in

5 Pimpinan Terkorup Dunia Sepanjang Masa, Indonesia Nomer Berapa?

Memalukan! Itulah kata-kata yang pantas disematkan oleh para mantan pemimpin negara yang ketahuan melakukan korupsi. Bukan sekedar menilep uang rakyat, jumlah dana yang dikemplang sejak mereka naik ke puncak kekuasaan bisa dikategorikan sebagai mega korupsi terbesar di dunia. Tak heran jika namanya pun abadi sebagai koruptor kelas berat.

Bukan hanya di luar negeri, salah satu pemimpin Indonesia pun ikut terseret namanya dalam pusaran koruptor kelas kakap. Praktis, mereka yang terlibat dalam kasus tersebut harus rela terjungkal dari kursi empuk kepresidenan oleh rakyatnya sendiri. Siapakah mereka itu?

Sani Abacha sang diktator Nigeria

Kekuatan militer menjadi jalan tol bagi Sani Abacha untuk memuluskan langkahnya mencuri uang negara. Pria kelahiran Kano, Senin, 20 September 1943 itu, terlibat dalam kudeta berdarah yang berhasil menumbangkan kepemimpinan Mayor Jenderal Muhammadu Buhari. Selain memerintah dengan tangan besi, Sani Abacha juga melakukan praktik korupsi yang terhitung luar biasa.

Koruptot horor Nigeria [sumber gambar]
Dilansir dari CNN pada 6 Desember 2017, Otoritas Swiss telah menemukan sekitar $ 700 juta aset terkait Abacha sampai saat ini. Tulisan dunia.tempo.com juga menyebutkan, Nigeria mengupayakan pemulangan dana senilai $ 480 juta yang telah disita di Amerika Serikat yang masih terganjal proses hukum. Dikutip dari internasional.kompas.com, Presiden Nigeria itu juga dituduh menggelapkan dana dari bank sentral Nigeria sebesar 2,2 miliar dolar AS. Sang pemimpin pun tumbang pada 1 Agustus 1998 karena kematian mendadaknya yang misterius.

Ferdinand Marcos yang dibenci rakyat Filipina

20 Tahun berkuasa, Ferdinand Marcos berhasil menancapkan kukunya di tengah-tengah masyarakat Filipina. Ia berhasil naik ke tampuk kepemimpinan setelah sebelumnya, berjasa dalam perlawanan selama invasi Jepang di Filipina pada Perang Dunia II. Darurat Militer selama sembilan tahun yang diterapkan pada 23 September 1972, membuat Marcos leluasa menjalankan aksinya.

Korupsi uang rakyat Filipina [sumber gambar]
Andres Bautista, kepala Presidential Commission on Good Government, berhasil mengembalikan $ 712 juta yang tersimpan di sebuah rekening rahasia. Dilansir dari pikiran-rakyat.com, beberapa pihak meyakini bahwa selama berkuasa, Marcos diperkirakan mengumpulkan harta sejumlah $5 milliar hingga $ 10 miliar . Selain itu, tirto.id juga menulis, bahwa petugas bea cukai mendata sekitar 400 mobil seperti Rolls-Royce dan Cadillac milik keluarga Marcos dan rekan-rekannya yang diimpor tanpa membayar bea pajak. Tak lama, sang presiden pun digulingkan raykat pada aksi Revolusi Bunga pada 25 Februari 1986.

Mobutu Sese Seko, koruptor tamak dari Kongo

Empat tahun setelah bergabung dengan pergerakan nasionalis pada 1956, Joseph Desire Mobutu atau dikenal sebagai Mobutu Sese Seko mengkudeta pemerintahan nasionalis yang dipimpin Patrice Lubumba. Ia pun dengan cepat naik ke tampuk kepemimpinan pada 1970, setelah melewati serangkaian peristiwa berdarah. Dari situlah tindakan korupsinya mulai berjalan.

Jenderal sekaligus koruptor [sumber gambar]
Berdasarkan laporan forbes yang dikutip dari Transparency International, Global Corruption Report (2004), Mobutu Sese Seko yang berkuasa sejak 1965 hingga 1997, telah mencuri uang rakyat sebesar $ 5 Miliar. Ia juga melakukan praktik nasionalisasi perusahaan asing di negaranya hingga menyebabkan kelumpuhan ekonomi. Tulisan dari dw.com menyebutkan, Mobutu Sese Seko juga menggelapkan hampir separuh dana bantuan IMF sebesar $ 12 milyar menjelang dirinya lengser pada 1997.

Slobodan Milosevic, penjagal nyawa sekaligus diktator korup Eropa

Dijuluki sebagai tukang jagal dari Balkan, Slobodan Milosevic tampil sebagai pemimpin kejam sekaligus korup pada masanya. Ialah yang menjadi penyebab peperangan di wilayah Eropa seperti konflik Kroasia dan Slovenia pada 25 Juni 1991. Tak hanya itu, Milosevic juga bertanggung jawab terhadap aksi pembersihan etnis Albania yang menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang.

Korupsi sekaligus penjahat perang [sumber gambar]
Dilansir dari catatan forbes yang dikutip berdasarkan data Transparency International, Global Corruption Report (2004), Slobodan Milosevic telah menggelapkan uang negara sebesar $ 1 Miliar. Sang diktator akhirnya ditemukan meninggal seorang diri di dalam penjara pada 11 Maret 2006, setelah divonis dalam kasus kejahatan perang, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

H.M Soeharto, presiden RI ke-2

Nama presiden RI ke-2 ini ditempatkan oleh forbes sebagai korupter negara nomor satu di dunia. Dikutip dari Transparency International, Global Corruption Report (2004), Soeharto menggelapkan dana sekitar $ 15 hingga $ 35 Miliar selama pemerintahannya. Di antaranya adalah hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman.

Koruptor terbesar versi majalah luar negeri [sumber gambar]
Yayasan Supersemar diketahui telah menghimpun dana sebesar $ 420 juta dan Rp 185 miliar, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 15/1976, yang menentukan 50 persen dari 5 persen sisa bersih laba bank negara. Bahkan menurut tulisan nasional.tempo.co, beberapa lembaga milik Soeharto juga memiliki jumlah dana yang fantastis. Seperti Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Rp. 532,5 miliar), Yayasan Dharmais (Rp. 28 Miliar), Rp. 11,2 miliar dikucurkan ke PT. Sempati Nusantara dan Yayasan Trikora (Rp. 26,5 miliar).

Lewat kekuasaan dan jabatan, para pemimpin di atas telah melanggar kepercayaan rakyat yang diamanatkan padanya. Indonesia khususnya, hingga detik ini pun tak lepas dari incaran tikus-tikus berdasi. Siapa yang salah? Hukum yang lemah atau Individunya yang kurang kurang ajar? Sahabat Boombastis pasti punya jawabannya.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Separator Jakarta Dicat Warna-warni Demi Asian Games, Menyalahi Aturan atau Enggak Nih?

Diguncang Bencana, 4 Kejadian Gempa Indonesia Ini Pernah Menjadi Sorotan Media Asing