Categories: Trending

5 Fakta Cantrang, Si Alat Penangkap Ikan “Kontroversial”

Wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri perairan, mempunyai potensi alam yang melimpah lewat luas lautannya. Tak heran jika para Nelayan berbondong-bondong mencari “peruntungan” di kedalaman laut tersebut. Salah satu cara mereka mengeruk isi laut tersebut adalah dengan menggunakan Cantrang.

Menariknya, ada banyak pro dan kontra terkait pengunaan cantrang ini. Tak kurang, Menteri kelautan Susi Pudjiastuti juga sempat melarang penggunaanya tersebut. Alhasil, terjadi banyak penolakan datang , terutama dari Nelayan tradisional. Selain diguncang isu tidak ramah lingkungan, ada beberapa hal unik seputar cantrang d bawah ini yang belum banyak diketahui.

Mengenal Lebih Dekat Apa itu Cantrang

Cantrang ikan bermasalah [image source]
Di Indonesia, penggunaan cantrang sudah sangat umum. Alat tangkap ini biasa digunakan untuk “mengeruk” isi sekaligus dasar laut yang banyak dihuni ikan jenis Demersal. Ikan Demersal ini merupakan spesies ikan yang biasanya berada di lingkungan berupa lumpur pasir, bebatuan, dan lokasi yang jarang ada terumbu karang.

Cantrang ternyata merugikan bagi nelayan

Cantrang merugikan [image source]
Bukan tanpa alasan Menteri Susi yang sempat melarang penggunaan cantrang. Selain dapat merusak lingkungan, cantrang juga mempunyai “performa” jelek bagi Nelayan. Sebuah penelitian dari WWF-Indonesia menyebutkan, hanya sekitar 18-40% hasil tangkapan cantrang yang bernilai ekonomis dan dapat dikonsumsi. Yang ditangkap pun kebanyakan ikan kecil yang harganya sangat murah di pasaran. Jelas bahwa ini sangat merugikan Nelayan

Penggunaan cantrang jangka panjang dapat merusak ekosistem laut

Merusak “isi” laut [image source]
Sistem kerja cantrang yang “mengeruk” hingga sampai ke dasar, juga dinilai tidak ramah lingkungan dan berpotensi merusak kehidupan biota laut. Selain menangkap ikan, penggunaan cantrang yang masif juga dapat merusak deretan terumbu karang yang menjadi rumah bagi ikan-ikan yang belum dewasa. Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan dan mengancam satwa laut lainnya.

Ikan akan cepat berkurang tanpa ada kesempatan berkembang biak ulang

Ikan berkurang drastis [image source]
Model jaring cantrang yang rapat, tentu menjadi masalah besar bagi biota laut yang belum “matang”, ketika terjaring alat tersebut. Cara kerja cantrang yang mengeruk dasar laut tersebut, dikhawatirkan dapat menyebabkan tetangkapnya sel telur ikan yang belum semestinya di panen. Hal inilah yang dapat mengurangi populasi ikan secara drastis. Hasil tangkapan Nelayan pun akan berkurang secara drastis dari biasanya.

Biaya operasional nelayan makin tinggi

Cantrang justru rugikan nelayan [image source]
Ketika penggunaan cantrang semakin meluas, hal ini akan berakibat pada semakin tingginya jadwal tangkapan yang akan dilakukan oleh Nelayan. Selain itu, akan ada ratusan bahkan ribuan Nelayan yang akan melakukan kegiatan “melaut” di lokasi yang sama. Karena populasi ikan dan padatnya kegiatan “mengeruk” tidak seimbang, tentu Nelayan akan mencari “lahan” lain yang lebih berpotensi. Perpindahan inilah yang menimbulkan biaya operasional Nelayan semakin tinggi.

Meski akhirnya penggunaan cantrang ini hanya diperbolehkan di kawasan tertentu, keputusan Menteri Susi yang sempat melarang “jaring kontroversial” ini juga bukan tanpa alasan. Selain ikut melindungi ekosistem laut, para Nelayan juga diberikan alternatif lain agar dapat meningkatkan hasil tangkapan ikannya tanpa menggunakan cantrang. Harapannya, semoga para Nelayan dapat kembali beroperasi tanpa harus merusak lingkungan.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Kronologi Perundungan Almarhum Timothy Anugerah dan Masa Hidupnya

Seminggu terakhir jagad dunia maya, baik media sosial maupun media online diramaikan oleh satu nama,…

2 weeks ago

Kabar Akun Pembuat Meme Bahlil dan Yang Merepost akan Ditangkap, Bagaimana Kejelasannya?

Hati-hati bikin seseorang jadi guyonan. Apalagi kalau yang dibikin meme adalah sosok sekelas menteri, seperti…

2 weeks ago

Kasus Pemukulan Penjaga Rumah Zaskia Mecca oleh Diduga Oknum “Anggota”

Makin ramai jalanan, makin besar potensi keributan. Itu pula yang dialami oleh Faisal, karyawan dan…

3 weeks ago

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

1 month ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

1 month ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

1 month ago