfoto bersama di belakang gelaran spanduk yang bertuliskan, ‘Pelepasan Bantuan DPR-RI untuk Sumatera.’
Namun tindakan ini mengundang murka netizen, terutama di platform media sosial X. Banyak yang menanggapi, seharusnya tak perlu embel-embel DPR-RI kalau masih pakai uang rakyat.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan kapabilitas para anggota DPR yang seharusnya memiliki waktu untuk mencegah bencana alam ini terjadi karena posisi mereka sebagai wakil rakyat. Kini kerusakan dan korban jiwa berjatuhan, mereka baru mengirimkan bantuan.
“Ini tuh perlu cepet malah pake seremonial segala,” tulis akun @qweaseaw.
Verrell Bramasta datang, tapi kok sepertinya mau perang
Hadir di Kota Padang, Sumatera Barat, anggota Komisi X DPR RI dari Partai PAN, Verrell Bramasta menjadi sorotan karena mengenakan rompi anti peluru di dadanya. Meski mengaku hadir bukan hanya sekadar simbol, tetapi publik terperangah dengan penampilannya, dengan dua namanya yang terukir jelas di bagian atas dan bawah rompi tersebut.
Melalui Instagram pribadinya, Verrell memberi klarifikasi bahwa yang dikenakannya hanyalah tactical vest. Ia menyebut bahwa perangkat ini umum dipakai di kegiatan lapangan, tidak dilengkapi pelat balistik, serta memudahkannya untuk membawa perlengkapan-perlengkapan kecil selama peninjauan.
Kegeraman netizen menanggapi pejabat yang tanggap bencana seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua. Ada gap besar yang kini telah tercipta antara rakyat dan para anggota DPR terhormat. Hal yang seharusnya segera diperbaiki sebelum masyarakat (kecuali para kader partai) benar-benar kehilangan kepercayaan mereka terhadap para wakil mereka di pemerintahan.

