in

Lim Kok Thay, Dewa Judi dan Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Malaysia yang Terancam Bangkrut

Siapa sangka sebutan Dewa Judi tak hanya ada dalam film saja, namun terjadi dalam kehidupan nyata. Seseorang dengan julukan Dewa Judi ini berasal dari Malaysia, ia disebut demikian karena memiliki tempat perjudian terbesar di Asia Tenggara. Negara yang menjunjung tinggi nilai Islam ini, malah mengakomodir dan mengesahkan tempat perjudian tersebut.

Kasino yang bernama Genting ini mulai beroperasi sejak 1971 dan pemimpin Genting Group juga menjadi orang terkaya ke-11 di Malaysia. Namun, kabar kurang sedap datang dari sang Dewa Judi ini, ia dikabarkan tengah mengalami kebangkrutan. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Berikut berita selengkapnya.

Orang terkaya ke-11 di Malaysia

Lim Kok Thay merupakan keturunan Tionghoa yang lahir pada 16 Agustus 1951 dan merupakan putra kedua dari mendiang Lim Goh Tong, pendiri Genting Highland Malaysia. Lim telah menjabat sebagai direktur Genting ketika ayahnya masih hidup. Kemudian menjadi CEO Genting setelah ayahnya pensiun pada tahun 2003.

Lim Kok Thai pimpinan Genting Group [sumber gambar]
Ia merupakan sarjana teknik sipil dari Universitas London dan melanjutkan program managemen di Harvard Business School Amerika Serikat. Ia menjadi orang terkaya ke-11 di Malaysia dengan kekayaan mencapai Rp4,6 triliun dan berada di urutan 1.174 orang terkaya di dunia. Dari bisnis resor dan judi, Lim mencetak pendapatan sebesar Rp70 triliun pada tahun 2018.

Pebisnis handal yang di berbagai bidang

Lim terus melakukan ekspansi bisnis di industri pariwisata dan hiburan. Ia juga menjalin kemitraan dengan merek-merek ternama, seperti  Universal Studios, Hard Rock Hotel, Outlet Premium, dan lainnya. Ia membantu mendirikan Foxwoods Resort Casino di Connecticut, yang menjadikannya kasino terbesar di Amerika Serikat. Pada 2005, Lim melebarkan sayapnya ke Inggris dan menjadi operator kasino terbesar di Britania Raya.

Genting kasino Malaysia [sumber gambar]
Di tahun 2006, ia membuka Resort World Sentosa di Singapura dan menjadi tujuan wisata yang dibuka tahun 2010 dengan Universal Studio-nya, hotel, dan museum. Genting juga menjadi operator pelayaran terbesar ketiga di dunia, dengan armada sebanyak 18 unit kapal pesiar. Lewat Genting Group, ia juga menjajal bisnis pembangkit listrik, properti, minyak dan gas, bioteknologi, hingga kelapa sawit yang menjadi salah satu komoditas unggulan Negeri Jiran.

Lim dinyatakan bangkrut

Mernurut Forbes, Lim gagal mendapatkan suntikan dana untuk anak perusahaannya, Genting Hongkong yang bergerak dibidang pelayaran. ia juga gagal mendapatkan sponsor, lantaran utang yang dimiliki Genting sudah menumpuk. Saham Genting Hongkong juga merosot hingga 56 persen dan mengalami kerugian mencapai Rp10 triliun.

Kapal pesiar Genting Hongkong yang akan disita pihak Amerika Serikat [sumber gambar]
Kinerja Genting tengah merosot lantaran pandemi Covid-19 dan mengalami kerugian tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Pihak Amerika Serikat mengatakan akan menyita kapal pesiar Lim, karena memiliki tagihan bahan bakar yang belum dibayar. Forbes mencatat kekayaan Lim sendiri turun hingga Rp1,4 triliun. Meskipun Genting Hongkong mengalami kebangkrutan, hal ini tidak akan berdampak kepada bisnis Lim yang ada di Malaysia dan Singapura.

BACA JUGA: Jadi Miliarder Setelah Menang Lotre, Pria Ini Berfoya-foya Sampai Bangkrut dan Jatuh Miskin

Pandemi Covid-19 memang menjadi momok bagi banyak orang, mulai dari banyaknya kebangkrutan perusahaan hingga PHK masal. Pemerintah harus terus andil dalam pemulihan ekonomi yang sempat goyah akibat pandemi. Beberapa perusahaan di sektor wisata dan hiburan bisa mulai bangkit kembali karena pandemi mulai mereda.

Written by Terry

Ilustrasi ular raksasa titanoboa. [Sumber Gambar]

10 Hewan Purba Terbesar yang Pernah Hidup, Ada yang Panjangnya Sampai 40 Meter

Ice Cream Bean, Buah yang Hanya Ada di Bali Ini Berkhasiat Meningkatkan Imunitas Tubuh