in

4 Tradisi Kematian di Pulau Jawa yang Masih Dilakukan Sampai Sekarang

Berbicara soal adat, Jawa adalah daerah yang paling kental dengan itu. Meskipun di salah satu sisinya tergerus modernitas, tapi di bagian lain hal-hal yang berhubungan dengan tradisi masih dijaga sangat apik. Entah itu pernikahan sampai hal-hal yang berhubungan dengan kematian.

Tentang tradisi kematian di Jawa, hal tersebut bisa dibilang unik dan cukup lain jika dibandingkan daerah lainnya. Ya, ketika ritual kematian biasanya cukup seram, tradisi di sini malah sebaliknya. Bahkan beberapa bisa dibilang unik dan menggelitik. Dan berikut ini beberapa ritual kematian ala Jawa yang unik dan masih sangat dipertahankan sampai detik ini.

1. Brobosan

Brobosan [Image Source]
Brobosan adalah suatu upacara yang mayoritas masih dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dunia dan dilakukan oleh sanak keluarga. Disebut dengan brobosan karena cara melakukannya adalah dengan mbrobos atau berjalan menerobos dengan menunduk bagian bawah peti mati atau keranda sebanyak 3 kali yang diawali dari pihak keluarga tertua secara berurutan.

2. Bendera dengan lambang palang hitam atau putih

Bendera dengan lambang palang hitam putih [Image Source]
Bendera berwarna putih dengan gambar palang hitam atau putih adalah sebuah tanda jika ada seseorang meninggal dunia. Rata-rata bendera ini dipasang di depan gang masuk atau jalan di dekat tempat tinggal orang yang meninggal tersebut. Walaupun terkadang juga dilakukan oleh orang-orang di luar Pulau Jawa, namun tanda ini masih sangat marak digunakan di pulau terpadat di Indonesia ini.

3. Meminta sumbangan dari pengguna jalan

Meminta sumbangan di tengah jalan [Image Source]
Walaupun ada juga yang memanfaatkan ‘tradisi’ satu ini, namun tetap saja ketika ada seseorang yang meninggal dunia, tidak jarang sekelompok orang mengibarkan bendera tanda kematian di jalanan dan membawa kardus atau kotak untuk meminta sumbangan berupa uang dari pengguna jalan lainnya. Selain itu, ada juga yang meminta sumbangan kepada pengguna jalan ketika jenazah dibawa menuju tempat pemakaman. Rata-rata banyak pengguna jalan memberikan uang-uang logam kepada orang-orang yang mengiringi jenazah.

4. Pengumuman melalui masjid/musholla

Pengumuman melalui toa masjid [Image Source]
Mungkin sekarang ini sudah jarang dilakukan, terutama di daerah perumahan elit, namun di daerah perkampungan padat atau di pedesaan, pengumuman yang dilakukan menggunakan pengeras suara di masjid atau juga musholla ketika ada seseorang yang meninggal dunia masih kerap didapati. Tujuannya cukup sederhana agar semua orang mengetahui bahwa ada seorang warga yang meninggal dunia dan dapat ikut berbelasungkawa atau juga melawat ke tempat tinggal orang yang bersangkutan.

Brobosan mungkin khas Jawa ya, tapi untuk yang lainnya mungkin di daerah lain juga dilakukan. Beberapa tradisi seperti meminta sumbangan kadang jadi polemik, tapi itu semua kembali kepada niat. Biasanya, sumbangan memang untuk keluarga si jenazah biar bisa membantu meringankan beban. Tapi, kadang dimanfaatkan untuk hal-hal lain.

Written by Laila Prasetia

Leave a Reply

Sumur Soeharto, Petilasan Sang Penguasa Orde Baru yang Dipercaya Bisa Bikin Sukses

10 Muslim Ini Dianugerahi Penghargaan Nobel Atas Kontribusi Besarnya Terhadap Umat Manusia