in

Mengenal Suku San, Pemburu dengan Panah Beracun Mematikan Sekaligus Penjinak Cheetah

Peliharaan suku San [image source]

Mungkin kamu tidak asing dengan sebuah film yang berjudul “Good Must be Crazy”. Ya, film jenaka itu mengisahkan tentang kepolosan seorang suku dari gurun sahara. Mulai awal hingga akhir film, kita tidak bisa berhenti dibuat tertawa oleh tingkah kocak para tokohnya. Kalau kamu bertanya apakah film ini rekaan, jawabannya jelas iya. Tapi kalau untuk sukunya sendiri ternyata tidak.

Ya, orang-orang suku Afrika di film tersebut ternyata benar ada. Tapi di dunia nyata mereka sama sekali berbeda. Alih-alih bertingkah konyol, mereka justru sangat garang. Mereka dikenal sebagai pemburu handal serta mampu menaklukkan hewan buas sebagai peliharaan. Cukup sangar bukan? Berikut ini fakta-fakta tentang suku bernama San tersebut yang akan membuatmu terkagum-kagum.

Hidup di gurun Kalahari Namibia

Hidup di Kalahari [image source]
Suku San sangat jauh dari peradaban maju, mereka lebih memilih untung tinggal di sekitaran gurun Kalahari. Mereka adalah seorang pemburu, pencari tanaman serta umbi-umbian. Hidup di dunia yang keras membuat mereka memiliki insting dan keahlian yang lihai dalam berburu. Suku ini juga dikenal dengan nama suku Busmen atau Basarwa. Suku ini dianggap telah lama di sana, hal itu  dibuktikan dengan adanya gambar-gambar lukisan suku San yang diperkirakan sudah ada sejak 27.000 SM.

Insting bertahan di alam liar yang kuat

insting alam liar [image source]
Suku San harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, mereka mengembangkan keahlian-keahlian untuk membantu mereka. Hanya melalui bau dan bentuk, suku San dapat membedakan 300 jenis tanaman yang berbeda. Nantinya tanaman tersebut akan digunakan untuk makanan atau obat-obatan bagi mereka. Saat ada orang yang sakit, suku San mempunyai cara unik untuk mengobatinya, yaitu dengan beberapa jenis kaktus yang mempunyai khasiat menyembuhkan. Karena kondisi gurun yang jarang hujan, suku ini mengumpulkan tanaman-tanaman yang banyak menyimpan air dan kemudian mereka gunakan untuk minum.

Para pembunuh handal dengan panah beracun

Racun larva kumbang

Karena hidup di daerah yang tidak memiliki kelimpahan makanan, suku San harus berburu untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dan tidak tanggung-tanggung, hewan buruan mereka adalah kelas berat macam Rusa dan Anthelope. Namun suku tidak secara rakus berburu, karena mereka hanya melakukannya untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Karena pada dasarnya suku San sangat menghargai alam dan tidak mau melakukan hal yang dapat merusak ekosistem. Uniknya mereka berburu menggunakan sebuah panah beracun yang mematikan. Racun suku San diperoleh dari seekor serangga yang hidup di dalam tanah. Bila sekali saja terkena racun ini, maka buruan bakal lumpuh dalam waktu yang cukup lama.

Si cantik Aiko, peliharaan suku San

Peliharaan suku San [image source]
Bukan kucing ataupun anjing, namun yang bernama Aiko ini adalah seekor cheetah. Aiko kecil terlantar karena induknya mati, namun beberapa orang suku San menemukannya. Akhirnya cheetah malang ini dibesarkan di sekitar wilayah milik suku San. Anggota suku ini sangat peduli pada alam, sehingga mereka tidak tega melihat seekor anak cheetah terlantar. Lama-kelamaan Aiko menjadi besar dan tumbuh dewasa seperti saat ini. Namun jangan bayangkan kalau Aiko dipelihara seperti kucing dan anjing rumahan, pasalnya dia dilepaskan di sekitar guru Kalahari. Meskipun liar dan bisa saja membunuh para suku San, Aiko sangat akrab dengan mereka. Bagi suku San, Aiko adalah sahabat, bukan peliharaan. Namun uniknya, Aiko dan suku San sering melakukan perburuan bersama layaknya sudah menjadi satu kelompok.

Suku San memang hebat, kemampuannya bertahan hidup di alam serta menjinakkan hewan buas sangat luar biasa. Di satu sisi mungkin mereka tak melek teknologi, tapi gara-gara itu insting dan kehandalannya tak bisa ditiru banyak orang. Sekarang ini Suku San masih ada dan terus bergelut dengan kehidupan kerasnya.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Bripka Nurlana, Rela Menjual Kebun Jagung Demi Membangun Masjid dan Membantu Lansia

Hati-hati, 5 Zat Ini Lebih Berbahaya dari Air Keras Jika Tersentuh Kulit