in

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Rafflesia Hasseltii dan momen kebersamaan Chris Thorogood bersama Riki. [Foto: X/@thorogoodchris1]

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan adalah seorang botanis dari Oxford University, Chris Thorogood.

Namun ternyata dibalik penemuan tersebut, ada keramaian yang terjadi oleh berbagai lapisan kalangan. Bahkan seorang Anies Baswedan pun sampai ikut-ikutan bermedia sosial menanggapi peristiwa ini.

Ada apa?

Penemuan bunga Hasseltii oleh peneliti Oxford dan masyarakat Indonesia

Dikutip dari akun X @intinyadeh, seorang peneliti dari Oxford datang ke Provinsi Sumatera Barat demi melakukan ekspedisi penemuan bunga langka, Rafflesia Hasseltii. Ia ditemani oleh seorang pria, mantan guru Pendidikan Jasmani bernama Septi Andriki (Riki) yang mengabdikan dirinya untuk menjadi aktivis lingkungan.

Sebagai catatan, Riki begitu mencurahkan waktunya untuk menemukan Hasseltii. Bahkan ia sudah keluar masuk hutan-hutan di Tanah Minang selama 13 tahun demi bisa melihat bunga bangkai ini.

Video Riki menangis haru usai temukan bunga menjadi viral

Tak heran bila kemudian muncul video yang viral di media sosial. Riki duduk bersimpuh menutup matanya sambil menangis sesenggukan usai menemukan bunga langka tersebut.

Tangisan haru tersebut ia curahkan usai penantian bertahun-tahun, 13 tahun untuk bertemu dengan bunga Hasseltii. Bahkan kabarnya, penemuan itu termasuk dramatis karena ditemukan saat anggota rombongan sudah merasa lelah dan putus asa.

Tanggapan netizen, apresiasi hingga khawatir ancaman eksistensi sang bunga

Air mata Riki menjadi perhatian dunia. Banyak komentar dari postingan Chris Thorogood di X yang memberi ucapan selamat, ikut terharu dengan derasnya tangisan Riki, menganggapnya sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam menemukan Hasseltii.

Sementara itu, sebagian netizen dari Indonesia memberi komentar yang beda dan menusuk kalbu. Mungkin ia menangis karena menemukan bunga yang sebentar lagi akan hilang begitu saja karena maraknya pembukaan lahan di Sumatera untuk penanaman kebun kelapa sawit.

Hanya sebut Thorogood, Oxford dianggap tak peka etika kolaborasi

Institusi yang menaungi Chris Thorogood pun juga tak lepas dari perhatian. Hanya saja, Universitas Oxford mendapatkan tanggapan miring karena dianggap minim apresiasi terhadap pihak-pihak selain Chris yang terlibat dalam penemuan bunga tersebut.

Hilangnya kredit ilmiah ini memicu protes dari banyak pihak. Berbagai akademisi hingga sosok cendekiawan ternama Anies Baswedan melemparkan kritikannya atas kurangnya etika kolaborasi dalam riset internasional.

Kena semprot Anies, “Oxford, mereka bukan NPC!”

Tanpa basa-basi, mantan Menteri Pendidikan RI dan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengingatkan Oxford tentang kontribusi peneliti-peneliti Indonesia, seperti Septi Andriki, Joko Witono dan Iswandi. Bahkan dengan tegas ia menyebut bahwa mereka bukanlah Non-Playable Characters (NPC) sehingga layak bagi Oxford untuk mengapresiasi mereka.

Bagaimana dengan Chris? Pria ini justru berbanding terbalik dengan institusinya. Mungkin karena sudah merasa sehati dan sejiwa dengan para peneliti lokal yang sekian lama menemani, sehingga Wakil Direktur Taman Botani Oxford itu tak pernah terlambat memamerkan setiap momen bersama orang-orang yang membantunya menemukan keindahan dan keragaman hayati di belantara Sumatera. Bahkan dalam salah satu postingannya di X, ia menyebut bahwa Riki merupakan pahlawan yang membantunya menemukan sang Hasseltii.

Written by Bayu Yulianto

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen