in

Rochmat Tri Marwoto, Anggota Brimob yang Sekolahkan Puluhan Anak Asuh Sambil Jual HP Bekas

Rochmat Tri Marwoto [image source]

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk berbuat kebaikan menolong sesama. Salah satunya seperti yang dilakukan Brigadir Polisi Rochmat Tri Marwoto. Anggota Brimob Detasemen C Satbrimob Polda Jawa Timur ini namanya sudah tak asing lagi di kalangan masyarakat Madiun. Hal tersebut dikarenakan keputusan sang anggota polisi untuk membantu anak-anak kurang mampu yang kemudian diasuhnya demi memperoleh pendidikan tinggi.

Bukan hal yang mudah sebenarnya untuk seorang anggota polisi dengan gaji pas-pasan dan harus membiayai kebutuhan hidup anak asuhnya. Namun dengan niat yang tulus serta dukungan dari istri, Rochmat Tri Marwoto sudah membuktikan bahwa dia mampu dan berhasil.

Brigadir Rochmat berjanji membantu pendidikan anak lain

Sebelum menjalankan tugas di Jawa Timur, Brigadir Rochmat diberi tanggung jawab berdinas di Jakarta. Karena sadar bahwa pendidikan itu adalah hal penting, kemudian polisi ini memutuskan untuk berkuliah di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia. Namun gajinya sebagai polisi waktu itu belum bisa menutupi segala kebutuhan hidupnya, belum lagi dia sudah berkeluarga. Akhirnya Pak Rochmat memutuskan untuk bekerja sambilan sebagai tukang ojek mulai dari sore hari setelah dinas polisi sampai malam hari.

Anak asuh brigadir Rochmat [image source]
Dari situlah kemudian dia sadar dan langsung merasakan bahwa betapa menuntut ilmu itu butuh biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu kemudian dia berjanji pada diri sendiri untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung ketika sudah merasa mampu atau istilahnya saat gajinya sudah cukup digunakan makan dua piring. Dan beruntungnya Brigadir Rochmat karena ternyata sang istri juga memiliki pemikiran yang serupa.

Menerima anak asuh pertamanya di 2007

Saat dia dan istri sudah kembali pindah ke Jawa Timur, sesekali keluarga kecilnya ini menyempatkan untuk mengunjungi kerabat. Pada 2007 Rochmat dan istri berkesempatan mengunjungi seorang kawan di daerah Pacitan. Di sana pasangan ini mendengar cerita bahwa ada satu anak miskin yang tinggal bersama neneknya dan sulit untuk makan sehari-hari. Bahkan sang nenek sering merebus batu hanya untuk menghibur si anak SD yang sudah ingin makan.

Rochmat Tri Marwoto [image source]
Mendengar berita itu kemudian Rochmat mengajak istri membawa serta anak bernama Ketut itu untuk mereka sekolahkan di Madiun, karena dia juga ingat akan janjinya di tahun 2002 silam. Meskipun kala itu penghasilan Rochmat hanya sekitar Rp 1 juta dan harus menghidupi istri beserta satu orang anak kandung. Sejak saat itulah semakin banyak saja anak-anak yang diasuhnya di rumah. Berawal dari Ketut dan sekarang jumlah keseluruhan sudah mencapai kurang lebih 54 anak yang menempati rumahnya di Madiun.

Jual HP bekas agar dapat uang tambahan

Untuk mendapatkan uang tambahan, Brigadir Rochmat membuka toko pulsa dan HP di rumahnya di Madiun. Ketika bertugas di Surabaya, dia selalu menyempatkan untuk pulang kampung di akhir pekan demi memenuhi toko tersebut. Saat bertugas dalam satu minggu dia juga menyisihkan uang hasilnya melakukan pengawalan untuk kemudian dibelikan HP bekas sebelum dibawa pulang. Awalnya bisnis ini tentu saja sepi peminat, tapi atas kegigihan dan sikap pantang menyerah dari suami istri ini pelanggan mereka semakin banyak dan uang untuk membesarkan anak asuh pun bertambah.

Brigadir Marwoto [image source]
Toko pulsa Rochmat dan istri juga terkenal laris sampai-sampai mereka memperoleh penghargaan kategori penjualan terbesar se Jawa Timur dari salah satu provider. Selain itu Brigadir Rochmat juga mencari kerja sambilan lain sebagai pengajar ekstrakurikuler di berbagai sekolah. Mulai dari pengajar paskibraka, pramuka, palang merah remaja, sampai OSIS dia lakoni tak peduli jadwal padat demi memberikan pemasukan tambahan untuk istri dan anak-anaknya.

Brigadir Rochmat mendidik anaknya dengan luwes sampai mereka berhasil

Polisi ini tidak hanya membiayai anak-anak asuhnya bersekolah, tetapi juga mendukung minat mereka dengan mengikutkan berbagai kegiatan tambahan. Misalnya saja untuk mereka yang tertarik dengan kesenian tradisional akan diikutkan pelatihan karawitan, sementara untuk yang suka bela diri akan dia ajarkan di rumah. Rochmat mengaku bahwa dirinya tidak mendidik mereka dengan sangat ketat apalagi masalah pergaulan. Sah-sah saja bila anaknya ingin dekat dengan lawan jenis, asalkan tidak main ke luar rumah karena bagaimana pun sang bapak lah yang harus bertanggung jawab.

Brigadir Rochmat [image source]
Sementara itu anak-anak asuh yang berada di rumahnya terdiri dari mereka yang sedang duduk di bangku TK sampai kuliah. Bahkan ada pula anak-anaknya yang berhasil menjadi pegawai bank, kepala sekolah, bahkan polisi seperti dirinya. Satu hal penting yang memang selalu ditanamkan Brigadir Rochmat pada anak-anaknya adalah bahwa sukses itu tidak melulu milik orang kaya. Siapapun berhak untuk meraih kesuksesan.

Bukan tidak sulit bagi Brigadir Rochmat mengasuh anak-anak tersebut apalagi saat kondisi keuangannya bisa dikatakan pas-pasan. Namun satu hal yang selama ini sudah menjadi prinsip polisi ini adalah “matematika Allah itu berbeda dengan matematika manusia.” Oleh karena itu sampai sekarang dia masih ingin melanjutkan apa yang sudah dia mulai dengan sang istri.

Written by Faradina

Leave a Reply

5 Pasar Gelap Online Paling Berbahaya di Mana Seseorang Bisa Pesan Organ Tubuh Sampai Narkoba

5 Negara yang Kesengsem dengan Senjata Produksi Indonesia