in

Venezuela, Negara Banjir Minyak yang Rakyatnya Hidup Sengsara

Kita tahu pasti kenapa Arab Saudi begitu berjaya perekonomiannya. Kita juga tak perlu banyak mikir ketika ditanya kenapa Qatar bisa jadi negara paling makmur sedunia. Ya, jawabannya tak lain adalah lantaran keduanya punya banyak sekali si emas hitam alias minyak Bumi. Tanpa jutaan galon minyak yang dimiliki, mungkin dua negara kaya ini sama miskinnya seperti Burundi atau Republik Afrika Tengah yang jadi juru kunci daftar negara terkaya. Minyak memang bisa mengubah segalanya, tapi hal ini tak sepenuhnya benar juga. Bukti yang paling kongkrit soal ini adalah Venezuela.

Bukan rahasia lagi kalau negara pencetak Miss Universe terbanyak ini adalah salah satu pemilik kandungan minyak Bumi terbanyak di dunia. Bahkan konon jumlahnya mengalahkan Arab Saudi, yang tiap harinya mampu dipompa jutaan barel. Tapi, meskipun seperti ini, kehidupan di sana sangat bertolak belakangan dengan Qatar maupun Saudi. Alih-alih penduduknya punya Ferrari semua, masyarakat Venezuela justru hidup terseok-seok. Jangankan bermewah-mewah, menghidupi diri sendiri saja susahnya minta ampun.

Venezuela banjir minyak, tapi hal tersebut tidak membuatnya seperti Arab dan Qatar. Justru diperkirakan kalau nantinya negara satu ini bakal mengalami banyak goncangan yang bisa membuatnya kolaps.

Inflasi Gila Venezuela Bikin Rakyat Sengsara

IMF baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengerikan soal perekonomian Venezuela. Mereka mengatakan jika negara satu ini mengalami inflasi sampai 500 persen dan bahkan di tahun depan angkanya naik drastis menjadi 1.642 persen. Makanya, tak heran kalau belakangan cukup ramai pemberitaan soal warga Venezuela yang mulai kesusahan memenuhi kebutuhan hidup.

Pasar gelap di Venezuela [Image Source]
Pasar gelap di Venezuela [Image Source]
Inflasi gila membuat barang-barang menjadi langka keberadaannya. Bahkan untuk yang pokok sekalipun seperti tepung, gula, dan lain sebagainya. Untuk mengatasi ini, orang-orang Venezuela terpaksa mengambil risiko dengan membelinya di pasar gelap yang meskipun selalu ada tapi jumlahnya juga sangat terbatas. Belum lagi harganya yang benar-benar gila. Kondisi ini diperkirakan akan bertahan sampai beberapa waktu ke depan.

Ketika Gaji Sebulan Hanya Cukup untuk Beras Tiga Kilo

Dengan kondisi barang yang jarang-jarang ada seperti ini, warga Venezuela mau tak mau harus membelinya di pasar gelap. Namun, harga di sana dipatok sangat mahal dan tidak rasional. Tidak dua atau tiga kali lipat melainkan hampir 100 kali lipat!

Harga barang sangat mahal [Image Source]
Harga barang sangat mahal [Image Source]
Seorang warga mengaku jika ia menghabiskan seluruh gajinya sebesar 20 ribu Bolivar atau sekitar Rp. 26 juta hanya untuk sekitar 3 kilo beras saja. Benar-benar gila! Hal yang sama juga dialami oleh seorang warga lain yang harus rela membeli pasta dengan harga Rp 3,3 juta per kilogram serta susu yang dipatok harga Rp. 9,2 juta.

Bolivar Akan Menyusul Dollar Zimbabwe

Kekacauan ekonomi yang terjadi di Venezuela, perlahan membuat mata uang negara itu mulai tak ada harganya lagi. Bahkan beberapa waktu lalu ada kejadian menghebohkan yang jadi bukti kuat kalau Bolivar memang tak lagi berharga. Ya, kejadian ini adalah tentang uang Bolivar yang dipakai bungkus makanan ringan pinggir jalan. Sangat menyedihkan.

Bolivar dipakai bungkus kue [Image Source]
Bolivar dipakai bungkus kue [Image Source]
Sulit rasanya Bolivar naik value-nya kalau ekonomi negeri ini masih kacau. Bahkan diduga kalau keadaannya tetap atau bahkan lebih buruk, Bolivar akan bernasib sama seperti Dollar Zimbabwe yang gila itu. Bisa jadi juga orang-orang Venezuela pun akan meninggalkan uang mereka dan mulai memakai barter, seperti apa yang memang mereka lakukan hari ini.

Barter Jadi Solusi Ketika Uang Tak Ada Harganya Lagi

Sangat ketinggalan zaman kalau seseorang memakai barter hari ini ketika sistem uang sudah sedemikian canggih dan menjawab berbagai masalah. Tapi, bagaimana jika uang tersebut sendiri yang bermasalah? Bagi warga Venezuela yang tengah merasakan hal itu, tak ada solusi lain selain kembali ke sistem barter yang tradisional.

Barter tissue dengan bahan makanan [Image Source]
Barter tissue dengan bahan makanan [Image Source]
Kantor berita AFP mengatakan jika memang benar di Venezuela sistem barter tengah marak. Tak jauh berbeda dari barter yang kita tahu, penduduk di sana saling bertukar barang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Misalnya seperti popok ditukar pasta, gula dengan susu dan lain sebagainya. Barter ini sendiri sebenarnya tidak terlalu kuno karena penduduk Venezuela bertransaksinya menggunakan media chat seperti Whatsapp.

Prihatin kalau melihat nasib Venezuela yang sekarang ini. Mereka sebenarnya sangat kaya, tapi warganya hidup dalam kesusahan. Entah apa yang terjadi, padahal dengan kondisi yang sama Qatar dan Saudi bisa begitu jumawa perekonomiannya. Sempat warga Venezuela mendesak pergantian presiden. Tapi, wacana ini ditentang karena hal tersebut takkan mengubah apa pun dan malah menghabiskan banyak biaya.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Karena Menjadi Pahlawan Tidak Melulu Harus Terjun ke Medan Perang

Manusia Membuat Koloni di Luar Angkasa? Bisa, Ini Caranya!