Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya. Banyak upaya yang kemudian dilakukan pemerintah untuk menanggulangi banjir. Berbeda dengan Dubai, Uni Emirat Arab yang baru-baru ini dilanda banjir, padahal merupakan negara kering, jarang terjadi hujan.
Sekalinya hujan lebat, mengakibatkan banjir bandang yang mengagetkan warga, bahkan menghentikan semua aktivitas harian mereka. Puluhan nyawa melayang selama banjir, bahkan banjir masih menggenang beberapa hari. Berikut ulasan selengkapnya.
Hujan Badai Melanda Dubai
Hujan deras melanda Dubai mulai Selasa (16/4) malam hingga Rabu (17/4) dengan curah hujan 100 hingga mencapai 250 milimeter selama kurun waktu sekitar 24 jam. Hujan badai sangat jarang terjadi di UEA, mengingat negara ini memiliki iklim gurun gersang. Hujan ini adalah yang terbesar dalam 75 tahun terakhir, padahal biasanya curah hujan selama satu tahun hanya dalam waktu 12 jam saja.
Saat hujan badai melanda, air banjir naik dengan begitu cepat namun surut dengan lambat. Sistem drainase kewalahan tak bisa menampung debit air berlebih, mengingat biasanya tak sebesar itu. Kehidupan pun terhenti di Dubai dan tempat lain. 20 orang meninggal dunia dalam badai yang melanda sebagian wilayah Teluk.
Banjir Masih Menggenang Setelah Beberapa Hari
Selama beberapa hari setelah terjadinya hujan badai, banjir masih menggenangi sejumlah titik di Dubai. Ada yang genangannya hampir selutut orang dewasa, sejumlah fasilitas umum dan layanan publik ikut terendam. Banyak orang menggunakan fasilitas perahu untuk bepergian.
Begitu parahnya hujan badai ini, bahkan satelit masih bisa merekam genangan-genangan dari luar angkasa beberapa hari setelah awan hilang. Ini menggambarkan betapa banyaknya kerusakan yang ditinggalkan oleh cuaca buruk di Dubai ini.
Penyebab Terjadinya Hujan Badai
Ilmuwan mengatakan bahwa curah hujan yang begitu tinggi dan menyebabkan banjir bandang minggu lalu ini, ada kemungkinan berhubungan dengan perubahan iklim yang tak terkendali. Udara yang lebih hangat dari perubahan iklim ini bisa menampung uap air lebih banyak, sehingga bisa berpengaruh pada kenaikan intensitas hujan.
Udara yang makin hangat ini salah satunya disebabkan oleh pembakaran yang terus menerus dilakukan manusia, seperti membakar BBM atau batu bara. Jika pembakaran ini terus dilakukan, perubahan iklim tak menentu, maka hujan deras akan mungkin lebih sering terjadi.
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Unik Warga Indonesia di Tengah Bencana Banjir
Tampaknya pemerintah Dubai atau UEA secara keseluruhan, sebaiknya melakukan upaya adaptasi untuk menghadapi realita baru, yaitu kemungkinan adanya hujan yang begitu deras. Hal ini demi melindungi warga mereka dari ancaman banjir yang mungkin akan sering terjadi akibat perubahan iklim yang tak terkendali.